Kenapa Lupa

Pikun Stadium Satu

Catatan Thamrin Dahlan

  • kalau sakit jangan ke dukun
  • lebih baik ke dokter spesialis
  • penyakit tua bernama pikun
  • tunda pikun dengan menulis

Sunatullah diusia 70 tahun kurang 8 bulan pikun mulai melanda. Pikun stadium satu rupanya.  Itulah nikmat lupa.

Kamis, 18 November 2021 awak bergegas keluar rumah.  Tujuan ATM, mau transfer pesanan kurma Medjool. Sebenarnya ada tujuan lain ke Bank Rakyat Indonesia, perbaiki mobile banking.

Setengah jalan tetiba awak lupa membawa BukuTabungan BRI. Itulah syarat utama bila ingin mengurus mobile banking. Ya sudah jalan terus . Tak emergency, bisa dilakukan kapan kapan.

Setiba di BRI Pasar Induk awak lihat ATM error.  Artinya bisa transfer dan ambil uang namun tak pula ada secarik kertas bukti transfer. Nah Bukti transfer berupa kertas kecil keluaran ATM itu sangat urgent.  Difoto kemudian kirim ke sahabat sebagai bukti transfer sudah dilakukan.

Berjalanlah awak ber kaki dua melewati keramaian transportasi.  Jalan dipinggir pinggir sangat.  Kuatir pula tubuh lansia ini tertabrak oto atau motor. Tujuan ke salah satu mini market.  Mudah mudahan disana transfer bisa terakses.

(Naskah ini ditulis di Personal Computer pada aplikasi word. Awak baru pindah menulis dari Facebook ke word.  Pasalnya khawatir tulisan hilang tiba tiba)

Katanya aplikasi word aman bersebab ada system save otomatis.  Pengalaman mengajarkan begitu apalagi di era pikun stadium satu

Waduh.  Berulang ulang transfer tetapi gagal.  Apa pula kesalahan.  Coba ambil uangg. Bisa. Pindah ke ATM sebelah tidak bisa juga transfer. Dimana  letak kesalahan.

Sementara itu hand phone bordering dari nomor tak di kenal.  Awak angkat saja kuatir penting.

Telpon  ternyata dari rekan gosend.  Mengkhabarkan kurma sudah sampai dialamat.  Awak berpesan agar paket itu di letakkan saja dalam pagar karena kebetulan seisi rumah sedang work form office.

Nah kurma sudah sampai transfer belum berhasil. Elok juga sahabat yang percaya kirim barang padahal belum dibayar.

Awak akan beritakan ke pengirim kurma sudah diterima. Maaf incident error transfer.   Sebelum kirim kabar awak rehat sejenak.  Keluar dari mini market.  Membeli dogan. Kelapa muda untuk minuman segar berbuka puasa nanti.

Sembari menunggu kelapa muda dikupas awak memeperhatikan WA. Waduh,  ternyata pikun itu memang melanda diusia tua.  Pola pikir ini sudah terpaku pada nomor kode bank 008. Bank Mandiri. Jadi inilah sebab transfer ditolak system ATM.

Bergegas awak e ATM lagi setelah membayar Rp. 16.000 untuk 2 dogan. Betul sekali ternyata nomor rekening sahabat itu 009.  Beliau menggunakan akun nasabah BNI (46). Alhamdulilllah sukses. Lega rasanya. Segera foto bukti transfer Rp 250.000 harga 1 Kg Kurma Maedjool.   Send to Mr Taufik Uieks.

Pikun stadium satu ini memang agak meresahkan juga mengganggu kegiatan keseharian.  Oleh karena itu untuk melawan penyaklit pelupa  (masuk ke pikun stadium dua) awak bersegera melakukan apa yang teringat akan dikerjakan. Kalau tidak pasti lupa.  Untuk mengingat ingat apa yang terlintas sekian detik sebelumnya syusahnya bukan main.

Perihal menurunnya kemampuan panca-indra manusia seiring bertambahnya usia terdapat pada Kitab Suci Al Qur’an. Inilah bukti kebesaran Allah SWT Tuhan Yang Maha Kuasa  terkait penyakit lupa.

Tercantum di Surat Yasin (36) Ayat 68 :

“Dan barangsiapa Kami panjangkan umurnya niscaya Kami kembalikan dia kepada awal kejadian(nya). Maka mengapa mereka tidak mengerti?”

Yes para lansia kembali ke awal kejadian seperti bayi atau anak anak lagi baik perilaku maupun kemampuan antomi tubuh terutama pancaindra. Mata Rabun, Pendengaran Pekak alias Tuli.  Ingatan berkurang.

Bersebab  hal itu para lansia sebaiknya banyak banyak beraktifitas positif produktif.  Pilihan awak ialah Literasi.  Membaca dan Menulis  kemudian menerbitkan buku disamping memperbanyak silaturahmi.

Ufh semoga tidak lupa pula tulisan ini di posting,.. hehehehe

  • Salam Literasi
  • BHP 181121
  • YPTD

Tinggalkan Balasan