SK Pertama yang Mengharu Biru

Fiksiana, Novel30 Dilihat

6 Juli 2016

“Selamat bergabung di kesatuan,” pesan masuk dari seseorang di  WhatsApp.

Dengan rasa heran aku membalas pesan tersebut:   “Maaf, Anda salah kirim?” Aku pun melihat profil WA si pengirim pesan, tapi tidak ada foto di sana.

Satu jam dua jam tak ada balasan. “Ah, benar yang salah kirim,” pikirku.

Ketika itu sekitar pukul  tujuh malam, seseorang mengetuk pintu, dan ternyata rekanku, menyampaikan sepucuk surat . Lalu aku pun membacanya. Seketika aku merasa tak menentu, entah  senang atau kaget dengan isi surat itu, sulit digambarkan.  ” Ya Allah…” aku berseru.

Mendengar seruan itu suamiku bertanya dengan penuh keheranan:  “Ada apa,Bu? Surat apa itu?”

Tanpa berkata-kata aku memberikan surat itu, kemudian ia membacanya: “  Alhamdulillah, Bu.  Besok diundang pelantikan menjadi kepala sekolah ya? Wah, selamat ya ,Bu”

Melihatku hanya diam suamiku bertanya: “ Koq, kayak yang bingung begitu, Bu?”

“Aku bingung, Pak. Mengapa tiba-tiba begini yah? Jadinya antara percaya dan tidak aku diangkat menjadi kepala sekolah,” Sahutku.

Ingatanku kembali ke pesan di WA tadi sore. Aku menyimpulkan bahwa pesan itu memang benar ditujukan kepadaku. “Tapi siapa pengirimnya yah?”  bisikku  dalam hati.

“Bersyukurlah. Bukankah sudah sejak lama menunggu kesempatan ini? Mungkin sekaranglah waktunya. Bapak percaya  Ibu bisa melaksankannya dengan baik. Ngomong-ngomong di sekolah mana yah? “ tanya suamiku.

“ Entahlah, gak disebutin dalam suratnya. Ntar setelah pelantikan akan dikasih SK-nya,”  jawabku.

“Mudah-mudahan tidak terlalu jauh yah karena perempuan biasanya gak ditugaskan di tempat yang jauh,” kata suamiku penuh harap.

“Aamiin ya robbal aalamiin,” sahutku.

Beribu tanya memenuhi pikiranku tentang sekolah yang akan dituju. Namun, segera aku pasrahkan dalam sujud syukur kepada Sang Pengatur alam semesta, seraya memohon dimudahkan, dilancarkan, dan selalu ada dalam lindungan-Nya.

“ Bagaimana Bu, mau Bapak antar ke Kabupaten?’” tanya suamiku ketika aku bersiap-siap untuk berangkat ke kantor Bupati.

“ Gak usah,Pa, mau bareng teman-teman yang juga mendapat surat aja, yah,” jawabku sambil meminta ijin suamiku.

“ Ya sudah, hati-hati ya” katany setelah tahu siapa saja yang akan berangkat bersama denganku.

Aku pun berangkatlah menumpang di mobil seorang teman, yang sudah lebih dulu menjadi kepala sekolah, yang  sekarang mendapat surat pelantikan juga, dan ada dua orang kepala sekolah lainnya mendapatkan hal yang sama, biasanya karena terkena rotasi. Perjalanan sejauh 36 KM itu terasa  jauh sekali, karena rasa tak sabar, ingin  segera kuketahui  dimanakah gerangan sekolah yang akan dituju.

Pagi itu, tanggal 8 Juni 2016, aku dilantik dan disumpah menjadi seorang kepala sekolah. Sungguh merupakan pengalaman baru bagiku menjalani pelantikan itu. Ada rasa haru ketika aku mengikuti kata-kata sumpah jabatan yang dipimpin Ibu Bupati. Ternyata itu bukan mimpi, tapi kenytaan yang kuterima sebagai suatu anugerah dan amanat dari Sang Kholik.

Sambutan demi sambutan digelar mengawali pembagian Surat Keputusan (SK)  promosi dan rotasi kepala sekolah. Lalu tiba saatku menerima SK. Dengan jantung berdegup kencang aku  mendekati sumber suara  yang memanggilku untuk menerima SK. Setelah kembali ke tempat  duduk, aku pun membuka SK tersebut,” Ya allah, ya Rob!

Seketika berbagai perasaan berkecamuk dalam hati. Antara senang, sedih dan cemas. Sehingga ucapan selamat dari rekan-rekanku dijawab dengan singkat. Pikiranku kacau mengetahui tempat di mana sekolah itu berada.

“Ya Allah, kenapa aku Kau uji dengan hal ini? Takut hamba tidak bisa menjalaninya.” bisik hatiku penuh cemas.

(Bersambung)

Tinggalkan Balasan

6 komentar

  1. Selamat bergabung Ibu Tini di YPTD
    Saya suka cara Bu Guru bertutur, mengalir enak dibaca dan ikut berdebar mengikuti alur kisah nyata. Ditunggu kelanjutan….
    Bergabung di WA Penulis terbitkanbukugratis.id
    Salam Literasi
    YPTD