Membangun Kelas Interaktif dengan Jamboard

Sticky notes pada Google Jamboard

Sebagai pendidik tentulah kita sangat akrab dengan keberadaan papan tulis (white board atau black board) sebagai salah satu fasilitas pembelajaran yang paling sederhana namun fungsional. Guru maupun peserta didik dapat memanfaatkannya secara interaktif dalam kegiatan belajar mengajar di kelas. Simak tutorial penggunaan Google Jamboard di bawah ini.

https://youtu.be/OM1YLW0zfOs

Google Jamboard

Dalam setiap kondisi pembelajaran, apakah jarak jauh atau tatap muka di kelas, Google Jamboard adalah salah satu inovasi teknologi yang dapat dipakai sebagai substitusi dari papan tulis konvensional tersebut. Sebagai salah satu fitur yang dimiliki oleh Google Workspace for Education, secara sederhana, Jamboard adalah papan tulis digital yang memungkinkan penggunanya untuk menulis, menggambar, menyematkan catatan serta gambar.

Google Jamboard dapat memfasilitasi pembelajaran abad 21 yang menekankan prinsip 4C (communication, critical thinking, creativity and collaboration). Terkait dengan hal ini, salah satu kekuatan Google Workspace for Education adalah adanya fitur share (berbagi). Hal inilah yang menjadikan Google Jamboard dapat menjadi alternatif media pembelajaran interaktif. Guru dan peserta didik dapat bekerja bersama-sama meski dari tempat yang berbeda.

Dikutip dari laman https://s.id/greatjam, Katie Trask, seorang guru social studies di Mason City High School (Amerika Serikat) mengatakan bahwa kelebihan Jamboard adalah fleksibilitasnya yang dapat dimanfaatkan dengan berbagai cara sesuai gaya mengajar yang dimiliki oleh masing-masing guru. Inilah yang membuat pembelajaran tetap segar, menarik dan terus berkembang.

Praktik Baik Jamboard

Pendidik dapat memanfaatkan Google Jamboard untuk mengajak peserta didik berinteraksi secara langsung. Misalnya: peserta didik diminta untuk melakukan brainstorming (curah gagasan) tentang alasan pentingnya belajar tentang label. Tautan Google Jamboard dengan akses editor dibagikan, sehingga peserta didik dapat menyampaikan ide atau jawaban yang mereka miliki melalui fitur sticky note (notes tempel) yang berwarna-warni. Setelah beberapa waktu, tersaji deretan jawaban para peserta didik yang bahkan sudah tertata rapi.

Kedua, pendidik memanfaatkan Google Jamboard untuk kegiatan matching (memasangkan). Dalam papan tulis digital tersebut disediakan bagian-bagian dari sebuah label, maknanya dalam bahasa Indonesia, serta contoh-contoh dari bagian tersebut. Peserta didik dipersilahkan untuk memasangkannya dengan tepat. Fitur utama yang dimanfaatkan adalah add image (semat gambar), sticky note (notes tempel) dan pen (pena). Peserta didik hanya perlu menggeser bagian sticky note dengan kursor menuju posisi yang diinginkan.

Dari kegiatan yang sederhana dengan Google Jamboard ini ada beberapa hal menarik untuk diperhatikan. Pertama, kegiatan ini memberi kesempatan bagi peserta didik yang kurang percaya diri untuk bersuara langsung dalam pertemuan sinkron, namun bisa tetap terlibat aktif dalam pembelajaran. Kedua, hasil aktivitas dalam Google Jamboard dapat disimpan dalam bentuk image (gambar) atau PDF (Portable Document Format) yang kemudian dapat diunggah pada Google Classroom sehingga dapat diakses oleh peserta didik sewaktu-waktu.

Sebagai catatan yang tidak kalah penting, guru perlu memperkenalkan Google Jamboard ini terlebih dahulu kepada peserta didik sebelum menggunakannya. Pengenalan ini bisa dilakukan baik dengan mempraktekannya langsung dalam pertemuan sinkron, maupun dengan membuat video tutorial sederhana yang bisa diakses sewaktu-waktu. Penggunaan Google Jamboard tentu saja masih dapat dieksplorasi lebih jauh. Dengan pilihan fitur, kemudahan akses dan prosedur penggunaan yang tidak terlalu rumit, Google Jamboard dapat menjadi alternatif media interaktif yang menarik dalam pembelajaran daring maupun luring.

Referensi:

Tinggalkan Balasan