Pandemi Covid-19 telah melanda berbagai penjuru dunia sejak akhir 2019 lalu hingga saat ini. Badai pandemi telah menyasar berbagai sektor kehidupan, mulai dari kesehatan, ekonomi, pariwisata, hingga dunia pendidikan.
Sejak bulan Maret 2020, dunia pendidikan di tanah air terpaksa memberlakukan sistem Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) guna mencegah penyebaran Virus Corona penyebab penyakit Covid-19. Pemberlakuan PJJ hingga saat ini, berdampak kepada penyesuain kegiatan pembelajaran di sekolah yang harus mengikuti Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB).
Salah satu kegiatan di sekolah dan dunia pendidikan secara umum yang mengalami penyesuaian adalah peringatan Hari Guru Nasional tahun 2020. Peringatan Hari Guru nasional tahun 2020 yang mengambil tema : “Bangkitkan Semangat, Wujudkan Merdeka Belajar”, terpaksa dilaksanakan secara terbatas mengikuti protokol kesehatan dan berlangsung secara virtual. Perlu diketahui bahwa tanggal 25 November ditetapkan sebagai Hari Guru Nasional melalui Keputusan Presiden Republik Indonesia (Kepres RI) No. 78 tahun 1994. Dipilihnya tanggal 25 November sebagai Hari Guru Nasional, karena pada 24-25 November 1945 telah dilaksanakan kongres organisasi guru se-Indonesia yang kemudian melahirkan organisasi Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI).
SMA Putra Bangsa Depok, sebagai institusi pendidikan yang sudah berdiri sejak tahun 1990, kembali merayakan Hari Guru Nasional dan HUT PGRI yang ke-75 tepat pada hari Rabu, 25 November 2020. Kegiatan melibatkan seluruh warga sekolah, mulai dari Kepala Sekolah, para Wakil Kepala Sekolah, para pembina, dewan guru, tenaga kependidikan, sampai security dan office boy.
Kegiatan dimulai pada pukul 07.45 WIB dengan pembawa acara Rizky Irfin dan Anya Sabrina, keduanya merupakan peserta didik kelas XI IPS 3. Setelah kegitan dibuka oleh pembawa acara, kegiatan kedua berupa acara do’a bersama, yang dikhususkan untuk mendo’akan para guru yang telah kembali keharibaan-Nya. Termasuk di antaranya Almarhum H. Nalim Neih,MM selaku pendiri Yayasan Pendidikan Putra Bangsa Depok dan Almarhum Herum Budiawan,S.Pd yang telah mengabdikan hidupnya sebagai guru sekaligus Wakil Kepala Sekolah di SMA Putra Banga sampai akhir hayatnya. Kegiatan do’a bersama ini dipimpin oleh Ustadz M. Abdul Naser,S.PdI, seorang guru Pendidikan Agama Islam yang telah mengabdi di SMA Putra Bangsa lebih dari 20 tahun.
Setelah do’a bersama selesai dipanjatkan, acara selanjutnya adalah sambutan-sambutan. Sambutan pertama disampaikan oleh Natayya Resyafahira Putri, selaku perwakilan siswa. Dalam sambutannya, Natayya menyampaikan harapannya agar guru-guru di SMA Putra Bangsa senantiasa diberikan kesabaran dalam mendidik para siswa dan juga selalu diberi kesehatan oleh Allah SWT. Sambutan kedua disampaikan oleh Lina Hery Astuty,S.Pd, selaku ketua pelaksana peringatan Hari Guru Nasional (HGN) SMA Putra Bangsa. Dalam sambutannya, Bu Lina menyampaikan maksud dan tujuan diselenggarakannya peringatan Hari Guru Nasional (HGN) SMA Putra Bangsa. Salah satu tujuannya adalah untuk menciptakan ikatan batin antara guru dan seluruh peserta didik serta menumbuhkan kesadaran kepada masyarakat (orang tua) akan peran penting guru dalam usaha mencerdaskan kehidupan bangsa. Dalam sambutannya, Bu Lina juga menyampaikan ekspektasinya kepada para peserta didik agar mengikuti acara ini sampai tuntas, dan membuat resume dari kegiatan Hari Guru Nasional SMA Putra Bangsa yang nantinya dikumpulkan kepada wali kelas masing-masing. Beliau juga mengutip perkataan Kihajar Dewantara, “Setiap orang adalah guru, dan setiap rumah adalah sekolah”. Perkataan Kihajar Dewantara ini sangat relevan di tengah kondisi saat ini, di mana setiap orang, khususnya orang tua dapat berperan sebagai guru bagi anak-anaknya di rumah, sementara itu rumah dapat berfungsi sebagai sekolah, tempat di mana setiap anak dapat tetap belajar memenuhi kebutuhan mereka akan pendidikan.
Setelah sambutan dari ketua pelaksana, sambutan berikutnya disampaikan oleh Bapak Karyono,S.E selaku kepala SMA Putra Bangsa Depok. Banyak hal yang disampaikan Pak Karyono dalam sambutannya. Beliau menyampaikan bahwa tugas guru merupakan tugas yang berat namun mulia. Dikatakan mulia karena mendidik dan mengajar merupakan pekerjaan yang bernilai jariyah karena pahalanya akan tetap mengalir walaupun sang guru telah tiada. Berkat jerih payah seorang guru, maka dapat melahirkan ribuan orang hebat, sehingga pantas jika guru dikatakan sebagai pahlawan, walaupun tanpa dilekati dengan embel-embel bintang jasa dan sebagainya.
Dalam sambutannya, sebagai kepala sekolah beliau juga menyampaikan bahwa banyak hikmah yang dapat dipetik dalam kondisi pandemi yang mengharuskan pembelajaran dilaksanakan secara jarak jauh, di antaranya adalah percepatan penguasaan teknologi baik oleh siswa maupun guru. Setiap insan pendidikan harus bisa beradaptasi di tengah kemajuan tekonologi saat ini. Namun, perlu disadari bahwa kemajuan teknologi pada dasarnya tidak dapat menggantikan sepenuhnya peran guru dalam penanaman nilai-nilai karakter dan budi pekerti. Di sinilah dibutuhkan hubungan yang erat antar orang tua dan guru agar mampu bersinergi dalam mewujudkan insan yang berkarakter, memiliki prestasi dan berbudaya serta memiliki kepedulian terhadap lingkungan.
Tema Hari Guru Nasional 2020 juga menjadi sorotan beliau. Setiap guru harus tetap semangat dalam mengadikan diri dalam upaya mencerdasan kehidupan bangsa. Selain itu seorang guru juga dituntut mampu memahami makna dari “Merdeka Belajar”. Merdeka Belajar harus dipahami sebagai upaya guru dalam menciptakan pembelajaran yang menyenangkan, penuh inovasi dan kreatifitas. Sehingga pada akhirnya akan melahirkan para peserta didik yang juga memiliki semangat belajar yang tinggi dan penuh inovasi dan kreatifitas. Para peserta didik yang memiliki sikap kerja keras, belajar secara tuntas, dan mandiri, bukan peserta didik yang cengeng, inilah arti sebenarnya dari generasi millenial.
Beliau juga menyampaikan, bahwa di era disrupsi ini, guru bukan lagi sebagai agent of knowledge . Saat ini sudah banyak informasi bertebaran di jagad maya, baik yang sifatnya positif maupun negatif. Guru bukan lagi sebagai satu-satunya sumber informasi, tetapi peran guru tetap diperlukan sebagai fasilitator dalam mengarahkan dan membimbing peserta didik agar mereka dapat menemukan manfaat dan tujuan belajar yang mereka lakukan.
Kegiatan peringatatan Hari Guru Nasional di SMA Putra Bangsa juga diisi dengan sejumlah persembahan dari siswa, di antaranya pembacaan puisi dan lagu. Zenita Cahyani ,siswa kelas X IPS 4, begitu menyentuh dalam membacakan puisinya yang bertemakan tentang guru, sehingga membuat para guru yang hadir terharu. Selain puisi dan lagu, para guru juga mendapat persembahan berupa video pendek yang berisi ucapan Hari Guru dari seluruh kelas. Sungguh persembahan yang membanggakan di tengah kondisi belum adanya pembelajaran tatap muka saat ini.
Para siswa, di bawah koordinasi pengurus OSIS, juga membuat acara penghargaan bagi para guru dengan kriteria tertentu versi mereka. Ada beberapa kriteria guru versi mereka, di antaranya guru terajin, guru terapih, dan guru terhumble. Untuk guru terajin adalah Eka Sulastarih,A.Md, guru terapih adalah Puri Retno Mutia,S.Pd, dan guru terhumble adalah Sayfudin Zuhaeri,S.Pd . Semua ini menambah keseruan acara peringatan Hari Guru Nasioanal SMA Putra Bangsa, meskipun diadakan secara sederthana dan terbatas.
Sementara itu, di momentum yang berbahagia ini pula, pihak sekolah memberikan penghargaan kepada para guru yang telah mengabdikan dirinya lebih dari 10 tahun. Di antara guru-guru tersebut adalah A. Supriati,S.Pd, Drs Slamet Wahyani, Dra Umi Hartati, M. Abdul Naser,S.PdI, Agustin Mulyati, S.Pd, Sri Lestari,S.Pd, Nurhasan,S.Ag,M.Pd, Sevi Er Irawaty,S.E, Lina Hery Astuty, dan penulis sendiri.
Kegiatan peringatan Hari Guru Nasional SMA Putra Bangsa diakhiri dengan pembacaan do’a penutup oleh Didin Abdul Majid,S.Pd, seorang guru tahfizh di SMA Putra Bangsa tepat pada pukul 10.30 WIB.
Semoga peringatan Hari Guru Nasional 2020, khususnya di SMA Putra Bangsa tidak berhenti hanya sebagai sebuah seremonial belaka. Namun, dapat menyentuh hakikat tujuan dan tema dari acara tersebut, “Bangkitkan Semangat, Wujudkan Merdeka Belajar”. Semoga.***