Catatan Lanjutan Lebaran Pertama 1445 H

 

Assalamualaikum gema suara setelah sampai di rumah Bunda, janji sebelum lebaran lewat chat keluarga seharusnya kami berkumpul di rumah Bunda ketika jam menunjukkan angka pada pukul 10 pagi tapi karena pada jam yang sama, suami ada kegiatan yang tidak bisa ditinggalkan akhirnya keluarga kami menyambangi rumah Bunda pada pukul 9 pagi.

Eman  bersaudara, pagi lebaran ini hanya bisa lima yang berkumpul bersama suami/istri serta anak dan cucu.

Selamat lebaran mohon maaf lahir bathin untuk satu saudaraku yang jauh dimata dekat di hati.

Ya, adik nomor tiga tinggal jauh di rantau orang mengikuti suami yang berada di Negara sakura Jepang.

Sambil menunggu ke empat adikku, kami sekeluarga suami, anak/menantu, serta cucu memohon ampun kepada Bunda atas segala kesalahan serta silaf yang selama ini mungkin tak disengaja maupun disengaja terkeluar dari lisan mapun perbuatan.

Suasana lebaran tambah meriah dengan satu persatu adik beradik datang, setelah tradisi meminta maaf dilanjutkan dengan mencicipi juadah yang sudah dibuat oleh Bunda.

Gerimis masih betah menemani pagi lebaran kami, tidak ingin menunda waktu jika diikutkan gerimis tak akan berhenti.

Dengan berpayung  kami anak keluarga besar Almarhum Amiruddin Maliki (Ayahnda kami) menuju satu kerabat tertua yang hanya tinggal satu, yaitu Tok Usu yang tidak  jauh rumanhnya dari kediaman Bunda.

Dengan berpayung ria kami menuju tempat Tok Usu, memperkenalkan diri dengan menyebut nama, maklum sudah tua sehingga mata Tok Usu sudah tidak awas lagi jadi untuk mengingat anak cucunya dengan kami menyebutkan nama kami serta anak siapa.

Setelah berbasa basi dalam silaturahmi kami keluarga besar Almarhum Amiruddin Maliki melanjutkan perjalanan ke rumah Adik kami yang ke tiga, Nuraini AZ.

Mengingat dan menimbang biasanya setelah dari rumah Bunda dan tetua adalah rumah kami sebagai anak pertama tapi tahun ini, dikarenakan suami ada tugas jam sepuluh saya terpaksa menumpang kendaraan adik ke tiga.

Setelah disusun rute perjalanan agar efesien dan efektif, silaturahmi dulu ke rumah adik nomor tiga.

Keseruan lebaran terasa  dengan berbagai rezeki yang di sebut THR untuk ponaan dan cucu.

suasana silaturahmi berlebaran kami bertambah dengan diadakannya game untuk menambah THR dari keluarga adik kami nomor tiga.

Bagi ponaan dan cucu yang bisa menebak dengan benar game yang dipermainkan maka akan mendapatkan tambahan THR sebesar sepuluh ribu rupiah.

Kami yang dewasa alias tua tentu menjadi penyemangat untuk yang muda, sorak sorai canda tawa terdengar.

Setelah lelah bermain kami disunguhi lontong daun yang menjadi menu utama setiap tahun dirumah adik nomor tiga tidak lupa daging bumbu bali serta gulai bebek.

Suasana ceria dari pagi menjelang siang kami tutup dengan sholat zuhur di rumah adik nomor tiga dan melanjutkan perjalanan kerumah kami di wonosari.

Untuk rumah kami, tersedia ketupak, dan rendang daging, serta kalio ayam kampung serta keripik ubi pedas.

Sementara camilan seperti biasanya orang lebaran, beraneka kue kering yang sudah tersaji cantik dalam toples untuk menjamu tamu yang bertandang.

Jangan dipikir setelah makan berat di rumah adik nomor tiga tidak ada yang menjamu selera di rumah kami, yang namanya lebaran menu yang berbeda setiap rumah yang dikunjungi tentu menarik minak untuk mencicipi, tidak banyak sedikit jadilah makannya, kata kami orang melayu.

Perjalanan berlanjut kerumah adik nomor dua, dirumahnya kami dijamu dengan opor yang dimakan dengan tupat dan bumbu pecal.

Maklum ipar kami ini dari jawa sehingga tidak seperti kami orang melayu yang membuat rendang atau gulai kalio setiap lebaran.

Setiap rumah kami patok duduk bersilaturahmi sambil berbincang selama satu jam, maklum saja ajang silaturhami keluarga walaupun pada tanah yang sama tapi karena kesibukan masing – masing jadi jarang bertemu.

Rumah terakhir adik nomor lima, disini karena sudah kekenyangan kami hanya mencicipi kue kering yang tidak ada di rumah masing –  masing.

Ups, hampir ketinggalan untuk adik kami yang bungsu, karena tinggal dengan Bunda tentu saja menjadi tempat pertama kami kunjungi.

Berakhir sudah silaturahmi keluarga besar almarhun Amiruddin Maliki, semoga kami masih dipertemukan dengan ramadhan tahun depan dengan peningkatan amal ibadah lebih baik lagi.

Selamat lebaran 1445 h/ 2024 maaf lahir dan bahtin semoga amal ibadah kita diterima-Nya, amin.***