Menulis Konsep Buku Non Fiksi oleh Ibu Musiin

Assalamu’alaikum Wr. Wb. Salam sehat. Semoga kegiatan belajar menulis ini menjadi berkah bagi kita semua di masa pandemi Covid-19 yang juga belum reda dan menjadi penguat iman dan imun tubuh. Semoga ilmu yang kita peroleh malam ini bermanfaat dunia akhirat. Aamiin

Bapak Ibu, mohon ijin share biodata saya supaya kita ada di satu frekuensi, Frekuensi Menulis.

Curriculum Vitae Narsum

Musiin  atau biasa dipanggil Bu Iin oleh orang-orang di sekitarnya memiliki hobi membaca buku, menulis, travelling  dan memasak. Ia lahir di kota Tahu Takwa Kediri dan merupakan seorang guru Bahasa Inggris di SMPN 1 Tarokan Kediri sejak tahun 1998 .

Ia pertama kali masuk sekolah di tahun 1977 – 1983 di SDN Kras I Kediri. Kemudian setelah lulus melanjutkannya ke SMPN Kras dari tahun 1983-1986 dan  sekolah lagi ke SMAN 4 Kediri lulus tahun 1989. Dari tahun 1989-1994. Ia melanjutkan ke IKIP negeri Malang Jurusan Pendidikan Bahasa Inggris. Pendidikan Strata II ditempuh di Universitas Negeri Surabaya Jurusan Pendidikan Bahasa dan Satra mulai tahun 2006-2009.

Kecintaan akan profesi guru Bahasa Inggris membawanya menempuh Short Course di SEAMEO RELC Singapura tahun 2015.

Pengalaman mengajar dimulai dari menjadi dosen pada tahun 1994 di STKIP PGRI Jombang, STIE Dewantara Jombang dan tutor bagi pekerja asing di PT Chiel Jedang Jombang.

Di lingkungan dunia pendidikan, ia aktif menjadi tim pengembang mata pelajaran Bahasa Inggris dan tim penilai angka kredit guru di tingkat Kabupaten Kediri

Selain mengajar, Bu Iin juga founder organisasi swadaya masyarakat YAPSI yang berdiri sejak tahun 1991.Organisasi ini bergerak dalam bidang

  1. Pemberdayaanekonomi masyarakat, khususnya UMKM bekerja sama dengan Bank Indonesia Surabaya.
  2. Pemberian bantuan pangan bagi masyarakat miskin, posyandu, anak sekolah bekerja sama dengan World Food Program (UN-WFP) di wilayaj Surabaya, Gresik dan Sidoarjo
  3. Pemberian bantuan susu bagi anak-anak SD bekerja sama dengan Susu Ultra dam Departemen Pertanian Amerika Serikat.
  4. Pelatihan Sekolah Ramah Anak bagi guru-guru SD di Kabupaten Sampang bekerja sama dengan UNICEF.
  5. Pendidikan lingkungan dan daur ulang sampah bekerja sama dengan Tetra Pak Indonesia dan TP UKS Propinsi Jawa Timur.
  6. Pengadaaan perpustakaan kampung, dan toilet di kampung-kampung Surabaya donasi dari UN WFP.

Untuk saat ini, Bu Iin juga bergabung dalam Program Guru Penggerak menjadi Pengajar Praktik Angkatan 4 untuk Wilayah Kabupaten Kediri.

Dalam bidang kewirausahaan, Bu Iin merupakan founder PT In Jaya yang bergerak di bidang ekspedisi untuk pendistribusian produksi Indomarco dan Indolakto Pasuruan. Selain itu PT In Jaya merupakan pemasok bahan baku tebu  bagi pabrik gula di wilayah Madiun, Malang dan Kediri.

Sebagai penulis pemula, karya buku yang telah dihasilkan adalah sebagai berikut:

  1. Digital Brochure Mengasah Kemampuan Menulis dan Jiwa Kewirausahaan Gen Z
  2. Literasi Digital Nusantara. Meningkatkan Daya Saing Generasi Muda melalui Literasi (Karya bersama Prof Eko)
  3. Selaksa Hikmah dari Tarokan (Karya bersama siswa-siswa)
  4. Ukir Prestasi dan Tebar Inspirasi ( Antologi Kisah Guru Lejitkan Potensi Siswa)
  5. Cergam Panji Asmarabangun and Dewi Sekartaji
  6. Modul Pembelajaran Bahasa Inggris untuk Kelas IX.
  7. Menulis Artikel populer di majalah online

Editor Buku

  1. Kaulah Sosok Inspiratif di Hatiku ( Antologi Sosok Inspiratif)
  2. Kisah Penyemangat Kalbu (Antologi Penyuluh Agama)

Menjadi penulis buku non fiksi telah mengantarkan untuk mengikuti ujian Sertifikat Penulis dan telah berhasil memegang sertifikasi penulis pada tahun 2020.

Selamat malam Bapak Ibu penulis hebat, peserta kelas menulis Om Jay gelombang 23 dan 24. Ucapan terima kasih saya sampaikan kepada Om Jay dan Mas Moderator yang telah memberi kesempatan kepada saya untuk berbagi sedikit ilmu dan berdiskusi dengan Bapak Ibu.

————-

Saya adalah alumni kelas menulis seperti halnya Bapak Ibu saat ini. Di awal saya ikut kelas menulis saya juga belum memiliki blog, saya berangkat dari nol. Saya tidak pernah bermimpi untuk bisa menulis buku, namun ternyata kelas menulis Om Jay menjadi pembuktian bahwa TIDAK ADA YANG TIDAK MUNGKIN. Kata Prof Rhenaldi Kasali, kalau kita berpikir secara Opportunity Based, kita akan selalu yakin ada pintu di tengah tembok rintangan. Menulislah setiap hari, maka keajaiban akan datang.

Om Jay selalu memotivasi kita semua untuk Menulis Setiap Hari di Blog.

Deretan buku-buku di rak tengah adalah karya alumni gelombang 8 yang berhasil masuk ke penerbit mayor, Penerbit Andi.

Saya telah berhasil mengalahkan ketakutan dari diri saya sendiri. Ketakutan itu ternyata merendahkan potensi saya untuk menulis. Saya yakin Bapak Ibu hebat yang ada di kelas ini pasti juga mampu menjadi PEMENANG DENGAN MENERBITKAN TIDAK HANYA 1 buku namun puluhan buku. Aamiin.

Di kelas ini Bapak Ibu didampingi orang-orang hebat yang Insha Allah akan mengantar Bapak Ibu menerbitkan buku. Beliau-beliau yang ada di kelas ini adalah mentor-mentor saya.

Bapak Ibu yang luar biasa, ketakutan yang saya rasakan ketika menulis buku adalah sebagai berikut:

  1. Takut tidak ada yang membaca.
  2. Takut salah dalam menyampaikan pendapat melalui tulisan.
  3. Merasa karya orang lain lebih bagus.

Ketakutan itu yang sering kali membuat saya merasa konyol dengan hanya duduk berjam-jam di depan laptop, namun tidak menulis apapun.

Akhirnya saya singgah di Kelas menulis Om Jay dan bertemu dengan banyak penulis pemula dan pemateri hebat, salah satunya adalah Prof Eko. Dan cahaya untuk berkarya berasal dari diri saya sendiri. Saya yang minder untuk menulis, menjadi berani untuk menulis. Kegiatan menulis ternyata sangat menyenangkan.

Kekuatan menulis ini akan menjadi sangat berarti ketika Bapak Ibu ingin menjadi salah satu bagian dari Program Guru Penggerak.

Akhirnya saya singgah di Kelas menulis Om Jay dan bertemu dengan banyak penulis pemula dan pemateri hebat, salah satunya adalah Prof Eko. Dan cahaya untuk berkarya berasal dari diri saya sendiri. Saya yang minder untuk menulis, menjadi berani untuk menulis. Kegiatan menulis ternyata sangat menyenangkan. Bapak ibu jangan sampai menjadikan kegiatan menulis, sebagai contoh menulis resume kelas Om Jay menjadi sebuah mimpi buruk.

Bapak Ibu penulis hebat.

Prof. Eko saya ibaratkan sebagai seorang Master Chef yang memberi kita banyak pilihan bahan masakan yang bisa kita olah menjadi berbagai jenis hidangan. Pilihannya ada pada diri masing-masing peserta. Bahan masakan yang disediakan Prof Eko, bisa kita peroleh di Prof EKOJI Channel. Seperti yang disampaikan Prof Eko, Bapak Ibu bisa menulis sesuai dengan hobi, kegemaran, kesukaan, cerita, atau sesuatu yang dikuasai dan dicintai.

Do what you love and love what you do.Yes!

Pengetahuan, pengalaman dan keterampilan yang dimiliki adalah bentuk buku yang ada di dalam diri kita yang belum dikeluarkan. Saya memiliki buku, Bapak Ibu juga memiliki buku, NAMUN buku tersebut MASIH belum lahir.

Wow … it can be both.

Dan Poynter, menulis sebuah buku yang sangat populer dan menjadi rujukan para penulis pemula, judulnya Is There A Book Inside You? Setiap orang memiliki pengalaman, pengetahuan, dan keterampilan di dalam dirinya. Berapa ratus purnama telah kita lalui, berapa banyak kejadian entah itu pahit atau manis mengukir perjalanan hidup kita. Jadi, semua tergantung pada individu masing-masing apakah mau dikeluarkan dalam bentuk buku atau tidak. Atau hanya dikeluarkan dalam bentuk pengajaran di kelas-kelas saja atau hanya dalam bentuk obrolan atau cerita kepada anak cucu saja, yang tidak meninggalkan jejak keabadian.

Bapak Ibu yang hebat, menulis bukanlah keterampilan yang mudah. Berbagai penelitian bahasa menunjukkan di antara empat keterampilan berbahasa, menulis adalah keterampilan yang dianggap paling sulit. Menulis tidak semudah berbicara, semudah bergosip . Justru tantangannya ada karena sulit. Perjuangan menjadi penulis dengan mengikuti kelas menulis, membuat resume, menghasilkan buku, maka akan lahir CINTA MENULIS.

Sebelum menulis buku, Bapak ibu harus menemukan alasan kuat mengapa ingin menjadi penulis.

Alasan saya ingin menjadi penulis adalah sebagai berikut:
1. Mewariskan ilmu lewat buku.
2. Ingin punya buku karya sendiri yang bisa terpajang di toko buku online maupun offline.
3. Mengembangkan profesi sebagai seorang guru.

Hmm … apa ya?

Apakah kutipan ini masih relevan di era digital saat ini? Di era Tik Tok, You Tube, dan Instagram.

Tentu masih …

Saya kira masih Bapak Ibu. Kekuatan youtuber hebat, selegram terkenal,salah satunya adalah komunikasi. Komunikasi bisa dibangun jika kita pandai merangkai kata dan kalimat.

Bagaimana dengan ini Bapak Ibu? Kak Ros setujukah dengan kutipan ini. Kalau gitu harus nulis dong … karena saya bukan siapa-siapa. Kutipan ini membawa pesan menulislah jika engkau ingin dikenal orang banyak. Alhamdulillah, saya kenal Ibu Iin karena menulis.

Keinginan kuat ternyata mengantarkan ke hukum tarik menarik di alam semesta ini. Hukum Tarik-Menarik dalam rahasia alam ini mengatakan bahwa kemiripan menarik kemiripan. Pikiran menjadi penulis mengantarkan saya mengikuti kelas-kelas menulis (salah satunya kelas Om Jay dan tantangan menulis selama 1 minggu bersama Prof. Eko.

Kalau kita berpikir untuk menulis buku maka akan lahir buku. Kalau kita berpikir kegagalan, maka yang tersisa hanya kekecewaan.

Ayo semangat Bapak Ibu.

Bapak Ibu penulis hebat,malam ini kita membahas buku nonfiksi. Dalam penulisan buku nonfiksi ada 3 pola yakni:

  1. Pola Hierarkis (Buku disusun berdasarkan tahapan dari mudah ke sulit atau dari sederhana ke rumit)
    Contoh: Buku Pelajaran
  2. Pola Prosedural (Buku disusun berdasarkan urutan proses.
    Contoh: Buku Panduan
  3. Pola Klaster (Buku disusun secara poin per poin atau butir per butir. Pola ini diterapkan pada buku-buku kumpulan tulisan atau kumpulan bab yang dalam hal ini antarbab setara)

Pola yang saya pakai dalam menulis buku Literasi Digital Nusantara adalah pola ketiga yakni Pola Klaster.

Proses penulisan buku terdiri dari 5 langkah, yakni
1. Pratulis
2. Menulis Draf
3. Merevisi Draf
4. Menyunting Naskah
5. Menerbitkan

Langkah Pertama
Pratulis

1. Menentukan tema
2. Menemukan ide
3. Merencanakan jenis tulisan
4. Mengumpulkan bahan tulisan
5. Bertukar pikiran
6. Menyusun daftar
7. Meriset
8. Membuat Mind Mapping
9. Menyusun kerangka

Tema bisa ditentukan satu saja dalam sebuah buku. Tema dari buku nonfiksi adalah parenting, pendidikan, motivasi dll. Pilihlah tema yang Bapak Ibu kuasai dan Bapak Ibu cintai.

Untuk melanjutkan dari tema menjadi sebuah ide yang menarik, penulis bisa mendapatkan dari berbagai hal, contohnya
1. Pengalaman pribadi
2. Pengalaman orang lain
3. Berita di media massa
4. Status Facebook/Twitter/Whatsapp/Instagram
5. Imajinasi
6. Mengamati lingkungan
7. Perenungan
8. Membaca buku

Jika ide itu datang segera ditulis, karena ide itu mudah datang dan juga mudah pergi.

Tema yang saya angkat di buku saya adalah pendidikan. Ide berasal dari berita di media massa, mengamati lingkungan serta diperkuat dari materi di Prof EKOJI Channel dengan judul Digital Mindset (The Key to Transform Your Organization) yang tayang pada tanggal 20 Maret 2020.

Referensi berasal dari data dan fakta yang saya peroleh dari literasi di internet. Pada saat saya menulis buku ini, kita sedang dalam situasi lockdown. Saya hanya duduk manis di rumah.

Referensi penulisan buku bisa dari sumber berikut ini.
1 . Pengetahuan yang diperoleh secara formal , nonformal , atau informal ;
2. Keterampi lan yang diperoleh secara formal , nonformal , atau informal ;
3. Pengalaman yang diperoleh sejak bal i ta hingga saat ini ;
4. Penemuan yang telah didapatkan.
5. Pemikiran yang telah direnungkan

Tahap berikutnya membuat kerangka.Kerangka ini saya ajukan ke Prof. Eko dan disetujui untuk melanjutkan ke proses penulisan.

BAB 1 Penggunaan Internet Di Indonesia
A. Pembagian Generasi Pengguna Internet
B. Karakteristik Generasi Dalam Berinternet
BAB 2 Media Sosial
A. Media Sosial
B. UU ITE
C. Kejahatan di Media Sosial
BAB 3 Literasi Digital
A. Pengertian
B. Elemen
C. Pengembangan
D. Kerangka Literasi Digital
E. Level Kompetensi Literasi Digital
F. Manfaat
G. Penerapan Literasi Digital Pada Lintas Geerasi
H. Kewargaan Digital

BAB 4 Ekosistem Literasi Digital Di Nusantara
A. Keluarga
B. Sekolah
C. Masyarakat
BAB 5 Literasi Digital Untuk Membangun Digital Mindset Warganet +62
A. Perkembangan Gerakan Literasi Digital Di Indonesia
B. Literasi Digital Tanpa Digital Mindset Di Indonesia
C. Membangun Digital Mindset Warganet +62

Dalam menulis isi buku berdasarkan kerangka yang dibuat, saya mengikuti nasihat Pak Yulius Roma Patandean di Channel beliau

Pak Yulius juga merupakan alumni gelombang 8 dan saya yakin beliau juga akan memberikan materi kepada Bapak Ibu. Langkah beliau sangat mujarab untuk menulis sebuah buku.

Dengan mengikuti langkah beliau, tulisan kita menjadi rapi dan tertata sejak awal. Daftar isi, kutipan, indeks dan daftar pustaka tertata secara otomatis.

Anotomi Buku
1. Halaman Judul
2. Halaman Persembahan (OPSIONAL)
3. Halaman Daftar Isi
4. Halaman Kata Pengantar (OPSIONAL, minta kepada tokoh yang berpengaruh)
5. Halaman Prakata
6. Halaman Ucapan Terima Kasih (OPSIONAL)
7. Bagian /Bab
8. Halaman Lampiran (OPSIONAL)
9. Halaman Glosarium
10. Halaman Daftar Pustaka
11. Halaman Indeks
12. Halaman Tentang Penulis

Langkah kedua
Menulis Draf
1. Menuangkan konsep tulisan ke tulisan dengan prinsip bebas
2. Tidak mementingkan kesempurnaan, tetapi lebih pada bagaimana ide dituliskan

Langkah ketiga

Merevisi Draf
1. Merevisi sistematika/struktur tulisan dan penyajian
2. Memeriksa gambaran besar dari naskah

Langkah keempat
Menyunting naskah (KBBI dan PUEBI)
1. Ejaan
2. Tata bahasa
3. Diksi
4. Data dan fakta
5. Legalitas dan norma

Apa tidak ada hambatannya? Pasti banyak Bapak Ibu. Kalau mulus-mulus saja, tidak ada ceriitanya.

Hambatan-hambatan dalam menulis
1. Hambatan waktu
2. Hambatan kreativitas
3. Hambatan teknis
4. Hambatan tujuan
5. Hambatan psikologis

Cara mengatasi

Banyak cara mengatasi hambatan untuk menulis. Solusi itu ada di diri kita sendiri.

  1. Banyak membaca
  2. Mencari inspirasi di lingkungan sekitar, orang sekitar atau terkait dengan nara sumber.
  3. Disiplin menulis setiap hari.
  4. Pergi ke pasar dan memasak. Ini menjadi mood booster untuk menulis lagi (kebetulan saya hobi memasak)

Masih banyak solusi yang saya yakin Bapak Ibu lebih hebat dari saya. Demikian sharing pengalaman dari saya. Semoga ilmu yang sedikit ini bisa membantu Bapak Ibu menaklukkan tantangan untuk menulis buku non-fiksi.

Tinggalkan Balasan

2 komentar