Refleksi Kurikulum Merdeka: Temu Pendidik Nasional

Sesi berbagi aksi nyata implementasi Kurikulum Merdeka di kegiatan Temu Pendidik Nusantara, KGBN Tana Toraja.

 

Temu Pendidik Nusantara

Selasa, 9 Agustus 2022, bertempat di aula SMAN 5 Tana Toraja, Komunitas Guru Belajar Nusantara (KGBN) Tana Toraja menyelenggarakan Temu Pendidik Nusantara (TPN) 9. Registrasi peserta terbuka sejak pukul 08.00 pagi. Sekitar pukul 09.00 acara pembukaan berlangsung. Pada sesi ini hadir Bupati Tana Toraja, Theofilus Allorerung, SE bersama Kabid GTK Dinas Pendidikan Kabupaten Tana Toraja, Alexander Patandean, S.S.

Dalam sambutannya bapak Theofilus menyinggung tentang Merdeka Belajar. Beliau berujar bahwa sudah bukan waktunya lagi murid dipenuhi dengan doktrin teori di dalam kelas. Murid membutuhkan aksi nyata. Selain itu, beliau menambahkan bahwa konten belajar murid jangan hanya yang berbau lokal saja tetapi diupayakan kontennya berskala nasional. Hal ini beliau maksudkan agar kelak murid-murid dari Tana Toraja ketika melanjutkan pendidikan di kota tidak akan ketinggalan informasi perkembangan terkini.

Ketua KGBN Tana Toraja, Yusak Yokoyama mendorong peserta TPN 9 untuk melakukan praktik baik kurikulum merdeka.

Kelas Kemerdekaan

Panitia TPN mengundang saya untuk berbagi praktik baik pembelajaran kurikulum merdeka pada sesi kelas kemerdekaan. Dalam kesempatan ini saya menyampaikan bahwa dalam kurikulum merdeka seorang pendidik harus mampu membangun kreatifitasnya. Kreatifitas ini terkait merancang strategi pembelajaran yang berpusat pada murid. Sekitar 10 menit saya berbagi cerita dengan rekan-rekan guru peserta TPN. Mereka sangat antusias. Besar harapan saya apa yang saya ceritakan bisa memberi inspirasi kepada rekan-rekan guru lainnya.

Seperti yang saya sementara praktikkan di sekolah, siswa tidak selamanya belajar di dalam kelas. Pada kesempatan ini, saya mengajak peserta TPN menyaksikan praktik pembelajaran yang saya lakukan. Para siswa berkelompok mencari objek yang paling menarik untuk mereka berikan komentar. Adapun komentar tersebut memuat materi asking and giving opinion (menanyakan dan memberi pendapat).

Praktik baik kelas kemerdekaan.

Kegiatan siswa adalah belajar di halaman sekolah dan di sekitar sekolah. Saya selaku guru terlebih dahulu mengarahkan siswa di kelas, menyampaikan motivasi, tujuan pembelajaran dan rencana asesmen. Siswa menyepakati untuk menggunakan satu smartphone untuk satu kelompok selama proses belajar. Smartphone berfungsi untuk mengambil dokumentasi objek yang mereka pilih dan mendokumentasikan naskah dialog singkat yang mereka buat di kelompoknya.

Sekitar 50 menit siswa belajar di luar kelas pada sesi ini. Praktik speaking dengan materi asking and giving opinion juga terselesaikan di luar kelas. Di dalam kelas, siswa mengumpulkan dokumentasi objek, dialog dan refleksi pembelajaran menggunakan aplikasi ClassPoint.

Catatan saya selama melakukan perubahan dalam kurikulum merdeka, sejauh ini siswa sangat antusias mengikuti pembelajaran saya di kelas.

#bergerakuntukberdampak

#merdekabelajar