SILATURAHMI CINTA TERURAI (1)

Cerpen, Fiksiana131 Dilihat

Ijab qabul atas namaku, terucap mantap keluar dari bibir Bang Satya.

“Sah.” Koor suara terdengar

Bukan hanya saksi yang mengatakan sah tapi seluruh yang menghadiri pernikahanku mengucapkannya.

Ada rasa yang bercampur aduk sekarang aku rasarakan, rasa lega karena tidak ada sedikitpun keraguan dari ucapan Bang Satya, ada rasa haru ketika menyadari bahawa saat ini statusku bukan lagi anak Ayah tapi istri dari suamiku.

Rasa takut, karena mulai hari ini aku harus bisa menjadi istri yang bertanggung jawab, bukan anak Emak yang selalu manja.

Rasa sedih, karena sepekan dari sekarang aku akan meninggalkan rumah orangtuaku untuk menjadi ratu di rumahku sendiri, tidak lagi menjadi tuan putri di rumah Ayah.

***

Lamunanku terganggu dengan tarikkan kecil diujung bajuku.

Menatap netra yang bening, tersenyum dalam sedih karena dirinya yang saat ini menjadi penyelamat hidupku saat ini.

“Ayah tidak pulang lagi Nda?” ucapan yang sangat mengiris hatiku.

“Ayah masih kerja, nanti kita video call Ayah ya sayang.” Ucapku untuk menenangkan buah hatiku yang sekarang gelap.

Tanganku tak lincah ketika menekan tuts HP, tidak seperti dulu tangan ini sangat lincah ketika menekan nomor HP Bang Satya hanya untuk mengatakan bahwa aku merindukannya.

“Rindu baru juga setengah hari, Sayang.” Kata – kata yang selalu membuatku tersipu malu mendengarnya.

Sampai dengan deringan terakhir tidak ada jawaban.

“Maaf Abang lagi rapat, biasanya kalimat pengantar ketika Bang Satya terlambat mengangkat panggilanku.

Tak menghitung waktu lama, pasti panggilanku yang tak terjawab atas panggilanku Bang Satya akan menelepon balik.

Tapi sekarang, sampai dua atau tiga hari aku menelepon lagi barulah ada jawaban dari Bang Satya.

“Sayang, Ayah lagi sibuk sudah tiga kali Bunda menelepon tapi tidak diangkat.” Ucapku sambil memperlihatkan HP – ku kepada buah hatiku.

Tekukkan dimuka yang lucu itu terlihat jelas, rasa kecewa tidak lepas dari mata beningnya.

Jangan sampai mata bening itu mengeluarkan air bening. Akan aku kutuk Bang Satya atas setiap tetes air bening yang keluar dari buah hatiku.(Bersambung)