Sungai yang Berubah Aliran di Pantai Baron

Berita, Wisata33 Dilihat

“Selamat Datang di Pantai Baron,” Demikian tertulis pada pintu gerbang sederhana  yang berbentuk Gapura. Sore itu, kani kembali ke Pantai Baron.  Selain berwisata, tujuannya juga untuk berkunjung se seorang sobat yang kebetulan memiliki usaha warung makan di sini.  Kendaraan langsung diparkir di dekat deretan warung yang sore itu terlihat kebanyakan sepi pengunjung, maklum waktu makan siang sudah lewat.  Sepanjang jalan menuju pantai banyak sekali warung yang kebanyakan menawarkan makanan laut.

Akhirnya kami sampai di warung dan setelah sejenak bercengkerama ditawarkan makan sore. Menunya lumayan asyik berbagai jenis ikan dan makanan laut yang lezat.

“Kebanyakan ikan dibeli dari nelayan di panai ini, kecuali udang yang diambil dari tempat lain,”” demikian jelas ibu sobat saya yang dengan ramah terus bercakap-cakap dan melayani dengan ramah.

Selesai makan, barulah saya memulai jalan-jalan menuju ke pantai. Namun saya sedikit terkejut ketika ternyata di hadapan saya ada sebuah sungai yang lumayan lebar dengan banyak perahu yang bersandar dan juga mondar-mandir menyeberangkan pengunjung. Di seberang sungai sana baru lah terdapat pantai Baron.

Yang menarik adalah warana perahu nelayan yang umumnya dicat warna biru. Tunggaljaya, Fortuner 07, Pawitjaya, Sarlex, Sri Bintang, demikian nama-nama yang ada pada badan perahu dan dicat putih.  Perahu nelayan ini umumnya memiliki cadik dan Sebagian memiliki tiang dengan bendera warna merah dan oranye.  Sementara di seberang ada lagi deretan perahu yang digunakan untuk menyeberang sungai. Walau sama berwarna biru, perahu ini umumnya tidak bercadik.

Kerabat saya kemudian bercerita bahwa telah terjadi perubahan aliran sungai sehingga pantai Baron yang dulu dapat dicapai dengan berjalan kaki kini harus dicapai dengan menyeberang sungai. Saya kemudian kembali berjalan sambil melihat warung dan gerai yang menjual berbagai jenis cendera mata, dan makanan.

Sejenak saya ingat pada akhir 2016 lalu juga pernah mampir ke sini. Kala itu dengan berjalan kaki kita dapat sampai ke tepi laut dan di sini ada tulisan besar bertuliskan Pantai Baron dengan warna bak Pelangi. Di dekatnya juga ada tempat penitipan barang bagi pengunjung yang ingin jalan-jalan ke pantai untuk bermain air laut pantai selatan.

Kalau kita memandang ke laut lepas, Tampak deburan ombak yang lumayan besar dan bergulung-gulung menyerbu ke pantai. Ketinggian air di pantai ini juga kerap berubah sesuai dengan pasang surut air.  Di sebalah kanan, tampak tebing yang menjorok jauh ke pantai sementara kalau pandangan mata dialihkan ke bagian kiri, di atas tebing juga terlihat sebuah mercu suar yang cantik dengan warna putih yang dominan.

Selain berjalan-jalan di pantai sambil bermain air laut, di tepi pantai juga ada penjual kelapa muda yang segar.  Saya sempat mencicipinya dan harganya juga murah terjangkau. Kalau tidak salah waktu itu hanya 5. Ribu Rupiah.

Puas bermain di pantai, kami juga bisa melihat-lihat tempat pelelangan ikan. Di sini ikan-ikan yang baru ditangkap oleh nelayan bisa langsung dibeli dan kelebihannya adalah semuanya masih dalam keadaan segar.

Ikan-ikan besar dan kecil disimpan dalam kotak berwarna kuning. Seorang Wanita penjual dengan bangga menawarkan seekor ikan yang cukup besar sambil tersenyum ramah.  Selain itu banyak juga penjual ikan atau makanan laut yang sudah dikeringkan dan digoreng. Pas untuk dibawa pulang sebagai oleh-oleh.

Walau sudah berubah di area pantai dekat laut dengan adanya sungai yang dalihkan alirannya, bagian depan pantai Baron ini masih sama. Ada sebuah masjid yang sekilas tidak berubah dibandingkan kunjungan sekitar 6 tahun yang lalu.

Senja makin merekah ketika kami meninggalkan pantai.

Pantai Baron, Juli 2022 dan Nov 2016.

 

 

Tinggalkan Balasan