Testimoni Perjalanan Implementasi Kurikulum Merdeka

SMAN 4 Enrekang yang terletak di Maroangin, Maiwa, Kabupaten Enrekang

Perubahan kurikulum dalam sistem pendidikan nasional telah memberi dampak positif bagi satuan pendidikan. Khususnya pada sekolah yang telah memilih menjadi salah satu satuan pendidikan pelaksana kurikulum merdeka pada status sekolah mandiri berubah. Dampak tersebut sangat terasa di salah satu sekolah menengah atas di provinsi Sulawesi Selatan, tepatnya di SMAN 4 Enrekang, Kabupaten Enrekang.

Sekolah Mempersiapkan Diri

Kepala Sekolah SMAN 4 Enrekang, Drs. Makhmud.

Kepala sekolah SMAN 4 Enrekang, Drs. Makhmud mengatakan bahwa dengan adanya perubahan  kurikulum, maka sekolah yang beliau pimpin telah mempersiapkan diri dengan  dengan memilih mandiri berubah, di mana beliau sebagai kepala sekolah mengumpulkan semua wakasek untuk membahas tentang pilihan tersebut.

“Alhamdulillah sepakat memilih mandiri berubah pada pelaksanaan implementasi kurikulum merdeka. Kami  telah mempersiapan pelaksanaan workshop sejak bulan April yang lalu, tetapi kami susah mencari pemateri yang betul menguasai hal tersebut, setelah melukukan koordinasi dengan cabang dinas, alhamdulillah kami diberi pemateri yang telah teruji menurut beliau.”

“Pada pelaksanaan workshop kali ini, saya berterima kasih banyak kepada bapak Yulius Roma Patandean, S.Pd., M.Pd. dan bapak Yusak Yokoyama, S.Pd; yang dengan penuh semangat dan tanpa mengenal lelah selama dua hari 20 – 21 Juli 2022 menyampaikan materi demi materi yang menurut saya dalam membawakan materi-materi tersebut sangat menarik. Selain gaya penyampaian yang sangat inspiratif juga diselingi dengan canda sehingga membuat peserta tidak merasa bosan,” sambung beliau.

Menjawab Rasa Penasaran

Foto bersama narasumber, kepala sekolah SMAN 4 enrekang dan SMAS Pesantren Modern Rahmatul Asri pada workshop Implementasi Kurikulum Merdeka

Menurut bapak Makhmud, selama ini, beliau dan semua rekan kerja di sekolah betul-betul penasaran dengan kurikulum merdeka karena mereka kurang paham tentang kurikulum baru ini. Kurangnya pemahaman, menurutnya, mungkin diakibatkan kurangnya literasi baca.

“Dengan hadirnya pemateri yang boleh saya katakan saudara kami dari Tana Toraja dan Toraja Utara, telah membuat kami  paham dan saya mengatakan kami belum puas, semoga di lain waktu kita ada waktu untuk saling berkomunikasi tentang kurikulum merdeka ini.”

Dari kiri, Yulius Roma Patandean, Drs. Makhmud dan Yusak Yokoyama.

Ucapan terima kasih yang tak terhingga disampaikan bapak Makhmud kepada bapak Yulius Roma Patandean, S.Pd., M.Pd. dan bapak Yusak Yokoyama, S.Pd. atas kesediaan dan keikhlasannya hadir di SMAN 4 Enrekang untuk berbagi ilmu yang sangat bermanfaat. Hal ini sangat berguna buat sekolah demi mewujudkan siswa yang cerdas untuk menuju profil pelajar Pancasila.

#bergerakuntukberubah