Mamahku bukan pelakor (bagian 1)

Itu siapa mah?
Andi bertanya tentang laki-laki yang mengantar Sinta pulang.
Hanya teman pah, jawab Sinta santai.

Oh…biasanya kamu telepon aku klo mau pulang, kok tumben hari ini kamu g sama sekali hubungi aku. Andi berkomentar tentang sikap Sinta hari ini.

Lelah pah, kamu maunya ditelpon aja.

A…aku g mau ganggu kerjamu mah, makanya aku lebih baik nunggu. Ya maaf kalo aku salah dalam berpikiran seperti itu.

Loli yang lelah melihat kedua orangtuanya selalu bertengkar setiap hari akibat ulang maminya yang ia lihat berjalan dengan lelaki yang mengantarnya malam ini berkali-kali.

Ya sudahlah, aku lelah pah. Mau istirahat dulu.

Santi yang seorang penyanyi kelas atas meninggalkan suaminya seorang diri tanpa mencium tangan suaminya.

Andi hanya tertegun sambil menelan air liyur karena dia mulai melihat perubahan istrinya kali ini. Apa karena aku tak jemput dia? Tanyanya dalam hati. Baiklah besok aku akan menunggunya di tempat kerja sambil merancang-rancang sebuah lagu. Ucapnya kembali menyemangati diri. Andi sangat mencintai istri dan kedua buah hatinya bahkan ia rela meninggalkan pekerjaannya di sebuah perusahaan besar dan memilih menjadi pencipta lagu agar tetap di rumah demi menjaga kedua buah hatinya. Sementara Santi, sang istri lebih memilih aktif menyanyi di luar tak jarang dia meninggalkan kedua buah hatinya untuk show di luar kota bahkan luar negeri.

Di kamar itu, Andi mencoba meminta maaf kedua kalinya kepada sang istri. Tapi, Santi sudah tertidur lelap.

Jam beker tua kesayangan Andi berdering di angka 3. Dia segera bangun dan membangunkan istri dan kedua buah hatinya untuk sholat tahajjud berjamaah.

Loli dan Zay langsung bangun saat papinya membangunkan mereka dengan sangat lembut, Andi selalu mencium kedua pipi buah hatinya ketika membangunkannya. Loli dan Zay tak pernah menolak apa yang Andi perintahkan termasuk harus bangun di pertigaan malam untuk sholat tahajjud yang sementara anak-anak seusianya justru masih tertidur lelap.

Andi, Loli, dan Zay sudah siap dengan perlengkapan sholatnya dan menuju musholla kecil yang dibangun sebagus mungkin dengan ukuran 6×7, cukup untuk mereka berempat.

Pi, Mami belum bangun? Tanya Loli.

Tadi udah Papi bangunin sebelum bangunkan kalian, tapi mungkin sedang berwudlu. Kita tunggu 5 menit lagi ya.

Loli dan adiknya menggangguk mengiyakan. Lima menit sudah lewat dan Zay mulai gelisah karena ia ingin tidur lagi sebelum azan subuh berkumandang.

Mulai aja y Pi,ujar Zay.

Mami paling tidur lagi.

Zay mulai kesal lantaran dia sering dikecewakan oleh maminya.

Baiklah, kita mulai saja….

Andi memimpin sholat tahajjud dengan khidmat. Anak-anaknya di belakangnya pun mengikuti gerakan papinya sebagai imam sholat.

Hingga selesai sholat Subuh, batang hidung Santi masih belum terlihat di musholla itu.

  • Andi melangkahkan kakinya ke kamar untuk membangunkan sang istri. Saat tiba di pintu kamar, Andi terkejut….

Tinggalkan Balasan