Teman – Teman China ku

Teman China ku

 

Catatan Thamrin Dahlan

 

Sekolah Rakyat

 

Sewaktu masih sekolah di kampong Tempino  aku mempunyai seorang teman keturunan China. Acong namanya.  Acong baru bergabung disekolah kami pada kelas 6.  Acong pindahan dari SR kota Jambi. Sampai sekarang kami tidak tahu kenapa dia mau bergabung di sekolah dusun.

Acong anak tauke, orang kaya.  Orang tuanya memiliki beberapa mobil angkutan penumpang  rute  Tempino – Jambi. Temanku satu ini, kecerdasannya biasa biasa saja, tapi yang jelas Acong suka traktir makan. Pengalaman saat ini masih dikenang adalah ketika Acong mengajak kami bolos.

Acong mengajak kami mandi atau tepatnya berenang di kolam Pak Kasim.  Seharusnya kami les pelajaran sore menjelang ujian akhir.  Ini pertama aku bolos, takut juga tetapi karena tergiur ditraktir makan maka pelanggaran itu terjadi.  Besoknya  kami berlima di strap Pak Guru, berdiri dengan satu kaki selama satu jam.

Hari raya imlek berlalu begitu saja, anak anak dusun mana paham yang beginian. Tamat SR, kami berpisah, Acong melanjutkan SMP swasta Xaverius Jambi sedangkan kami ada yang ke Sekolah Teknik (ST), Sekolah Menengah Ekonomi Pertama (SMEP) Sekolah Kepandaian Putri (SKP) dan  aku ke SMP .

Sebelum tahun 1965 anak keturunan china mempunyai sekolah khusus sendiri.  Guru dan bahasa semua china. Mereka mempunyai mobil antar jemput.  Beberapa tetangga kulihat diantar jemput mobil bus sekolah bertulisan aksara Tiongkok.

Belajar menuntut ilmu di SMP bersama Boedak Tempino saudara sepupuku Chairul, Sugiri dan beberapa teman wanita. Kami di terima di SMP 5 Jambi. Disini tidak ada pelajar keturunn China. Kebetulan saat itu meletus peristiwa G30S PKI. Setelah G30S sekolah sekolah china di sita. Kami pelajar SMP 5 yang tadinya sekolah sore di SMA 1 Sipin pindah menempati bekas sekolah China di daerah Simpang Pulai Jambi. Bekas sekolah bagus dan sangat terawat.

Sebelum G30S tahun 1965, di kota Jambi tradisi China masih melekat. Saudara kita itu diberi keleluasaan merayakan imlek di klenteng masing masing. Ada banyak klenteng dengan kepulan asap dari hio terbakar. Barongsai tentu tambah memeriahkan Hari Raya Imlek.

Suatu hal yang sering jadi tontonan  adalah iring – iringan pengantar jenazah orang China ke pemakaman.   Rombongan ini riuh sekali karena dimulai oleh mobil membawa pemukul genderang dan gobreng yang dipukul keras keras.  Dari jauh sudah terdengar, kami berlari lari menunggu konvoi pengantar jenazah lewat depan rumah. Berlomba menghitung berapa jumlah mobil pengiring.

 

SMA

 

Di SMA aku mempunyai 2 orang teman keturunan China, Acai dan Ahong.  Mereka juga baru bergabung di SMA 2 Jambi setelah kelas 3.  Kami kebetulan di kelas PAS.  Dulu SMA mulai kelas 2 dikelompokkan dalam 4 kelas. Sos, Bud, Pas dan Paspal.

Aku lebih akrab dengan Acai, anaknya sopan santun dan berbudi luhur. Dia sering meminjamkan Majalah Intisari kepadaku, karena dia tahu aku kutu buku sedangkan orang tuaku tak sanggup membelikan buku pelajaran apalagi majalah.  Acai pintar berbahasa inggris, aku banyak belajar darinya. Cap Go Meh  aku tak paham, Acai pun tak pernah mengundang.

 

Mahasiswa

 

Lanjut kuliah di Palembang.  Tinggal di daerah 17 Ilir banyak keturunan China bermukim. Di sekitar Jalan Dempo ada satu klenteng besar. Bersahabat dengan anak anak China, main bola dan bergaul akrab seperti layaknya anak muda masa itu.

Kampus hanya mempunyai seorang mahasiswa keturunan China. Kami kuliah di Akademi Perawatan Jalan Merdeka 10 A.  Sungguh aneh memang  koq ada seorang anak keturunan China mau kuliah di Akademi Keperawatan justru bukan di Fakultas Kedokteran. Tapi itulah takdirnya. Herry Sulaiman nama temanku ini. Kami menyelesaikan kuliah hampir 4, 5 tahun, karena tidak ada Sistem Kredit Semester (SKS) waktu itu.

https://www.kompasiana.com/thamrindahlan/5d7dd6a10d823040e03b06d4/ketika-herry-sulaiman-di-hijrahkan-fachrurzi-abbas?page=3&page_images=3

Herry  pandai sekali, aku sering di ajak kerumahnya belajar bersama. Hery sering meminjam buku terjemahan Al Quran yang kumiliki.  Kami sering diskusi tentang agama sesuai dengan kedangkalan ilmu yang dipahami.

Setelah tamat Herry tidak bekerja, dia malah menjaga toko kelontong orang tuanya di daerah Pasar 16 Ilir Palembang.  Aku masih sering mampir ke tokonya setelah pulang kerja di RSUP.  Sekarang Herry sudah membeli sendiri kitab terjemahan Al Qur’an.  Diskusi agama berlanjut, namun Herry tetap dengan keyakinannya.

Beberapa tahun kemudian teman satu alumni  Fachrurrozi  Abbas bekerja sebagai detail man perusahaan obat mengajak Hery bergabung. Takdirnya Herry dengan kemampuan Bahasa Inggris berkarir di perusahaan obat internasional.

Herry Sulaiman menduduki jabatan number one disana.  Pulang balik ke luar negeri, Herry telah menuai keahlian bahasa inggris. Di Jakarta  masih sering bertukar kabar via WAG Alumni Akper Angkatan 4. Hari raya Imlek berlalu begitu saja, mungkin Herry sudah modern.  Keluarga ini memang keluarga intelek, adik adik Herry semua kutu buku, ngak ada yang ngobrol. TV dan radio tak terdengar di rumah mereka.

 

Polri & Tetangga

 

Terakhir ketika tugas di kepolisian beberapa rekan keturunan China menjadi perwira. Bahkan seorang teman yang bersama sama sejak perwira pertama kemudian bertemu lagi di Badan Narkotika Nasional; (BNN)  Brigadir Jenderal Polisi (P) dr Viktor Pudjiadi, SP, B.

Penghormatan untuk senior Kesehatan Polri  antara lain Almarhum Brigadir Jendral Polisi (Hor) dr Chandra Suharto, Sp. Jantung  (Owner Blue Bird Taxi) sangat dermawan.  Juga sahabat Ahli Forensic International  Dr Anton Castelani, Drg Alphonsus sampai saat ini terus bertegur sapa di komunitas Paguyuban Purnawirawan Kesehatan Polri (P2KP)

Pertemuan adalah salah satu dari 4 Takdir Manusia.  Kami sama sama tinggal di Kelurahan Dukuh RW 06 Kramatjati Jakarta Timur. Bertetangga antara Blok A dan Blok F di Perumahan Bumi Harapan Permai (BHP)  Aneh,   justru  perkenalan terjadi di Tamini Square.  Beliau Almarhum Bapak Jonki Ananta Koeswara  Owner Travel Reliji Holyland Jerusalem. Ketika itu bersua di toko handphone Bung Alex.

Salah satu trobosan muncul dari Bapak Jonki Ananta Koeswara  Presiden Direktur PT Stella Kwarta Wisata Coffee on the Bus.  Inilah kreasi Penggiat Pariwisata ditengah dampak pandemi covid 19. Berwisata keliling kota Jakarta sembari menikmati kopi.

Sejak pertemuan itu kami sering bersua di toko Alex lanjut makan bersama di Resto Tamini Square.  Senang sekali mendapat hadiah buku YPTD. Almarhum Bapak Yongkie sangat baik bahkan baik sekali.   Berniat mengajak ke Palestina ziarah ke Masjid Aqsa dengan Travel PT Stella Kwarta.  InshaAllah niat baik tersebut di perjalankan Allah SWT.  Aamiin.

 

Alumni  Agrinex 

 

Sahabat China Alumni Agrinex 2022 ada 5 orang.  Bisa jadi kami  digelari Perusuh oleh Bapak Dahlan Iskan di persuakan dalam suasana akrab. Sebut saja Pak Mario Setyo pertama kali bertemu di titik kumpul Serpong menjelang berangkat ke Pandeglang Banten.

Kemudian Dokter Sandra bersama suami Mr Hadi saat ini kosentarsi membudidayakan buah buahan berkualitas. Bung Denny Heibert berbhakti untuk masyarakat dalam Program 1 Juta Kacamata Gratis. Satu lagi Ahli Fengsui kita anak muda berbakat meramal. Namanya Hendri.

Dalam suasana gelombang atmosfir disway.id  segala sesuatu menjadi lebih cair.  Tidak ada perasaan ringkuh walaupun baru berkenalan.  Persahabatan kami berlanjut dalam komunitas Alumni Agrinex.  Sangat intens saling berbagi ceria canda mengulang – ngulang kisah indah selama 2 hari 1 malam akhir tahun 2022 di Agrowisata Agrinex  Ibu Rifda Ammarina.

Bagi sobat cinaku Imlek adalah hari leluhur yang patut dihormati sebagai salah satu bentuk bhakti kepada orang tua. Pada dasarnya saudara saudara kita teman teman keturunan China baik baik. Persahabatan bernuansa Hablun Minnannas.

 

Kita Basodara

 

Kembali pada filosofi kehidupan terutama dalam pergaulan sehari hari. Bagaimana seorang cerdas menyadari bahwa kelahiran manusia di muka bumi ini tidak bisa memilih. Thamrin Dahlan Lahir di Tempino Jambi, Ibu Minang Bapak Bengkulu. Muslim.   Demikian pula dengan saudara ditakdirkan berketurunan China. Keberagaman itu adalah kehendak Tuhan Yang Maha Esa.  Kenapa pula harus di persoalkan lagi.

Kita basodara ya. Warga Negara Indonesia. Sejujurnya Temanku China ulet, tekun dan sederhana, Rerata  mereka pintar, Bisa jadi  lebih banyak belajar dari pada bermain. Kepada Acong, Acai, Herry Sulaiman, BJPP dr Viktor, dr Sandra, Mr Hadi, Pak Mario dan Denny serta Hendry dimanapun dikau berada saat ini:  Gong  Xi Fat Chai.

 

  • Selamat Tahun Baru Imlek  2573.
  • Gong  Xi Fat Chai
  • Salam salaman

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Tinggalkan Balasan