Menerbitkan Buku Gratis dengan ISBN Melalui YPTD

Urus ISBN dan cetak buku graris syaratnya 40 artikel yang akan dijadikan buku harus diunggah dulu di  https://terbitkanbukugratis.id/

Bermula dari menulis artikel di Kompasiana, Thamrin Dahlan kemudian melihat artikel Kompasianer (julukan untuk penulis yang bergabung di kompasiana.com) berlalu begitu saja. Soalnya, bagi Pak Thamrin tulisannya selama 10 tahun di Kompasiana dijadikannya buku berupa kompilasi tulisan. Hasilnya, 30 buku.

Bagi Pak Thamrin buku merupakan ‘mahkota’ penulis sehingga dia pun mengulurkan tangan membantu Kompasianer untuk menerbitkan buku berupa kompilasi tulisan di Kompasina atau platform lain, tapi dengan syarat artikel yang akan dijadikan buku harus diunggah dulu di web yayasan yang didirikan Pak Thamrin dan keluarganya.

Mungkin Pak Thamrin penggiat menulis di platform yang berhasil mencatat ‘sejarah’ dengan menerbitkan 30 buku berupa kompilasi tulisan selama 10 berkiprah sebagai Kompasianer. Pak Thamrin merupakan salah satu dari beberapa orang yang sangat aktif menulis di Kompasiana.

Lompatan Pak Thamrin ini untuk memberikan ruang bagi rekan-rekan Kompasianer bisa mempunyai ‘mahkota’ dengan menerbitkan buku secara gratis.

Thamrin Dahlan bersama Kompasianer usai acara peluncuan buku dan yayasan di Depok, 19 Agustus 2020 (Foto: Dok TD/Dian Kelana)

Untuk itulah kemudian Pak Thamrin bersama keluarga dan kerabatnya mendirikan YAYASAN PUSAKA THAMRIN DAHLAN (YPTD) yang jadi payung bagi penerbitan buku. “Yayasan siap membantu teman-teman yang mau menerbitkan buku,” kata Pak Thamrin ketika acara selamatan pelucuran YPTD yang diikuti oleh 16 kompasianer sebuah kedai kopi di Jalan Margonda Raya, Kota Depok, Jabar, 19 Agustus 2020.

Baca juga: 10 Tahun Berkiprah di Kompasiana, Thamrin Dahlan Hasilkan 30 “Mahkota”

Sekaligus peluncuran buku Pak Thamrin yang ke-30 yang berjudul “Pembatasan Sosial Besakal Besar (PSBB) Jakarta” yang diterbitkan April 2020. Seperti dia katakan menulis dan menerbitkan buku bukan untuk mencari popularitas. Maka, tidak mengherankan kalau kemudian buku pertamanya pun berjudul “Bukan Orang Terkenal” yang diterbitkan tahun 2012.

Yayasan membantu mengurus ISBN (International Standard Book Number) gratis yang menjadi pengenal sebuah buku di kancah perpustakaan dunia. ISBN dikeluarkan oleh Perpustakaan Nasional (Perpusnas) RI. ISBN hanya bisa diberikan untuk buku yang diterbitkan oleh penerbitan dengan badan hukum resmi.

Salah satu yang jadi keperihatinan Pak Thamrin adalah kesulitan seorang penulis untuk mendapatkan ISBN, maka dengan senang hati Pak Thamdin akan membantu siapa saja untuk mendapatkan ISBN melalui yayasan. Tidak hanya ISBN yang diurus gratis, tapi juga layout buku dikerjakan oleh yayasan gratis.

Santap siang setelah kunjungan ke YPTD ke Perpustakaan Nasional (Perpusnas) RI di Jalan Salemba Raya, Jakarta Pusat, 31 Mei 2022 (Foto: Dok/Istimewa)

Buku dicetak 4 eksemplar yaitu 2 diserahakan ke Perpusnas, 1 dokumentasi YPTD dan 1 untuk penulis bersama softcopy layout buku (master) sehingga penulis bisa cetak buku berikutnya di mana saja. Sedangkan cover akan dibuat gratis oleh Ajinata.

Apalagi sekarang Perpusnas kian ketat memberikan ISBN karena ditegur oleh instansi yang mengeluarkan nomor untuk ISBN di Inggris. Rupanya, banyak nomor ISBN dikeluarkan, tapi tidak sebanding dengan jumlah buku yang diserahkan ke Perpusnas sebagai kewajiban.

Untuk itulah Pak Thamrin berharap agar rekan-rekan penulis maklum kalau kemudian perhonan ISBN ditolak Perpusnas. Alasan Perpusnas menolak naskah buku untuk mendapatkan ISBN akan disampaikan kepada pemohon ISBN yang diurus melalui YPTD.

Hal itu terungkap ketika pada hari Selasa, 31 Mei 2022, Pak Thamrin bersama beberapa penulis menyerahkan 18 judul buku ke Perpusnas sebagai kewajiban penerbit. “Ini yang kelima kali penyerahan buku sebagai nomor bukti pelaksaaan ISBN,” kata Pak Thamrin. Sejak Agustus 2020 sampai sekarang sudah 340-an buku dengan ISBN diterbitkan oleh YPTD.

Agar bisa mendapatkan fasilitas gratis untuk ISBN, layout, cover dan cetak 4 eksemplar (untuk cetak ada sedikit biaya termasuk ongkos kirim ke alamat penulis), maka harus menulis di https://terbitkanbukugratis.id/ sebanyak 40 artikel. Agar bisa punya akun di YPTD, silakan kirim permintaan melalui e-mail: thamrindahlan@gmail.com.

Langkah Pak Thamrin ini berpijak pada komitmen yayasan yaitu ‘mewakafkan diri untuk mengembangkan literasi Indonesia’. Lebih tegas lagi yayasan membantu penulis menerbitkan buku tanpa biaya yang memberatkan.

Selain mendorong untuk mengembangkan literasi, menulis artikel, puisi, pantun, cerpen, novel, fiksi dan nonfiksi merupakan bagian dari mengembangkan kerangka berpikir dan juga bisa jadi ‘obat’ untuk kesejukan nurani. (Sumber: BONSERNEWS.com). *

Tinggalkan Balasan