Suatu hari,
“Mir, gimana kabar loe?”
“Aman Meit. Loe waras juga kan?!”
“Amin, gue tilpun gini ngga ngeganggu?”
“Aman, laki gue ngajar hari ini, full!”
“Jadi ngga nih ketemuan?”
“Jadi donk! Loe ke rumah gue ya?”
“Hassiyaplah! Share loc deh!”…
“Gue perlu bawa apa nih?!”
” Ya, bawa diri aja baik-baik!”
“Ok, Mir. Sampai ketemu Jum’at ya?!”
“Ok, salaam!”
A few minutes later. And later, and later, and later.
Hari Jum’at.
Armeitya pun tiba di rumah Mirna. Dalam suasana bahagia membahana.
“Meitaaa. Apakabar?!”
“Mirnaaa…”
Cipika cipiki.
“Mir! Pake kursi roda loe?!”
“Ya, makanya loe gue suruh ketemuan di rumah gue!”
“Masya’allah, Mir!
Ngga tau gue! Loe ngga cerita!”
“Nah loe ngga nanya?!”
Tamu-tamuan, ngeteh secangkir dan jajan ala kadarnya.
“Loe bilang pensiun, kayak gini nih, rumah orang pensiunan?!
Keren, Mir!”
“Laki gue ituu…!”
“Jangan merendah loe!
Ituu, foto-foto!
Di mana tuh: umrah! Itu menara Pisa! Itu Eiffel! Itu pasti Cappadocia, Turki!”
Ga mungkin laki loe!
Klo iya, kan loe foto berdua keq, adaa dong!”
“Disyukuri Meit.
Iya, gue bisnis, Meit!”
“Ini hasil bisnis loe semua?!
Koq loe ngga pernah cerita?!”
“Ya, kan gue udah ajakin dulu itu!
Loe bilang, ‘sorry, Mir. Gue sibuk!'”
“Ya udah, sekarang loe cerita!”
“Trus, loe nyamperin, maksud gue, mendatangi calonĀ² customer loe?!”
“Ngga gitu juga, Meit!”
“Naahh, ituuu!
Gimana cara nya donk?!”
“Emang loe pikir loe dateng ke rumah gue, gimana caranya?!”
“Mmm… maksudnya, gue ini calon customer loe?!”
“Nnnahh, itu tau!!”
“Ah, su’e loe!”
“Ada pepatah, ‘klo kamu tak mendatangi gunung, biar gunung yang mendatangimu!’ ”
“Nnah, sekarang gue jadi gunung, dah!
Cerdik, loe Mir!”
“Hahaha ..”
“Ok, I got it!”
“Di mana ada kemauan…”
“..Pasti ada jalan!”
“Inget ngga, di PraMuka kita diajari ‘Survival’!”
“Iyalah, kita dicemplungin ke hutan, dilepas, dua hari cuma dibekali beras segenggam!”
“Hebat ya, masih hidup kita sekarang!”
“Hubungannya apa?!”
“Naah, tau nggak?!
Dalam kehidupan sehari-hari, itu kita juga adakalanya harus survive!
Apa pun, asal bisa hidup!
Kalau survive, jadilah survivor!”
“Iya juga, Mir!
Orang lain, mendatangi calon customer, Mirna, beda!
Calon customer mendatangi dia!
Hebat loe Mir!”
“Thanks.
Tau ngga, siapa yang ngajari gitu?!
Ka Fari tau!”
“Eh, apa kabar dia, kapan loe ngobrol sama dia?!”
“Lha, ini bisnis, dia yang ngenalin ke gue, Meit!”
“Emang, dah!”
“Mirna ngga seperti mereka memang!”