KMAA#4 : Berbanding Terbalik Part 4

Lelaki itu pun membuka gerbang sedikit lebar dan menyuruh Aisyah menunggu di teras. Sementara ia berlalu menemui tuannya. Aisyah memarkir sepedanya di pinggir halaman agar tidak menghalangi seandainya ada mobil yang datang.

Rumah dengan pekarangan luas, memiliki  halaman luas yang dipenuh dengan bunga serta rumput hijau yang tertata rapi membuat mata terasa sejuk saat melihatnya. Beberapa anggrek tampak meliuk di permukaan kayu. Harum semerbak bunga melati sudah tercium sejak memasuki halaman rumah.

Aisyah menghela napas panjang, sambil merapikan baju dan jilbabnya. Gadis itu berdiri di pojok teras.

Seorang wanita berkulit putih bersih, rambut sebahu, wajah yang sudah di poles dengan make up dan menggunakan baju terusan sepanjang lutut keluar dari pintu, diiringi pak satpam.

“Gadis ini yang ingin bertemu ibu,” ucap lelaki tersebut.

Alisnya berkerut, matanya menyipit , bibirnya sedikit terbuka. Wanita itu sedikit heran, maklum dia belum pernah bertemu dengan Aisyah sebelumnya.

“Siapa yaa”?

“Alamat ini diberikan oleh teman saya di kampus kemarin. Saya diminta datang untuk memberikan les private.” Ucap Aisyah sambil menyodorkan kertas yang diterimanya kemarin.

“Oh, yaa…

Saya jadi ingat. Saya memang meminta tolong kepada Jodi untuk mencari guru les private untuk Parhan, putra saya yang masih duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama.” Jawabnya.

Napas Aisyah jadi plong, kerutan di wajahnya jadi mengendur setelah tadi sempat tegang.

“Saya Aisyah,” ucap gadis itu memperkenalkan diri sambil badannya sedikit membungkuk memberi hormat, sembari mengulurkan tangannya untuk bersalaman.
“Oh, Saya Nely, ibunya Parhan. Mari, silahkan masuk”  sembari Bu Nely membuka pintu lebih lebar, agar memudahkan tamunya masuk.

Aisyah mengikuti dari belakang dan langsung duduk di sofa setelah dipersilahkan duduk oleh pemilik rumah.

“Nak Aisyah mau minum apa, teh atau Sirup,” ucap Bu Nely menawarkan.

“Tidak perlu repot-repot Bu.” Sahut Aisyah.

Tawaran Bu Nely membuat Aisyah merasa tidak enak, dia berusaha menolak tapi tetap saja wanita paruh baya itu ingin memperlakukan tamunya dengan baik sehingga dia pun berlalu meninggalkan Aisyah.

Gadis berwajah manis itu mengedarkan pandangannya mengamati rumah besar bergaya modern klasik yang dimasukinya. Keseluruhan rumah itu berwarna biru muda, berlantai dua. Di dinding dipajang beberapa foto keluarga dan lukisan. 

Ruang tamu dihiasi berbagai pajangan mewah. Beberapa guci, dan barang antik berjejer di atas meja. Diujung kamar tampak kolam renang yang tembus pandang karena dinding pembatasnya terbuat dari kaca.

Saat Aisyah sedang asyik memperhatikan seluruh bagian rumah. Tanpa disadari seorang laki-laki nyelonong masuk tanpa mengucapkan salam terlebih dahulu, dan Langsung mengeluarkan kalimat yang kurang enak di dengar.
“Hey…, siapa yang menyuruhmu masuk dan memarkir sepeda di jalan sehingga membuat mobilku tidak bisa lewat?”

Aisyah menoleh ke arah suara di belakangnya. Pertanyaan laki-laki itu membuat Aisyah semakin tidak enak hati, ada perih dihatinya, tapi dia coba tetap berlaku seperti biasa.

Laki-laki dengan perawakan tinggi mencapai 175 cm, berkulit putih bersih, dengan rambut gondrong, menggunakan kaos putih dengan celana jeans sambil membawa tas ransel dipunggungnya berdiri tepat di samping  Aisyah yang sedang duduk
“Saya Aisyah, yang akan mengajar les privat di sini?” Jawabnya dan langsung berdiri untuk memperkenalkan diri sambil mengulurkan tangan.

Laki-laki tadi langsung menepis tangan Aisyah, seperti layaknya orang yang tidak sudi berkenalan. (Bersambung)

Tinggalkan Balasan