Membaca Buku dan Whatsapp

Terbaru21 Dilihat

Membaca Buku dan Membaca Whatsapp

Banyak buku saya dapatkan isinya sama dengan yang ada di whatsapp. Bedanya saya tak perlu mengeluarkan paket data internet bila membaca buku cetak.

Jujur saya akui, aktivitas membaca di WA lebih banyak daripada membaca buku. Hal ini saya lakukan karena banyaknya informasi di WA Group. Banyak juga buku berbentuk digital saya dapatkan.

Memang lebih nyaman membaca buku cetak. Tapi untuk daerah rawan banjir seperti tempat tinggal kami, buku digital adalah solusinya. Buku akan aman tanpa harus menyimpan buku di lemari yang tinggi.

Ratusan buku tahun lalu tak bisa terpakai lagi karena banjir. Untunglah tahun ini hanya 4 buku saja yang basah terkena banjir. Itupun isinya masih bisa saya baca di blog penulisnya.

Itulah mengapa saya suka menulis di blog. Tulisan saya aman dari banjir dan selalu banjir komentar dari pembaca. Namun saya bukukan juga dalam bentuk cetak. Tulisan saya menjadi lebih enak dibaca berkat bantuan editor buku.

Menulis di WA selalu saya lakukan setiap hari. Saya menulis hanya menggunakan 2 jari jempol. Kedua ibu jari ini selalu puas menari nari menyusun kata menjadi kalimat yang berarti dan bermakna.

Membaca tulisan di WA menjadi terbiasa buat saya. Selama ini baca di WA lebih asyik daripada baca buku. Mungkin itu yang membuat buku saya kurang laku. Banyak orang lebih suka baca di aplikasi whatsapp.

Setiap buku akan menemui takdirnya. Saya percaya akan hal itu. Buku masakan dan buku kesehatan serta buku pelajaran masih laku hingga saat ini.

Jadi kalau mau laku bukunya terjual, maka perbanyak silahturahim lewat wa group. Pemesan buku kebanyakan lewat wa group. Dari website masih sedikit sekali yang pesan.

Satu buku biasanya habis terbaca dalam seminggu. Jadi sebulan bisa 4 buku. Terkadang bisa lebih kalau bukunya kurang dari 100 halaman.

Membaca WA tak ada jumlah halamannya. Kalau dikumpulkan dan dihitung, maka membaca di WA bisa lebih dari satu buku dalam seminggu.

Biasanya kalau sudah banyak membaca informasi di WA, saya langsung menulis di WA. Kemudian tulisannya saya copas ke facebook untuk diedit. Dari facebook baru kemudian saya posting di blog yang saya kelola.

Dari blog saya perbaiki kata dan kalimat yang kurang pas di hati. Lalu dari blog saya sebarkan ke media sosial yang saya ikuti.

Hasilnya banyak orang membaca tulisan saya. Ada yang memberikan komentar di blog dan ada juga yang langsung di WA. Komentar di blog lebih tahan lama dan tersimpan dengan baik. Kalau di WA akan cepat hilang ditelan tulisan baru. Informasi baru akan terus menyerbu di wa group yang anda ikuti. Itulah mengapa menulis di blog jauh lebih asyik. Apalagi bila kelak menjelma menjadi buku baru. Lalu bukunya banyak yang pesan.

Bagi anda yang ingin Sukses dalam memimpin. Biasakan Menulis setiap hari. Latih setiap hari dengan tulisan yang berisi. Bukan sekedar tulisan yang tak punya arti. Dari menulis anda akan terlatih berbicara. Jadilah orator ulung seperti presiden Sukarno yang suka menulis dan banyak membaca buku.

Malam hari saya tiba di kota Bandung. Saya menyetir sendiri mobil dari Bekasi. Selama 3 jam tak membaca WA, sudah ribuan Pesan belum terbaca.

Inspirasi menulis banyak saya dapatkan dari tulisan di WA group. Seperti kisah nyata pak Khamdan guru di daerah 3T dari NTT.

Membaca kisahnya membuat saya malu kepada diri sendiri. Beliau guru di daerah 3T dengan fasilitas serba terbatas. Namun berkat dedikasi dan prestasinya dapat membuat pembelajaran yang berkualitas.

Saya membaca kisah beliau di buku yang berjudul 20 pintu inspirasi. Sebuah buku yang sangat inspiratif dan membuat para guru Indonesia termotivasi karenanya.

Membaca buku dan membaca WA sama pentingnya. Pilihlah bacaan yang bermutu. Ilmu akan bertambah bila banyak membaca.

Hari ini dapat informasi di WA group. Presiden Jokowi berkunjung ke SMAN 70 Jakarta. Beliau melihat langsung pelaksanaan penyuntikan Vaksin untuk para guru dan dosen.

Saya belum bisa divaksin karena belum memenuhi syarat yang diminta. Salah satunya saya pernah positif corona tahun lalu.

Awas virus corona mengintai anda. Itulah judul buku yang saya terbitkan dari hasil menulis di WA yang kemudian saya posting di Blog. Dari blog tulisan tersebut menjelma menjadi buku yang enak dibaca. Bapak Mukminin sebagai editornya.

Buku agar PJJ tak lagi membosankan juga dibuat dari tulisan saya di WA. Kemudian saya posting di kompasiana.com/wijayalabs. Oleh almarhum Bang Dian Kelana, tulisan saya menjelma menjadi buku dan dibedah bukunya oleh Yayasan Pusaka Thamrin Dahlan yang biasa disingkat YPTD.

Setelah buku dibedah, ada terlihat kelebihan dan kekurangannya. Langsung saya revisi dan cetak ulang. Alhamdulillah sudah lebih dari 200 buku terjual dan saya kirimkan lewat JNE ke pelosok nusantara.

Jadi jangan anggap sepele membaca di WA. Informasi baru akan terus kita dapatkan. Berbeda dengan buku cetak. Isinya akan tetap begitu. Tidak berkurang dan bertambah. Kecuali penulis merevisi isinya.

Semoga kita dapat terus membaca buku dan membaca informasi terbaru di WA. Atur waktu dengan baik. Lalu membacalah setiap hari dan buktikan apa yang terjadi.

Salam Blogger Persahabatan
Omjay
Guru Blogger Indonesia.
Blog http://wijayalabs.com