Pilkada di Tengah Pandemi, Siapa Takut?

Berita, Edukasi, Terbaru21 Dilihat

 

 

Pilkada serentak di 270 daerah yang terdiri dari 9 provinsi  224  kabupaten dan  37 kota akan digelar pada 9 Desember 2020.

Jadwal ini sebenarnya sudah ditunda  dari jadwal asli 23 September 2020 akibat pandemi Covid 19 yang masih mengganas hingga hari ini . 

 

Untuk membahas tantangan serta pro dan kontra pilkada di tengah masa pandemi ini, Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Bekasi bekerja sama dengan Universitas Pelita Bangsa  mengadakan Odading alias Obrolan Demokrasi melalui Daring Jilid ke III dengan tema “Pandemi Covid 19 dan Tantangan Demokrasi Elektoral” pada Selasa, 24 November 2020 kemarin.

 

Webinar yang dihadiri civitas akademika Universitas Pelita Bangsa dan beberapa universitas lain serta masyarakat umum itu menghadirkan 4 narasumber yaitu Zaki Hilmi S.Ag , Anggota Bawaslu Provinsi Jawa Barat, DR H. Idham Holik S.E, M.Si, Anggota KPU Provinsi Jawa Barat, Taufik Hidayat S.E, M.Si, Dosen Universitas Pelita Bnagsa , dan DR Uu  Nurul Hiuda S.H, M.H, Ketua Program Magister Ilmu Hukum UIN Bandung , dengan moderator Ahmad Fauzi Isman S.S. 

 

Acara Webinar berlangsung menarik dengan paparan masing-masing narasumber dan kemudian dilanjutkan dengan sesi tanya jawab yang meriah.

 

Secara umum para narasumber menekankan perlunya pilkada tetapi dilaksanakan dengan menerapkan protokol kesehatan yang ketat.

Apalagi pemerintah sudah  setuju menambah anggaran Pilkada dari 15,23 T menjadi 20,46 T rupiah untuk menjamin keamanan dan kenyamanan para pemilih.

 

Walaupun banyak mendapat tantangan untuk terus menunda Pilkada, namun ketidakpastian pandemi Covid 19 membuat menunda Pilkada akan memberikan dampak yang lebih buruk pada demokrasi elektoral di Indonesia.

 

Banyak hal yang dibahas termasuk kemungkinan menggunakan e voting di masa depan.

 

Selain itu moderator juga sangat pandai membawakan acara dengan pantun -pantun yang jenaka dan menyegarkan .

 

Webinar sendiri  ditutup dengan moderator menyitir kata kata bijak dari ilmuwan muslim Ibnu Taimiyah atau lengkapnya Abul Abbas Taqiyuddin Ahmad bin Abdus Salam bin Abdullah bin Taimiyah al Harrani (1263-1328).

 

Menurut beliau: “Dan Allah membiarkan negara yang adil bertahan sekalipun dipimpin oleh orang kafir; dan (Dia) tidak membiarkan (negara) zalim untuk bertahan sekalipun dipimpin oleh penguasa Muslim.”

 

Salam Demokrasi

 

25  November 2020

 

Tinggalkan Balasan