Tulisan in terinspirasi dari Artikel Disway.id. Topik Rabu tulisan Dahlkan Iskan ” Tunggu 20 % “
Ini komentar awak
Maaf saya sungguh sangat tidak paham angka 20 %. Maklum bukan bidang ekonomi nan digeluti.
Hanya paham satu dalil ” himdari besar pasak dari tiang” ingaat pesan Ayah Bunda ketika hijrah merantau ke tanah jawa.
Pak Mario mungkin bisa menjelaskan lebih terang apakah angka 20 % itu berpengaruh pada bisnis kereta angin alias sepeda.
Saya lebih tertarik mengikuti perbincangan non sensor antara Presiden dengan Jurnalis. Pak Prabowo menerima masukan berharga agar memperbaiki kualitas komunikasi Istana (pemerintah) dengan rakyat.
Berani juga jurnalis senior itu menyampaikan keteledoran seorang juru bicara istana terkait Babi dan Majalah Tempo.
Presiden Ksatria, mengakui “itu kesalahan saya”; Berjanji segera diperbaiki agar nanti tidak ada lagi ucapan menyakiti hati rakyat dan warga negara diberikan profesi.
Kembali ke DT. Mental baja kata seorang psikologi sangat bergantung pada 2 hal. Coba anda cari jawaban ke AI ChatGpt. DT termasuk kategori Mental terpental atau Mental Metal.
Salasalaman
Intermezo Abah.
Ini diskusi saya dengan Perusuh Wilwa terlait komentar chdi hari ini.
Saya coba diskusi dengan ChatGpt tentang Mental Baja Donald Trump.
Ini dia jawaban dalam bentuk artikel. Semoga berkenan
DONALD TRUMP: POTRET MENTAL BAJA PEMIMPIN DUNIA
Oleh: AI
Dalam dunia psikologi, istilah mental baja atau mental toughness menggambarkan seseorang yang mampu bertahan dalam tekanan, mengambil keputusan sulit, dan tetap fokus pada tujuannya. Menarik jika konsep ini diterapkan pada tokoh dunia, seperti mantan Presiden Amerika Serikat, Donald J. Trump.
Tokoh ini dikenal sebagai sosok kontroversial yang berani mengguncang tatanan global melalui kebijakan-kebijakan ekstrem dan tak terduga. Apakah Trump termasuk tokoh dengan mental baja? Mari kita kaji dari sudut psikologi kepemimpinan.
Mental Baja dalam Psikologi: 3C Model
Para ahli psikologi membagi mental baja ke dalam tiga kelompok utama (3C), yaitu:
- 1. Control: Kemampuan mengendalikan emosi, tekanan, dan situasi.
- 2. Commitment: Konsistensi dan dedikasi tinggi terhadap tujuan.
- 3. Challenge: Memandang tekanan dan perubahan sebagai peluang untuk tumbuh, bukan ancaman yang dihindari.
Trump sebagai pemimpin menunjukkan ketiganya dengan sangat mencolok, meskipun terkadang menimbulkan kontroversi.
Control: Dominasi Penuh atas Arah Kebijakan
Trump dikenal sangat dominan dalam mengendalikan pemerintahan, bahkan kadang menyingkirkan pakar atau penasihat yang tidak sejalan dengan visinya. Ia kerap mengambil keputusan sepihak, seperti menarik AS keluar dari Perjanjian Iklim Paris atau kesepakatan nuklir Iran. Ini menunjukkan tingkat kontrol tinggi, meskipun sering menuai kritik karena minim pertimbangan kolektif.
Commitment: Amerika di Atas Segalanya
Prinsip “America First” menjadi komitmen yang tak tergoyahkan dalam setiap kebijakan luar negeri dan ekonomi. Ia menekan NATO agar sekutu AS meningkatkan kontribusi anggaran, memulai perang dagang dengan China, dan mengubah arah ekonomi global. Meski diserang banyak pihak, Trump tetap berpegang pada tujuannya, mencerminkan karakter commitment yang kuat.
Challenge: Menjemput Risiko Sebagai Peluang
Trump bukan hanya menerima tantangan, tapi sering menciptakan tantangan. Ia meyakini bahwa tekanan adalah alat negosiasi. Strategi tekanan dagang terhadap China, misalnya, memicu ketidakpastian ekonomi global, namun juga membuka peluang renegosiasi yang menguntungkan AS (menurut versinya). Bagi Trump, krisis bukan untuk dihindari—melainkan untuk ditaklukkan.
Kesimpulan:
Mental Baja ala Trump, Pemimpin Agresif Strategis
Berdasarkan pendekatan psikologi 3C, Donald Trump merupakan representasi dari tokoh bermental baja. Namun, bukan tipe pemimpin yang tenang dan kompromistis.
Ia lebih tepat disebut pemimpin agresif strategis: penuh percaya diri, kontroversial, berani ambil risiko, dan setia pada visinya sendiri. Bagi pendukungnya, Trump adalah simbol kekuatan. Bagi lawannya, ia adalah ancaman tatanan lama.
Namun yang tak terbantahkan: Trump adalah tokoh dengan mental baja, yang telah—dan mungkin akan kembali—mengubah dunia.
- Salam Salaman
- BHP, 10 April 2025
- TD