Warisan Kebun

Lihat Kebunku

Catatan Mudik Thamrin Dahlan

Rasanya kurang lengkap kalau mudik  tidak meng kisah kan warisan peninggalan Almarhum Ayahanda Haji Dahlan bin Affan. Warisan itu berupa tanah  seluas 10.000 meter persegi yang merupakan kebun beserta isinya di Tempino 27 km dari kota Jambi.

Hak waris diperuntukkan kepada  5 anak kandung  dari Haji Dahlan dan Almarhumah  Ibunda Hj. Kamsiah binti Sutan Mahmud.. Kelima anak tersebut adalah Hj Husna,  Syahrir, Nurhayati, H. Thamrin Dahlan dan si bungsu M.  Yahya.

Alhamdulillah tanah warisan itu sudah di bagi rata menjadi 3 bagian. Sertifikat tanah bagian pertama untuk Syahrir beserta rumah. Bgian tengah hak Hj Husna dan Nurhayati sedangkan di tanah paling ujung diperuntuk kan Thamrin Dahlan dan Yahya. Masing masing hak waris memperoleh kebun seluas 3.000 meter persegi lebih.

Sejak lahir 1952 sampai tahuin 1970 awak tinggal disini. Rumah ladang yang merupakan kebun Bapak dan Mamak.  Sebenarnya kami masih boleh menikmati Rumah Dinas Pertamina yang memiliki fasilitas gas. lampu dan ledeng air karena Bapak Karyawan Pertamina.  Namun  Bapak mengajak anak istri tinggal dirumah kebun.

” Persiapan  pensiun agar kalian tidak kaget ”

Bersebab Uni Husna Notaris kemudian dilanjutkan Marlisa binti Syahrit  juga Notaris mala legalcy tanah warisan tesebut bersertifikat menjadi sangat mudah. Warisan di amanahkan Ayahanda dan ibunda menjadi kenangan sangat berharga bagi kami anak cucu sebagi penguat agar tetap pulang ke tanah kelahiran Tempino.

Jangan lupakan kampong dan urus penimggalan kebun itu sengan baik.  Alhamdulillah takdir diantara 7 bersaudara sekandung Uda Buyung berkenan mengurus kebun nan sangat luas tersebut.  Pasalnya kami adik kakak semua merantau.  Untunglah kemudian setelah Uda Buyung wafat pengurusan ladang diteruskan oleh putra M. Yunus.

Kebun sangat produktif.  Terutama hasil panen kelapa yang setiap bulan bisa mencapai 1000 butir  lebih.  Belum lagi a tananam durian dan tanaman buah buahan lain.  Juga ada kelapa sawit, pinang dan petai jengkol.  Selain itu di kebun ada 7 kolam atau tebat. Dari hasil kebun ini M. Yunus bisa membiayi pengurusan ladang yang juga dibantu oleh para hak waris.

Ada rumah warisan.  Cukup besar tersedia 7 kamar tidur, ruang tamu, ruang makan dan ruang keluarga dan 2 kamar mandi.  Dirumah ladang Tempino inilah kami dibesarkan. disekolahkan sampai akhirnya mendapat gelar sarjana. Alhamduliklah warisan  ini akan selalu kami jaga dan sepakat tidak akan dijual sampai kapanpun

Cucunada Azka, Zafran dan Alzam menikmati hobby mancing di kolam Buyut.  Betapa senang gembira  mereka ketika kailnya di tarik ikan.  Lebaran menjadi sangat berbesan, bernostalgia dikebun yang sangat luas.  Ketika malam tiba terdengar suara jangkrit bersahut sahutan melengkin tiada henti.

Insha Allah kami saudara sekandung akan terus mudik.  Dalam kondisi perjalanan dan kesempatan yang ada mudik merupakan tradisi keluarga sebagai anak keturunan  selala mengingat amamah Mak dan Bapak.  Sesungguhnya kebun di Tempuno itulah pengikat persaudaraan kami.

  • Salam Literasi
  • BHP. 12 mei 2022
  • YPTD

Tinggalkan Balasan