oleh

Bersua Keturunan Rasulullah di Yordania

-Islam, Peristiwa, Terbaru, YPTD-Telah Dibaca : 580 Orang

Mungkin inilah salah satu hikmah ketika saya dan 4 sahabat ditolak masuk Negera Israel. Hikmah tersebut bersua tanpa di duga dengan Syed Hathiem Al Balushi.   Perjumpaan itu terjadi ketika kami ber lima 7 Maret 2017 di pandu guide Khaled Walid ziarah ke makan Sahabat Nabi Abu Ubaidah. Maqam  terletak di pinggiran Kota Amman Jordania.  Tentu sobat bertanya siapa Hathiem Al Balushi ?

 

Pemuda tinggi itu mengeluarkan satu untaian kalung berujung sejenis batu permata berwarna kuning ke emas emasan. Beliau datangdari Oman  bersama dua orang teman.  Salah seorang teman nya mengatakan dalam bahasa Inggris khas Arabian bahwa Hathiem Al Balushi adalah keturunan Rasulullah Nabi Muhammad SAW.  Kalung itulah sebagai penanda kebenaran fakta menjadi  simbol seorang cicit ke – 33 Nabi Terakhir.

 

Koleksi Dokumentasi Foto Agus Pandu Purnama

Ternyata Syed Hathiem paseh berbahasa inggris,  Serta merta mengajak kami berteman di media sosial.  Ketika saya mengatakan identitas nama Thamrin Dahlan di face book beliau lagsung meng add.  Namun sayang fb awak sudah full 5000 teman.  Sahabat saya Mas Pandu Purnama langsung berteman di FB dan tercatatlah beliau sebagai sahabat dunia maya yang bertemu di negeri orang.  Pertemanan nan abadi sahabat seiman.

Ternyata Syed Hathiem Al Balushi pernah ke Indonesia. Beliau menunjukkan rekaman video ketika menghadiri Maulid Nabi Muhammad SAW di Jawa Timur.  Ada beberapa video acara pembacaan Rawi Rasulullah di Surabaya dan Kediri serta beberapa tempat.  Nampaknya bersama para Habaib suasana ramai dan meriah memperingati Hari kelahiran Nabi Muhammad terekam ketika membacakan Shalawat Nabi.

 

 

Koleksi Dokumentasi Foto Agus Pandu Purnama

Itulah perjalanan yang tidak terduga ketika kami di tolak masuk ke Israel berhubung tidak di beri visa masuk.  Dengan demikikan niat utama dari tanah air ingin muhibah dan shalat ke Masjidil Aqsa untuk sementara tertunda. Ibu Husna, Awak, Mas Pandu dan Istri Mbak Rheny dan Mbak Ira hanya bisa melihat dari kejauhan tanah Palestina l dari perbatasan Jordania.  Sebagai pengganti dua hari itu kami di jadualkan ziarah ke tempat wisata di kota Amman dan sekitarnya.  Salah satu tempat itu adalah Maqam Sahabat Nabi Abu Ubaidah.

Berdasarkan referensi dari Republika di dapat kisah Abu Ubaidah .  Nama  asli Sahabat Nabi Abu Ubaidah adalah Amir bin Abdullah bin Jarrah Al-Fihry Al-Quraiys, namun lebih dikenal dengan Abu Ubaidah bin Jarrah. Wajahnya selalu berseri, matanya bersinar, ramah kepada semua orang, sehingga mereka simpati kepadanya. Di samping sifatnya yang lemah lembut, dia sangat tawadhu dan pemalu. Tapi bila menghadapi suatu urusan penting, ia sangat cekatan bagai singa jantan.   Abdullah bin Umar pernah berkata tentang orang-orang yang mulia. “Ada tiga orang Quraiys yang sangat cemerlang wajahnya, tinggi akhlaknya dan sangat pemalu. Bila berbicara mereka tidak pernah dusta. Dan apabila orang berbicara, mereka tidak cepat-cepat mendustakan. Mereka itu adalah Abu Bakar Ash-Shiddiq, Utsman bin Affan, dan Abu Ubaidah bin Jarrah.”

 

Abu Ubaidah termasuk kelompok pertama sahabat yang masuk Islam. Dia masuk Islam atas ajakan Abu Bakar Ash-Shiddiq, sehari setelah Abu Bakar masuk Islam. Waktu menemui Rasulullah SAW, dia bersama-sama dengan Abdurrahman bin Auf, Utsman bin Mazh’un dan Arqam bin Abi Arqam untuk mengucapkan syahadat di hadapan beliau. Oleh sebab itu, mereka tercatat sebagai pilar pertama dalam pembangunan mahligai Islam yang agung dan indah. Dalam Perang Badar, Abu Ubaidah berhasil menyusup ke barisan musuh tanpa takut mati. Namun tentara berkuda kaum musyrikin menghadang dan mengejarnya. Kemana pun ia lari, tentara itu terus mengejarnya dengan beringas. Abu Ubaidah menghindar dan menjauhkan diri untuk bertarung dengan pengejarnya. Ketika si pengejar bertambah dekat, dan merasa posisinya strategis, Abu Ubaidah mengayunkan pedang ke arah kepala lawan. Sang lawan tewas seketika dengan kepala terbelah.

 

 

Berkenaan dengan kasus Abu Ubaidah ini, Allah SWT berfirman: “Kamu tak akan mendapati kaum yang beriman pada Allah dan hari akhirat, saling berkasih-sayang dengan orang-orang yang menentang Allah dan Rasul-Nya, sekalipun orang-orang itu bapak-bapak, atau anak-anak atau saudara-saudara ataupun keluarga mereka. Mereka itulah orang-orang yang telah menanamkan keimanan dalam hati mereka dan menguatkan mereka dengan pertolongan yang datang daripada-Nya. Dan dimasukan-Nya mereka ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya. Allah ridha terhadap mereka, dan merekapun merasa puas terhadap (limpahan rahmat)-Nya. Mereka itulah golongan Allah. Ketahuilah, bahwa sesungguhnya hizbullah itu adalah golongan yang beruntung.” (QS Al-Mujaadalah: 23)

 

Koleksi Dokumentasi Foto Agus Pandu Purnama

Setelah menunaikan shalat di Masjid di kawasan Maqam kami ziarah.  di Ruang Maqam kami berdoa dengan Cicit Rasulullah.  Malah secara khusus Beliau meletakkan tanda  kalung petanda heritage Rasullah di atas kepala saya dan Mas Pandu dalam doa khusus.  Pertemuan yang sudah pasti tertulis di kitab Lauh Mahfudz itu menjadi kenangan tersendiri yang tidak terlupakan .

Subhanallah semua perjumpaan ini memberikan keyakinan bahwa setiap langkah adalah atas kehendak Tuhan Maha Kuasa nan bisa dipetik  hikmah kehidupan anak manusia. Tiada rekayasa, peristiwa ini merupakan satu kemungkinan dari jutaan kemungkinan pada teori probabilitas. Terus terang kami merasa sangat terharu atas nikmat karunia Allah SWT yang tidak disangka sangka.

 

Sampai saat ini saya aktif berkomunikasi di FB dengan Syed Hathiem Al Balushi.  Saling menyapa dan memberi salam.  Awak mengatakan suatu saat ketika Cicit Nabi ini bermuhibah ke Indoneisa lagi Insha Allah kita bisa silaturahim.  Keturunan mulia ini dipertemukan Allah SWT dengan Muslim Indonesia di maqam sahabat Nabi Abu Ubaidah yang merupakan 1 orang dari 10 sahabat (Asyarah Mubasyarah) di jamin masuk surga.

 

Wallahu Alam Bi Sawab.

 

Salamsalaman

TD

 

Komentar

Tinggalkan Balasan