Siapa bilang kalau kisah tentang hantu dan makhluk astral hanya ada di Indonesia atau dunia Timur. Ternyata pengalaman saya berkelana ke negara Barat yang konon tidak percaya hantu membuktikan sebaliknya.
Kali ini, pembaca akan saya bawa ikut dengan pengembaraan saya ke kota paling kosmopolitan di Amerika Serikat dan juga dunia. Kota yang tidak pernah tidur dan dihuni oleh manusia dari segala seantero bumi ini.
New York , siapa yang tidak terpana dengan kota yang terkenal dengan patung Liberty dan Manhattan ini.
Saya cukup beruntung sempat beberapa kali berkunjung kesini, baik di abad ke 20 maupun abad ke 21.
Perkenalan saya pertama kali dengan New York adalah pada tahun 1998 ketika pesawat Cathay Pacific no penerbangan CX 888 dari Hongkong setelah belasan jam terbang via Vancouver mendarat di Bandara JFK.
Namun saya dan beberapa teman tidak mampir dulu ke Big Apple melainkan harus tinggal sekitar 2 minggu di Riverhead, sebuah kota kecil di Long Island.
Nah setelah urusan pekerjaan di Long Island selesai, saya masih mempunyai tugas untuk bertemu seseorang di Bandara JFK untuk menuntaskan misi perjalanan ke Amerika kali ini.
Dengan LIRR (Long Island Rail Road) dari stasiun Speonk yang terletak sekitar 11 Km dari hotel di Riverhead, hari masih gelap ketika kereta mulai bergerak menuju ke Stasiun Jamaica yang letaknya tidak terlalu jauh dari Bandara JFK.
“New York, Aku datang” demikian ucapan ku dalam hati ketika kereta merapat ke Jamaica. Tekadku untuk segera menuntaskan tugas kian kuat untuk segera dapat memiliki beberapa hari ke depan menjelajah kota ini sebelum kembali ke tanah air selepas natal. Saat itu memang sudah di penghujung Desember 1998.
Akhirnya setelah semalam menginap di hotel di dekat bandara, tugas pun selesai dengan memuaskan , masih ada waktu 3 hari untuk menjelajah kota yang menjadi impian masa kecil
Pengembaraan di NYC kembali dimulai dari Stasiun Jamaica dimana kita bisa naik LIRR untuk menuju ke stasiun terakhir di jantung New York yaitu Manhattan. inilah dia Penn Station atau nama lengkapnya Pennsylvania Station.
Hanya dua stasiun saya pun tiba di Penn stasiun. hari sendiri sudah mulai gelap dan matahari akan segera tenggelam di penghujung tahun 1998.
Dari peron tugas berikutnya adalah mencari jalan keluar menuju ke 34th Street dimana saya bisa berjalan kaki beberapa blok menuju ke hotel di kawasan Times Square. Namun saya sejenak dibuat terkagumkagum dengan keindahan stasiun ini.
Konon bangunan stasiun yang asli pertama kali digunakan pada 1910 dan kemudian pada tahun 1960 digantikan dengan bangunan yang sekarang ini. Nah di sini saya semat tersesat dan merasa sejenak hilang orientasi bahkan merasa terlemar ke masa lamau samai seseorang menegur saya. Berkat suaranya itulah saya bisa kembali ke masa kini.
Akhirnya saya pun sampai di dunia ramai di 34th Street dan berjalan di keramaian malam di Manhattan , sampai di kawasan hotel di sekitar Times Square.
Ah mungkin tadi saya hanya bermimpi.
Baru kemudian saya tahu bahwa akan lebih dekat bila naik Subway satu stasiun dan turun di Time Square 42nd Street.
Keesokan harinya untuk mengembara di kota New York saya membeli tiket langganan MTA seharga 17 USD yang berlaku untuk satu minggu baik untuk bus maupun Subway.
Dari perjalanan dengan Subway di New York pada kunjungan berikutnya ini pula saya kemudian mengetahui beberapa kisah mengerikan tentang beberapa stasiun dan kereta hantu yang ada di jaringan Subway kota New York.
Jaringan Subway kota New York merupakan salah satu angkutan masal paling ramai di dunia yang sudah beroperasi sejak tahun 1904 dengan 36 jalur dan panjang rel lebih dari 400 kilometer.
Jumlah stasiun nya pun sekitar 475 buah dan konon memiliki beberapa stasiun yang jalur serta terowongan yang sudah tidak digunakan lagi.
Pada 2104, setelah 16 tahun kemudian saya pun baru bisa mampir lagi ke kota ini. Dan pada tahun ini pula saya beruntung bisa dua kali mampir yaitu pada May dan Desember.
Kali ini sudah ada Air Train dari Bandara JFK dengan tiket sekali jalan seharga 5 USD dan tiket MTA selama 7 hari sudah berubah menjadi 31 Dollar.
Nah pada dua kesempatan ini saya memiliki waktu lebih banyak untuk menggali lebih dalam tentang kisah –kisah horor baik di dunia nyata maupun dunia lain dari New York Subway.
Kondisi stasiun Subway di New York kebanyakan Sudah tua dan kelihatan agak sedikit kumuh. Demikian juga dengan keadaan sebagian kereta. Dalam hal kecanggihan tentu saja stasiun MRT si Jakarta atau Kuala Lumpur dan Bangkok jauh lebih modern.
Salah satu hal yang mengerikan adalah sebuah pamflet yang mengatakan bahwa setiap tahun ratusan orang meninggal karena terjatuh di lintasan kereta. Maklum stasiunnya seperti di KRL dimana tidak ada pintu pengamannya.
Selain itu di stasiun juga banyak pengamen dan bahkan sesekali pengemis. Dan kalau malam hari kita juga disarankan untuk menunggu kereta di bagian stasiun yang diawasi oleh CCTV.
Menurut cerita ada stasiun di kawasan Manhattan yang terkenal akan cerita hantu adalah stasiun Astor Place yang berada di jalur IRT (Interborough Rapid Transit) Lexington Avenue.
Salah satu tujuan wisata di kota New York yang wajib dikunjungi adalah Brooklyn Bridge dimana kita bisa berselfie ria dengan layar belakang pemandangan Brooklyn Bridge yang indah itu sambil menikmati es krim nya yang terkenal.
Ada banyak jalan menuju ke Brooklyn Bridge dan dari stasiun Subway 42 Street Times Square kami naik kereta No 7 dan kemudian berhenti di stasiun Grand Central 42? street .
Stasiun Grand Central merupakan salah satu stasiun paling megah dan mewah yang pernah saya saksikan di kota New York. Lebih tepat bagai makan shopping Centre kelas atas dengan lantai market dan lampu kristalnya.
Namun siapa sangka stasiun ini juga menyimpan kisah horor yang membuat bulu roma kepanasan.
Menurut cerita di stasiun ini sering terjadi penampakan Seekor anjing jenis Terrier Skotlandia yang menanti tuannya.
Kalau kita mengikuti anjing yang cantik ini dia bisa menghilang di balik dinding marmer yang dingin membeku yang konon menuju ke stasiun rahasia presiden Roosevelt di bawah hotel Wardolf Astoria .
Ya penampakan anjing ini adalah sosok teman setia presiden Franklin Delano Roosevelt yang bernama Fala.
Anda berani jalan jalan di Grand Central dan bertemu Fala si anjing hantu yang misterius?
Dari Grand Central kita bisa transit dan kemudian naik kereta nomor 6 menuju Brooklyn Bridge City Hall.
Ada beberapa stasiun yang akan kita lewati antara lain 33 Street, 28 Street, 23 Street , 14 Street Union Square, Astor Place, Bleeker Street, Spring Street dan kemudian Canal Street sebelum sampai di Brooklyn Bridge – City Hall.
Nah sebelum kita melanjutkan perjalanan melihat keindahan Brooklyn Bridge, ada baiknya kita melihat stasiun terakhir Brooklyn Bridge – City Hall
Sebenarnya dulu ada sebuah stasiun yang bernama City Hall yang terkenal dengan keindahan interiornya.
Stasiun City Hall ini merupakan stasiun terakhir di jalur yang pertama kali dibuka pada Oktober 1904 namun akhirnya ditutup pada 31 Desember 1945.
Menurut cerita stasiun yang indah ini sekarang menjadi sarang hantu yang bahkan sudah terdeteksi sewaktu pembangunan dimana banyak suara dari dunia lain yang dimengerti sebagai bahasa Leni Lenape yang merupakan salah satu orang Indian di kawasan tersebut .
Konon di lokasi itu pernah terjadi peperangan di jaman dahulu dan arwah para prajurit yang gugur minta dimakamkan secara wajar.
Setelah mencicipi nikmatnya es krim dengan latar belakang Brooklyn Bridge, kami kemudian kembali naik kereta 6 tujuan Uptown sampai melewati Central Park terus ke utara.
Karena penasaran dengan cerita bahwa di salah satu stasiun dalam jalur ini yaitu Astor Place juga sering ada penampakan , kami sempat mampir ke stasiun tersebut.
Konon kalau kita salah naik kereta, kita bukannya naik kereta No 6 melainkan naik kereta untuk dibawa masuk mesin waktu kembali ke awal abad 20.
Kereta hantu itu berinterior mewah dan dengan tempat duduk kulit dan tirai sutra. Konon kereta ini pernah benar-benar ada sebagai kereta pribadi Augustus Belmont Jr , CEO perusahaan yang membangun stasiun ini.
Sayangnya sudah sekitar 15 menit saya menunggu belum ada kereta hantu yang lewat. Mungkin belum berjodoh kali ini.
Akhirnya saya naik salah satu kereta No 6 dan menuju ke stasiun 96th Street untuk mampir ke Masjid Islamic Cultural Centre di 3rd Avenue.
Demikian sekilas mengenai pengalaman memburu hantu di lorong kereta bawah tanah di kota New York.
Percaya tidak percaya , begitulah mitos yang beredar di kota terbesar di Amerika itu.