Jatim Park Anak Muda Kreatif di 24 Jam Menabuh
Tung Widut
24 jam menabuh di selenggarakan oleh Institusi Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta dalam rangka diesnatalis ke 40. ISI Yogyakarta yang berada di Bantul ini mengadakan pertunjukan Karawitan mulai tanggal 21-22 Mei 2024. Dimulai jam 09.00 sampai 10.10 di laboratorium ISI Yogyakarta.
Tema “Eksistensi dan Daya Kreativitas Seni Budaya Karawitan Sebagai Pelestariang Peradaban Desa Nusantara untuk Indonesia”.
Ada 35 komunitas yang mengikuti acara ini. Mulai dari usia balita, smki, ibu-anak PKK, sanggar yang sudah punya nama sampai komunitas yang baru muncul seperti komonitas JatimPart.
Komonitas JatimPart ini dipandegani oleh duet Alan Jontor dan Hendi Kusuma. Jatim Part kelompok karawitan yang beranggotakan para pengrawit dari Jawa Timur. Tidak hanya masih aktif berkuliah di ISI Yogyakarta saja. Ada alumni dan beberapa anggota yang berkuliah di ISI Surakarta.
Sesuai dengan nama dan asal daerah, kelompok ini membawakan gending sesuai asalnya. Gending Jula-juli sebagai khas Jawa Timur khususnya Surabaya dan tayub asal Tulungagung.
Gending tayub atau di kenal dengan tayuban merupakan gending-gending yang bisa mengiringi joget tayub ala Tulungagung atau yang terkenal dengan kendangan Gogomino.
Suasana kelihatan meriah saat sang pramugari (lelaki yang membawakan sampur) mengajak dosen untuk tayuban di atas panggung. Terlihat panggung megah terdapat dua tledek (penari perempuan) dan beberapa dosen.
“Sengaja digarap seperti itu untuk melestarikan tayub Tulungagung. Ini sesuai dengan tema ‘Eksistensi dan Daya Kreativitas Seni Budaya Karawitan Sebagai Pelestariang Peradaban Desa Nusantara untuk Indonesia”. Melestarikan tayub sebagai kekayaan budaya yang ada di desa di Tulungagung.,” tutur Alan Jontor penabuh peking pada acara itu.
Penampilan Kelompok Jatim Part di acara itu termasuk luar biasa. Mampu menggerakkan penonton dalam garapannya.emhgerakkan sebagai bagian dari penampilan. Penonton diajak bekas (menari di pertunjukan itu. Penampilan yang beda dari penampilan Kelompok lain perlu diapresiasi oleh penonton. Tak hayal saat selesai penampilan seluruh penonton bertepuk tangan.
“Ini penampilan perdana kami (Jatim Part). Kami selalu berkreasi demi kelestarian budaya Jawa. Semoga komonitas kami, para generasi muda mampu mengemban amanah sebagai pelestaria budaya. Semoga Iven semacam ini seri diadakan sebagai pemantik bagi kami untuk berkarya,” kata Hendi. Salam budaya. 26052024