Sssssst, Ada Palu Arit di Taksim Square

Berita, Wisata60 Dilihat

Istanbul, dulunya bernama Konstantinopel. Kota yang terletak di dua benua ini memungkinkan kita makan pagi di Eropa, makan siang di Asia, dan kemudian makan malam lagi di Eropa.

Kota ini memang menawarkan banyak kejutan. Salah satunya terdapat di pusat hiburan dan wisata kota Istanbul di bagian Eropa, yaitu Maydan Taksim atau Taksim Square.

 

Sudah sejak lama Istanbul memiliki transportasi umum yang lumayan maju. Bahkan, Taksim Square ini merupakan salah satu pusat transportasi umum dimana bertemu baik Metro Istanbul, trem furnicular, dan juga trem historikal yang berjalan lambat di Istiklal Cadessi atau Jalan Kemerdekaan. Bahkan infrastruktur Istanbul Metro di kawasan ini ternyata telah dibangun pada akhir abad ke 19 dan merupakan sistem kereta bawah tanah tertua di dunia setelah sistem Metro di London.

Dari Kabatas, kami naik trem bawah tanah yang disebut furnicular tremway. Karena derajat kemiringannya yang ekstrem, maka trem ini pun dirancang memiliki tempat duduk yang bertingkat-tingkat, Jadi lebih mirip stadion sepakbola dibandingkan trem atau kereta api. Dengan hanya membeli sejenis tiket yang berbentuk token seharga 1.5 TL (Turkish Lira), dalam waktu sekitar 110 detik kami pun sudah sampai di stasiun Metro Taksim Square. Dan mulailah pertualangan di kawasan yang paling menarik di Istanbul ini.

 

Payung Plastik 5 Lira dan Cumhuriyet Aniti

Baru saja kami keluar dari tangga bawah tanah, ternyata gerimis bulan Oktober sedang membasahi kota Istanbul. Untungnya di sekitar pintu banyak sekali pedagang yang menawarkan payung plastik yang rupanya yang ditawarkan seharga 5 lira. Lumayan untuk melindungi tubuh dan pakaian dari terpaan gerimis di Taksim Square.

Dengan berbekal payung ini, maka tujuan pertama kali adalah mencari makan siang. Untungnya di daerah ini terdapat banyak sekali pilihan, baik restoran besar, waralaba internasional, maupun warung kecil yang menjual makanan khas Turki. Berbekal kamus elektronik yang saya miliki, saya hampir dapat membaca dan menerjemahkan semua menu makanan dan minuman yang tertulis. Menu favorit tentu saja Kebab Turki. Untuk minuman pilihan utama adalah elma suyu atau jus apel.

Setelah sebentar berteduh sambil menikmati makanan, perjalanan di kawasan Taksim Square ini dimulai. Tempat pertama yang menarik perhatian adalah sebuah monumen yang disebut Cumhuriyet Aniti atau Monumen Republik yang dibangun untuk memperingati terbentuknya Republik Turki pada 1924. Turki sendiri menjadi republik dengan runtuhnya Dinasti Usmaniyah pada 1923.

Monumen setinggi 11 meter ini tepat terletak di dekat stasiun metro Taksim Square. Rancangan monumen ini merupakan sebuah terobosan sendiri karena untuk pertama kalinya di Turki dibuat patung berbentuk manusia yang haram hukum nya ketika Turki masih di bawah Dinasti Usmaniyah. Uniknya lagi, monumen ini memiliki dua wajah Kemal Attaturk. Yang menghadap ke utara menggambarkan Attaturk di masa terdahulu, sedangkan yang menghadap ke Istiklal Caddesi menggambarkan Attaturk dalam pakaian barat yang dianggap modern.

 Wisata Belanja di Istiklal Caddesi

Dari Taksim Square, kami mulai menyusuri Istiklal Caddesi, dimana terdapat pusat pertokoan, restoran dan juga tempat hiburan serta hotel-hotel berbintang. Gerimis, mulai berhenti sehingga kami dapat menikmati tempat ini lebih santai tanpa diganggu air hujan. Sebuah trem kuno sesekali melintas, sementara banyak pedagang dengan gerobak yang tampak ciamik menjual berbagai makanan termasuk jagung bakar ataupun jagung rebus seharga 2 Lira.

Di tempat ini pula banyak terdapat money changer dengan nilai tukar yang lebih baik daripada di Bandara Attaturk.

 

Markas Besar Partai Komunis Turki?

Sekitar dua ratus meter dari Monumen Republik, sebuah gedung menarik perhatian saya. Gedungnya sendiri tampak tidak berbeda dengan bangunan di sekitarnya, berlantai tiga bercat krem kekuningan. Namun sebuah logo palu arit berwarna merah kuning dengan tiga huruf besar TKP memang terasa menggoda. Logo yang di Indonesia saja sangat terlarang karena melambangkan komunisme itu ternyata eksis dengan megah di Istanbul. Negri yang kita kenal hampir 99 persen penduduknya memeluk Islam.

Setelah saya mendekat makin jelas lagi bahwa gedung ini memang merupakan markas besar TKP atau Türkiye Komiinist Partisi alias Partai Komunis Turki. Menurut cerita TKP pada awalnya didirikan di masa akhir perang dunia pertama yaitu pada September 1920 dan merupakan bagian dari Komunisme Internasional. Partai ini juga memainkan peran dalam proses pembentukan Turki menjadi Republik. Pada 1921, banyak pemimpinnya yang terbunuh termasuk sang ketua partai yaitu Mustafa Siibhi. Sejak 1923 partai ini dinyatakan terlarang di Turki.

Namun semenjak 2001, seiring dengan perubahan politik di Turki, TKP pun berdiri kembali dan bermarkas di gedung di dekat Taksim Square ini.

Sisi Gelap Taksim Square.

Selain merupakan pusat hiburan malam, wisata, pertokoan, maupun hotel dan restoran. Kawasan Taksim Square juga mempunyai sisi lain, karena dalam sejarah pernah menjadi saksi beberapa peristiwa yang menjadi tercatat dalam sejarah kelam negeri di Asia Kecil ini.

Pada 16 Februari 1969, lebih dari 150 orang terbunuh dalam gerakan demo sayap kiri yang terlibat bentrokan dengan massa sayap kanan. Peristiwa ini disebut Minggu Berdarah di Taksim Square. Lapangan ini juga menjadi saksi kerusuhan sepak bola pada tahun 2000 ketika dua orang pendukung klub Inggris Leed United ditusuk mati pada saat pertandingan dengan klub kebanggaan Turki Galatasary.

Peristiwa terakhir adalah bom bunuh diri yang terjadi pada Oktober 2010 dan menyebabkan belasan orang terluka.

Setelah puas menikmati suasana yang ramai di Jalan Kemerdekaan, kami pun kembali menuju stasiun metro sambil membayangkan unik dan menariknya kota Istanbul ini. Kota yang pernah menjadi ibu kota kekaisaran Byzantium, menjadi saksi kejayaan dinasti Usmaniyah yang besar. Akhirnya menjadi kota terbesar dan pusat ekonomi Republik Turki. Dan uniknya juga masih menyimpan sebuah partai berideologi komunis yang bahkan di negeri asalnya, Uni Soviet, sudah runtuh dan tidak memiliki pamor lagi.

Tinggalkan Balasan