Jurus Jitu Meraih Ilmu

Terbaru87 Dilihat

 

Jurus Jitu Meraih Ilmu

#KadoSpesialuntukSangBintang

Menuntut ilmu sebuah keharusan bagi manusia wabil khusus umat muslim baik pria dan wanita. Tidak ada perbedaan dalam menuntut ilmu. Siapa saja berhak untuk menuntut ilmu. Sebagaimana Rasulullah bersabda.

طَلَبُ اْلعِلْمْ فَرِثْضَةٌ عَلَى كُلِّ مُسْلِمٍ

“Menuntut ilmu adalah kewajiban bagi setiap individu muslim.”

Menuntut ilmu tak bertepi, artinya sepanjang kehidupan (long life education). Menuntut ilmu itu tidak memandang usia, jangan merasa sudah tua kemudian enggan untuk menuntut ilmu, atau merasa sudah pintar lalu enggan menuntut ilmu. Menuntut ilmu tidak terbatas sampai S1, S2, dan S2, tak terbatas oleh dinding nan kokoh, Menuntut ilmu tak kenal usia.

Ada kisah yang sempat diliput media. Di antaranya, nenek Shalih yang hafal Alquran di usia 82 tahun. Ada pula kisah Dra Djauharah Bawazir SPsi MPd yang hafal Alquran di usia 70 tahun. Uniknya, nenek Djauharah berhasil menghafal Alquran dalam waktu yang sangat singkat, yaitu 39 hari.

Prestasi nenek Djauharah tentu telah mencibir anak muda yang menghabiskan waktu bertahun-tahun untuk menghafal Alquran. Ia membuktikan, Alquran telah dijamin kemudahannya oleh Allah SWT dan diulang-ulang beberapa kali dalam ayat-Nya. Lalu, masihkah orang yang sudah berusia menolak untuk belajar atau menghafal Alquran? republika.co.id

Rasulullah SAW bersabda dalam sebuah haditsnya.

أُطْلُبِ الْعِلْمَ مِنَ الْمَهْدِ إِلَى اللَّحْدِ

Artinya: “Tuntutlah ilmu dari buaian (bayi) hingga liang lahat.”

Bagaimana caranya agar ilmu itu bisa raih. Imam Syafi’i pernah berkata dalam sebuah syair.

أَخي لَن تَنالَ العِلمَ إِلّا بِسِتَّةٍ سَأُنبيكَ عَن تَفصيلِها بِبَيانِ ذَكاءٌ وَحِرصٌ وَاِجتِهادٌ وَبُلغَةٌ وَصُحبَةُ أُستاذٍ وَطولُ زَمانِ

Artinya: “Syarat mendapatkan ilmu itu ada enam, yaitu: cerdas, semangat, bersungguh-sungguh, cukupnya modal, bimbingan guru dan waktu yang lama.”

Jadi ada enam cara dalam meraih ilmu, yaitu:

1. Cerdas/sehat akal. Ilmu tidak akan mampu diserap, jika kecerdasan tidak mumpuni dalam hal ini sehat akalnya. Dalam hal akal Islam sangat peduli tentang kesehatan akal, sehingga hal-hal yang merusak akal dengan tegas dilarang untuk dikonsumsi. Kecerdasan berasal dari dua sumber, yaitu: pembawaan sejak lahir dan usaha sungguh-sungguh.

2. Semangat. Tidak akan berhasil apa yang kita cita-citakan tanpa ada dorongan semangat dalam diri. Semangat itu harus ada pada diri. Dengan bermodalkan semangat apapun yang menghadang tak membuat diri surut ke belakang. Berbagai kesulitan hanya sebagai pemantik untuk menjadikan diri kuat dalam lelahnya memperoleh ilmu.

3. Sungguh-sungguh. Kesungguhan harus tertanam pada diri ketika menuntut ilmu. Apa bukti kesungguhannya? Ya, belajar yang giat pantang menyerah, tidak banyak mengeluh, bertanggung jawab terhadap apa yang ditugaskan oleh guru. Seberapa hasil yang kamu dapatkan di sekolah, madrasah, pesatren dan lembaga pendidikan lainnya, di antaranya ditentukan oleh kualitas kesungguhan.

4. Ada modal. Menuntut ilmu butuh modal baik berupa uang, kesehatan, dan tekad. Memang terkadang kita hanya tahu modal menuntut ilmu dana dan itu tidak bisa dipungkiri.

Pendidikan tanpa dana tidak akan berjalan, karena semuanya sarana dan prasarana harus ditopang dengan pendanaan yang cukup. Kurang pendanaan akan terseok-seok dalam menuntut ilmu. Begitu juga dengan si penuntut ilmu butuh dana untuk membiayai pendidikannya.

Pendanaan ada kesehatan tidak mendukung ya, pasti akan terseok-seok pula. Begitu juga ada pendanaan dan kesehatan prima, tapi tekad untuk menuntut ilmu tidak ada ya, ilmu pun tak bisa diraih.

Banyak santri yang tidak ada modal tekad yang kuat, walaupun dana banyak dan kesehatan prima, tapi karena mentalnya lemah, maka kabur atau tidak betah di pondok.

5. Bimbingan guru. Menuntut ilmu butuh bimbingan guru, tanpa bimbingan guru laksana menyusuri hutan belantara tanpa peta. Lebih banyak tersesatnya daripada berhasilnya. Maka itu, datangi guru untuk membimbing kita agar kita tidak tersesat.

Ada guru saja masih tersesat, apalagi tidak ada guru. Tentunya guru yang tidak baik. Maka itu, carilah guru atau pondok dan madrasah yang terbaik.

6. Cukup waktu. Menuntut ilmu butuh proses panjang. Untuk sampai menjadi seorang berilmu butuh waktu. Menjadi seorang dokter saja butuh waktu bertahun-tahun, apalagi menjadi pakar dalam bidang keilmuan tertentu. Jangan menghayal untuk menjadi pakar dalam waktu sekejap. Bertahun-tahun belajar saja belum tentu ahli dalam bidang yang digeluti. Apalagi hanya sekejap.

Itulah enam kunci bagaimana meraih ilmu pengetahuan menurut imam Syafi’i. Jika kamu lakukan dengan baik InsyaAllah, kamu akan mampu meraih ilmu yang kamu inginkan.

Tinggalkan Balasan