SERPIHAN CERMIN RETAK 21

Fiksiana38 Dilihat

SERPIHAN CERMIN RETAK 21

Tung Widut

Pak Carlos yang terbangun segera terperanjat. Tangan kanannya diletakan di bibir. Memberi kode pada sang ibu untuk diam. Lalu keduanya ke luar lamar.

“Semalam badanya panas ma,” kata pak Carlos.

 

Malam  yang cukup dingin. Sedari sore hujan lebat tak terbendung. Terdengar suara hujan terus menerus. Kadang hanya berhenti sebentar lalu kembali lagi. Dedaunan  basah di taman rumah Pak Carlos kelihatan mengkilap memantulkan cahaya lampu. Teh buatan tante Lindri sudah kering sejak sore. Lampu ruang depan    sudah dimatikan sejam lalu. Yuandra sudah masuk kamar terlebih dahulu. Tinggal tante Lindri yang tetap di ruang tengah. Ruang tempat  nonton tv sambil santai di sofa panjang.

Kelihatanya tante Lindri  menanti Pak Carlos pulang. Sedari sore selalu menanyakan keadaan Pak Carlos.  Menanyakan apa kabar pak  Carlos kepada Yuandra.  Menanyakan apakah pak Carlos  pesan kalau pulang malam  ini.  Dia juga sering  membuka pintu untuk melihat ke kanan dan ke kiri,  juga sering memandangi Hp walaupun tak berbunyi.

Yuandra ingin menikmati suasana hujan di bawah selimut hangat. AC dimatikan. Dibukanya sedikit cendela kamar.  Agar udara dingin bisa dinikmati secara alami. Ternyata mata Yuan tetap tak mau terpejam. Pikirannya selalu dihantui pada masa lalu , masa sekarang dan nantinya. Malah justru rasa was-was muncul karena sikap aneh tante Lindri sejak sore. Kini dia mulai mengucapkan doa-doa agar bisa terpejam.

Terdengar sayup suara tante Lindri berbicara dengan seseorang. Semakin lama suaranya semakin keras. Bahkan nama Yuandra sempat disebut. Segera bangkit dari tidur. Perlahan pintu kamar dibuka agar tante Lindri tidak mengetahui kalau dia ke luar dari kamar. Kaki langsingnya berjikat mendekati tangga turun. Kini poisinya benar aman tak terkihat dari bawah. Tapi suara tante Lindri maupun pak Carlos sangat jelas terdengar. Terlihat pak Carlos duduk di sofa berhadapan dengan tante Lindri.

“Aku semula sangat menyukai gadis itu, Gadis yang santun halus dan cantik.       Setelah kau mengajaknya ke rumah ini, aku jadi curiga.  Sebenarnya ada sesuatu           antara             kamu sama dia. Oke, kalau kau tertarik padanya. Gadis itu memang        lebih baik dari gadis-gadis mu yang terdahulu,” kata tante Lindri dengan suara        keras.