Guru ideal
KMAC ke 35
Cing Ato
#AndaLabelGuruyangMana?
#KarenaMenulisAkuCeria
Ada seorang guru di daerah Jawa Barat yang diberhentikan oleh pihak yayasan, bersebab telah berkomentar yang tidak pantas diucapkan sebagai seorang guru kepada seorang pemimpin Jawa Barat.
Awalnya penulis sedikit terperanjat atas peristiwa itu.
Sebagai sesama guru ada rasa senasib dan sepenanggungan. Jika, ada seorang guru di Nusantara ini yang tersakiti maka, hati ini juga merasakan sakit pula. Dalam hati berkata”Parah sekali bersebab komentar seorang guru harus kehilangan pekerjaannya.” Namun, penulis tidak serta merta ikut mengomentari kejadian itu. Penulis harus tabayun tidak mau gegabah sebelum jelas duduk permasalahannya.
Permasalahannya di medsos tidak semua berita itu valid dan bisa dipertanggung jawabkan. Maka itu, penulis tidak mau ikut-ikutan. Cukup melihat saja sekedar tahu saja.
Biasanya kalau ada peristiwa yang menarik perhatian orang banyak, pasti nanti akan disusul klarifikasi dari peristiwa itu. Benar saja hanya hitungan jam beredar klarifikasi dari berbagai pihak. Setelah penulis perhatikan dari klarifikasi itu ternyata guru yang bersangkutan sudah mendapatkan dua kali surat peringatan dan surat peringatan ketiga berupa pemecatan. Surat peringatan tersebut berisi tentang pelanggaran etika sebagai seorang guru.
Dari peristiwa ini tentang pelanggaran etika seorang guru, bisa dijadikan sebagai pembelajaran bagi seorang guru dalam menjalankan tugas sehari-hari.
Guru merupakan sebuah profesi yang terhormat dan mulia. Guru memang harus dituntut sempurna, karena guru sebagai uswah dan akan diikuti oleh para peserta didik. Jika, guru tidak sempurna, bagaimana dengan peserta didiknya.
Menjadi guru harus ideal/sempurna, karena menjadi panutan bukan saja bagi para peserta didik. Tetapi, untuk lingkungan sekitarnya.
Terus seperti apa guru itu? Tentunya ada kriteria atau ciri-ciri agar guru tersebut dapat mengantongi sebagai guru ideal. Mari kita lihat beberapa pendapat yang penulis berhasil kumpulkan dari hasil membaca di beberapa website di internet.
Menurut Al-Ghazali dalam kitab Ihya Ulumuddin konsep guru ideal adalah guru yang mampu:
1). Menunjukkan kasih sayang terhadap peserta didik;
2). Meneladani Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam;
3). Memberi nasehat kepada peserta didik; 4). Mengajar dengan akhlak yang baik;
5). Menghormati ilmu lain yang tidak ditekuni atau dipelajari;
6). Mengetahui sampai sejauhmana kemampuan peserta didik;
7). Menyampaikan ilmu kepada peserta didik yang terbatas kemampuannya;
8). Mengamalkan ilmunya dan mampu mengamalkannya (menjadi teladan).
-https://etd.umy.ac.id/id/eprint/5003
Sementara penulis dapatkan dari website rise. semeru.or.cid memaparkan bahwa guru ideal memiliki ciri-ciri berikut:
1. Mampu menciptakan karakter pembelajaran yang mengena di hati peserta didik. Dengan demikian, pembelajaran yang kontekstual pun dapat terwujud.
2. Mampu menjawab semua tantangan zaman dengan beradaptasi dengan perkembangan teknologi yang semakin maju.
3.Mampu disiplin dengan waktu, termasuk dalam mengaplikasikannya ke pembelajaran.
4. Mampu mengendalikan emosi sehingga tidak mengganggu proses mengajar. Dengan demikian, ia dapat bijak dalam menanggapi berbagai persoalan.
5. Mampu menciptakan materi pembelajaran yang memancing kreativitas dan inovasi. Dengan demikian, aktivitas belajar bukan sebatas transfer of knowledge, tetapi lebih ke pembelajaran yang bermakna (meaningful learning).
6. Mampu membuat rencana pembelajaran yang dapat dilaksanakan
Demikian guru ideal merupakan guru idaman para siswa kedatangannya sangat dinantikan, ketidakhadirannya sangat dirindukan, dan kepribadiannya menjadi inspirasi bagi para siswa dan teman sepekerjaan.