Dalam pusaran waktu yang tak pernah lelah Mereka menenun hari dengan rasa asah,asih Seperti mentari yang setia menyapa fajar Cinta mereka tak tergoyahkan, teguh dalam takdir Mereka melangkah beriringan, Menyusuri Selengkapnya
cerita inspirasi
Matt Paten: “Bersemi”
30. Bersemi “Tadi saya terbentur meja di kamar pak, saat saya ingin mengobati abang bapak. Ada kekuatan yang maha dahsyat dari tubuhnya. Sehingga saya terpental.” “Sebentar mas saya akan menghentikan Selengkapnya
Matt Paten: “Cidera”
29. Cidera “Kalau kamu ditakdirkan Tuhan menjadi jodoh saya, jelas saya lebih senang daripada kamu, Laras. Saya seperti mendapatkan durian runtuh.” ucap Matt Paten sembari menatap Laras yang masih tersipu. Selengkapnya
Matt Paten: “Gayung Bersambut”
28. Gayung Bersambut “Kaget gak mas melihat aku datang? Rumahku hanya sepelemparan baru dari rumah ini. Aku bawakan mas kopi dan cemilan.” ujar Laras sembari menyerahkan kopi dan cemilan untuk Selengkapnya
Matt Paten: “Meraba Sukma”
27. Meraba Sukma “Tidak perlu kamu katakan apa yang ada di hati kamu, Rani, saya sudah tahu dan saya bisa rasakan saat mengusap tangan kamu tadi.” Matt Paten sengaja mengarahkan Selengkapnya
Matt Paten: “Meluruskan”
26. Meluruskan Begitu pintu terbuka, terlihat Matt Paten berdiri diambang pintu, “Ooo Matt Paten rupanya, masuk Matt!” ajak Armaya. Mendengar Matt Paten yang datang, Rani menjadi serba salah duduknya. Umi Selengkapnya
Matt Paten: “Cemburu”
25. Cemburu Rani hanya diam membisu sembari tengkurap di atas ranjangnya. Bahu Rani berguncang, Armaya menangkap isyarat kalau Rani sedang bersedih. Armaya tidak melanjutkan untuk menanyakan Rani. Dia mengambil ponselnya Selengkapnya
Matt Paten: “Gamang”
24. Gamang Laras hanya bisa tersipu mendengar ocehan Suci. Dia berharap Matt Paten meresponnya lebih serius. Namun, sayangnya Matt Paten sikapnya biasa saja. Matt Paten tidak menganggap pembicaraan Laras dan Selengkapnya
Matt Paten: “Hijrah”
23. Hijrah “Ooo ya, Laras–artis terkenal itu ya? Gimana kabarnya?” “Alhamdullillah sehat mas, saya besok mau ke rumah kalau mas berkenan. Boleh gak?” suara Laras nan merdu sedikit manja. “Dengan Selengkapnya
Matt Paten : “Dihadang Begal”
22. Dihadang Begal Tidak ada yang bisa disembunyikan Rani lagi. Perasaan sukanya pada Matt Paten bukan lagi perasaan biasa. Namun, Rani tetap tidak ingin mengatakan apa yang ada di hatinya. Selengkapnya
- 1
- 2
- 3
- 4
- Berikutnya
Tidak Ada Lagi Postingan yang Tersedia.
Tidak ada lagi halaman untuk dimuat.