Belajar Tak Perlu Gengsi
Kamis, 17 Maret 2022. Suatu hari penulis agak kebingungan dalam mengoperasikan komputer, maklum sedang proses belajar. Masih mencari-cari cara pengoperasian komputer.
Belajar otodidak melalui buku dan LKS di madrasah. Tak segan untuk selalu bertanya kepada siapa saja termasuk kepada murid. Penulis tidak sungkan untuk bertanya walau itu murid. Penulis tidak berpikir untuk malu bertanya atau gengsi.
Penulis berpikir untuk mendapatkan ilmu tidak perlu melihat status seseorang, jika ilmu itu bermanfaat untuk diri dan memang sedang butuh ilmu itu, kenapa harus gensi?
Pernah penulis mendengar sebuah kalimat inspiratif.”Jika sesuatu yang keluar dari dubur ayam itu telur, ambil. Jika sesuatu yang keluar dari dubur manusia itu kotoran buang.” Kurang lebih begitu kalimatnya. Artinya sesuatu yang baik walaupun datangnya dari orang yang statusnya di bawah kita, ambil. Tetapi, sesuatu yang tidak baik walaupun datangnya dari orang yang terpandang, buang jauh-jauh.
Hampir setiap detik terjadi perubahan dalam kehidupan. Hal itu tidak bisa kita pungkiri dan menjauh darinya. Kemajuan teknologi membawa perubahan yang signifikan. Merambah keseluruh sektor kehidupan, begitu juga dengan sektor pendidikan.
Sebagai seorang pendidik harus menguasai teknologi dan seluruh perangkat informasi yang ada. Dengan penguasaan teknologi setidaknya dapat membantu pendidik dalam proses kegiatan belajar mengajar.
Nah, terus bagaimana caranya, sementara diri belum bisa? Loh, kenapa bingung? Sekarang zaman sudah canggih. Cukup cari di gawai/smartphone tinggal mencari ilmu yang hendak dicari, ikut pelatihan–banyak pelatihan di luar sana asal mau saja–, dan bertanya kepada siapa saja yang sudah lebih dahulu paham, baik teman sekerja atau yang lainnya. Tidak perlu gengsi, buang jauh-jauh rasa gengsi. Karena orang gengsi tak pernah maju.
Kalau ada rekan kerja yang bisa, datangi saja. Jangan nunggu dikasih, belajarlah kepadanya. Ingat loh, ilmu kudu dijemput! Ilmu takkan turun dari langit atau ilmu takkan datang dengan sendirinya.
Coba perhatikan para ulama terdahulu bahkan sekarang! Mereka meninggalkan kampung halaman hanya ingin menjemput ilmu.
Salam Literasi