Tanda Elisis
Materi kelas cerpen di minggu ke tujuh malam ini akan mendapatkan materi dari Kak Ratna. Kak Ratna akan menyampaikan materi mengenai tanda baca elipsis. Berikut pemaparan materinya:
Tanda Elipsis
Kegunaan tanda baca elipsis antara lain:
Tanda elipsis dipakai untuk menunjukkan bahwa dalam suatu kalimat atau kutipan ada bagian yang dihilangkan.
Pada naskah-naskah formal dan akademis, kesengajaan ini biasa dilakukan ketika kita mengutip suatu bagian dari teks dan berniat untuk menunjukkan bahwa cuplikan itu masih memiliki lanjutan, tetapi sengaja dihilangkan untuk menyingkat teks karena dinilai tidak relevan dengan pembahasan. Penggunaan elipsis ini juga banyak diterapkan pada soal-soal cerita yang menguji daya ingat para besertanya agar mengisi sendiri kekosongan tersebut.
Satu kaidah yang sering orang-orang lupakan saat menggunakan tanda elipsis ini adalah menempatkan satu spasi sebelum dan sesudah tiga tanda titik tersebut. Apabila elipsis diletakkan pada akhir kalimat, Anda harus meletakkan empat buah tanda titik dan didahului dengan satu spasi. Maksudnya adalah, tiga tanda titik pertama merupakan elipsis, sedangkan satu titik di bagian buntut menjadi tanda titik pengakhir kalimat. Perhatikan penerapannya pada contoh kalimat di bawah ini:
- Penyebab kemerosotan … akan diteliti lebih lanjut.
- Dalam Undang-Undang Dasar 1945 disebutkan bahwa bahasa negara ialah ….
- Pembeli mobil bernama Karsono tersebut … dan tinggal di sebuah gubuk di Rawa buaya.
- Tuan Junghun membeli tanah di daerah Pangandaran … kelak diabadikan sebagai nama jam.
- Menandakan ujaran yang tidak selesai dalam dialog.
Karena berbagai alasan, sebuah kalimat bisa saja tidak diselesaikan oleh pembicaranya. Atau, bisa juga kalimat itu dikatakan dengan tersendat-sendat, sehingga pengucapannya tidak lugas seperti kalimat biasa. Untuk menandakan terjadinya situasi semacam ini, tanda elipsis dihadirkan dalam kalimat tersebut. Penggunaan elipsis sebagai penanda dialog sejenis itu akan banyak sekali kita temui dalam kutipan artikel atau dialog, juga kisah-kisah fiksi. Perhatikan contoh penggunaannya dalam kalimat-kalimat di bawa ini:
- “Menurut saya … seperti … bagaimana, Bu?”
- “Jadi, simpulannya … oh, sudah saatnya istirahat.”
- “Ayahku hanyalah seorang pemulung, Ras ….”
- “Mereka … tidak banyak membicarakannya dengan saya.”
- “Jangan mengaku-aku. Anda toh tidak tahu di mana dompet ini ditemukan ….”
Jadi kesimpulannya adalah, kita harus teliti memperhatikan jumlah tanda titik yang diperlukan tergantung tempat kita meletakkan elipsis tersebut. Hal lain yang juga perlu kita perhatikan adalah penempatan spasi, bagian yang sering sekali kita lupakan karena begitu banyak kesalahpahaman.
Dari pemaparan materi dari Kak Ratna alhamdulilah dapat ilmu baru mengenai penulisan cerpen. Semoga semakin banyak materi yang di peroleh makin dapat meningkatkan pemahaman tentang penulisan cerpen sehingga cerpen yang di hasilkan pun semakin baik. Terimakasih Kak Ratna terimakasih WCS. Salam sehat sakam literasi tetap semangat.
#KarenaMenulisAkuAda
#Day7KMAAYPTDChallenge
Gunungkidul, 27 Agustus 2021