Membangun Konsistensi Menulis

Konsisten menulis menjaga kualitas dan kuantitas tulisan. Sumber: Dok. Pribadi.

Seberapa seringkah Anda menulis? Berapa kali Anda menulis dalam sehari, seminggu atau sebulan? Ketika Anda telah memiliki konten tulisan yang banyak di buku catatan, ponsel cerdas, laptop, drive atau cloud, itu bisa menjadi tanga adanya tantangan untuk menjaga konsistensi dalam menulis. Menulis perlu tantangan. Tantangan akan melahirkan konsistensi. Konsistensi akan menghadirkan karya tulisan yang terpublikasi.

Dapatkan Manfaat

Tetap konsisten menulis dapat kita lakukan melalui tulisan di situs web, blog, buletin, artikel koran, brosur, pamflet, media sosial,  dan media apa pun yang terkait dengan penulisan. Konsistensi penting untuk menyatukan semua konten pemikiran, ide dan tujuan menulis. Konsistensi menghadirkan konten adalah cara bagi pembaca untuk mengenal Anda lebih jauh dan lebih baik. Tidak menutup kemungkinan konsistensi menulis memberikan gambaran kepada pembaca akan gaya menulis Anda.

Konsisten menulis membatu kita untuk tetap menjaga kuantitas dan kualitas naskah. Seperti masakan, semakin banyak bahan baku dan bumbu akan menghasilkan beragam menu baru. Dengan demikian menulis bisa saja tidak dilakukan secara personal melainkan melibatkan orang lain. Konsistensi bisa terbantu dengan menulis buku secara keroyokan (buku antologi). Inilah yang saya sebut menulis seperti memasak. Banyak ide bisa menyatu dalam satu nama, dalam satu judul. Konsistensi tidak berarti Anda hanya dapat menulis sendiri. Memiliki rekan penulis lain bisa menjadi keuntungan besar dalam hal memelihara kuantitas dan kualitas naskah tulisan

Menjaga Konsistensi

Menulis bisa menjadi perjalanan panjang yang sulit. Tanpa alat dan praktik yang tepat, akan sulit untuk tetap menjaga konsistensi. Setidaknya saya dan Anda tahu kesulitan dalam  mempertahankan praktik menulis. Saya mulai menulis di awal pandemi Covid-19 pada bulan April tahun 2019 yang lalu. Saya juga memiliki kesulitan di awal menulis itu. Bahkan ada niat berhenti. Namun, ajakan menulis resume di grup WhatsApp membuat saya bertahan menulis hingga program menulis itu berakhir.

Menerbitkan buku solo pertama dari rangkuman resume nikmatnya luar biasa saat itu. Selanjutnya mendapat tantangan menulis buku dari Prof. Richardus Eko Indrajit selama semiggu. Kenikmatan bertambah oleh karena buku berjudul Digital Transformation bisa terbit di Penerbit ANDI. Akhirnya saya terpacu untuk menjaga konsistensi menulis hingga kini.  Ini adalah perjalanan yang luar biasa dan saya tidak berencana untuk berhenti dari  menulis.

Tinggalkan Balasan

1 komentar