Daun Singkong Kecombrang Tumbuk Menjadi Primadona

Saya yakin kamu-kamu pasti sudah tak asing dengan jenis sayuran satu ini, yaitu daun singkong. Dimana hampir di setiap warung makan di Indonesia kerap menyediakan daun singkong.
Selain tak sedikit penyuka daun singkong, daun singkong juga mudah didapat karena banyak  tumbuh di wilayah Asia dan bisa diolah dengan berbagai cara, tergantung kita atau yang mengolahnya mau diolah seperti apa, maka otomatis akan menghasilkan cita rasa yang berbeda pula.
Daun singkong memang diketahui mengandung gizi yang tinggi, namun tidak bisa dikonsumsi langsung atau tanpa dimasak karena mengandung racun. Sementara Kecombrang adalah tumbuhan berwarna merah yang termasuk dalam jenis rempah-rempah. (halodoc.com).
Lalu bagaimana dengan sayur  ‘Daun singkong kecombrang tumbuk?, Apakah kamu-kamu pernah icip-icip?
Mungkin belum banyak yang pernah merasakan sensasinya. Namun jika kamu masih punya garis keturunan Batak, atau pernah bermukim di Sumatera Utara sana, saya yakin kamu pernah merasakan kelezatannya,  benar bukan? Bahkan orang Batak seperti tidak bisa lepas dari olahan menu sayur tersebut.
Menurut  beberapa katering makanan khusus acara Adat Batak, sayur ‘Daun singkong kecombrang tumbuk’ menjadi salah satu menu yang hampir selalu tersedia karena banyaknya permintaan, meskipun bukan  menu wajib atau keharusan yang punya arti khusus seperti ‘Arsik atau Ikan  Mas’, tetapi jadi seperti menu wajib.
Seperti diketahui acara ritual Adat Batak tidak melulu tentang pernikahan, namun mulai dari kelahiran, pernikahan, bahkan kematian, ada acara untuk itu dan daun singkong tumbuk kecombrang tak pernah ketinggalan menjadi salah satu menu yang digemari oleh penikmat setianya.
Bisa jadi karena rasanya yang beda, atau wujudnya yang seperti bubur maka tak sulit untuk mengunyahnya, apalagi bagi orang tua yang punya masalah dalam mengunyah, atau bisa juga karena jarang dijumpai di meja makan rumah sendiri.
Mengapa? Karena untuk mengolah sayur daun singkong kecombrang tumbuk, memang butuh waktu dan tenaga, meskipun daun singkong sendiri mudah didapat. Sementara masyarakat sekarang kebanyakan tidak ingin direpotkan, maunya yang praktis, bahkan beberapa keluarga ada yang hampir tidak pernah memasak karena mudahnya memesan makanan dari luar pun berbagai menu.
Tetapi saya agak berbeda iya, karena saya lebih senang masak sendiri dari pada beli makanan siap santap. Lain cerita jika kita memang sedang berada di luar rumah. Mungkin ini menjadi salah satu alasan mengapa sayur daun singkong kecombrang tumbuk menjadi menu wajib di hampir setiap acara adat Batak. Sepertinya begitu.
Daun Singkong Kecombrang Tumbuk Menjadi Salah Satu Hidangan Wajib
Saya yakin kamu-kamu pasti sudah tak asing dengan jenis sayuran satu ini, yaitu daun singkong. Dimana hampir di setiap warung makan di Indonesia kerap menyediakan daun singkong.
Selain tak sedikit penyuka daun singkong, daun singkong juga mudah didapat karena banyak  tumbuh di wilayah Asia dan bisa diolah dengan berbagai cara, tergantung kita atau yang mengolahnya mau diolah seperti apa, maka otomatis akan menghasilkan cita rasa yang berbeda pula.
Daun singkong memang diketahui mengandung gizi yang tinggi, namun tidak bisa dikonsumsi langsung atau tanpa dimasak karena mengandung racun. Sementara Kecombrang adalah tumbuhan berwarna merah yang termasuk dalam jenis rempah-rempah. (halodoc.com).
Lalu bagaimana dengan sayur  ‘Daun singkong kecombrang tumbuk?, Apakah kamu-kamu pernah icip-icip?
Mungkin belum banyak yang pernah merasakan sensasinya. Namun jika kamu masih punya garis keturunan Batak, atau pernah bermukim di Sumatera Utara sana, saya yakin kamu pernah merasakan kelezatannya,  benar bukan? Bahkan orang Batak seperti tidak bisa lepas dari olahan menu sayur tersebut.
Menurut  beberapa katering makanan khusus acara Adat Batak, sayur ‘Daun singkong kecombrang tumbuk’ menjadi salah satu menu yang hampir selalu tersedia karena banyaknya permintaan, meskipun bukan  menu wajib atau keharusan yang punya arti khusus seperti ‘Arsik atau Ikan  Mas’, tetapi jadi seperti menu wajib.
Seperti diketahui acara ritual Adat Batak tidak melulu tentang pernikahan, namun mulai dari kelahiran, pernikahan, bahkan kematian, ada acara untuk itu dan daun singkong tumbuk kecombrang tak pernah ketinggalan menjadi salah satu menu yang digemari oleh penikmat setianya.
Bisa jadi karena rasanya yang beda, atau wujudnya yang seperti bubur maka tak sulit untuk mengunyahnya, apalagi bagi orang tua yang punya masalah dalam mengunyah, atau bisa juga karena jarang dijumpai di meja makan rumah sendiri.
Mengapa? Karena untuk mengolah sayur daun singkong kecombrang tumbuk, memang butuh waktu dan tenaga, meskipun daun singkong sendiri mudah didapat. Sementara masyarakat sekarang kebanyakan tidak ingin direpotkan, maunya yang praktis, bahkan beberapa keluarga ada yang hampir tidak pernah memasak karena mudahnya memesan makanan dari luar pun berbagai menu.
Tetapi saya agak berbeda iya, karena saya lebih senang masak sendiri dari pada beli makanan siap santap. Lain cerita jika kita memang sedang berada di luar rumah. Mungkin ini menjadi salah satu alasan mengapa sayur daun singkong kecombrang tumbuk menjadi menu wajib di hampir setiap acara adat Batak. Sepertinya begitu.
Daun

Tinggalkan Balasan

1 komentar