DIJENGUK TANTE RANI

Fiksiana40 Dilihat


Setelah mengantar Risma pulang, Reihan segera kembali ke Rumah Sakit. Menggantikan Tiara untuk menjaga Mamahnya.

“Kakak… besok pagi ke sini dulu kan? Tolong bawakan buku-buku Rei, ada tugas yang harus dikerjakan”, Kata Reihan

“Kamu mau kuliah besok? Kakak ada tugas kantor yang gak bisa ditinggal, nanti Mamah gimana?”, Jawab Tiara.

“Rei gak ke kampus besok, tugasnya biar titip ke Risma saja”, Jawab Reihan.

“Mamah mengganggu aktifitas kalian, Mamah minta maaf yah..”, Rupanya mamah mendengarkan percakapan Reihan dan Tiara.

“Gak kok mah…. Mamah tenang saja kami akan selalu ada buat Mamah, yang penting sekarang Mamah cepet sembuh”, Tiara mencium mamahnya dan pamit pulang.

Pagi-pagi Tiara sudah kembali sambil membawa keperluan mamahnya dan barang yang diminta Reihan. Setelah itu langsung menuju kantor. Reihan mengambil hp dan menelpon Risma untuk datang ke rumah sakit.

“Mana tugas yang akan kau berikan ke pak arif..?”, tanya Risma sesaat setelah mereka bertemu. Reihan segera memberikan buku itu ke Risma.

“Rei… ini bukan buku kamu..?”, tanya Risma sambil membaca tulisan di buku itu.

“Ya… ini punya Vira”, Jawab Reihan

“Waktu aku tidak masuk, aku pinjem catatannya. Hari ini tugasnya dikumpulkan, kamu berikan saja ke Vira biar nanti dia yang memberikannya langsung ke pak Arif”, Jawab Reihan.

“Aku tidak tahu Vira yang mana..?”, jawab Risma.

“Nanti aku telpon Vira dan aku minta dia menemuimu di himpunan”, Jawab Reihan.

“Kalau begitu aku bisa minta no telp Vira..?”, kata Risma

Reihan segera mengambil hp-nya dan memberikannya nomor Vira ke Risma.

“Ya sudah, aku pamit dulu yah, takut telat”, Jawab Risma.

Reihan hanya mengangguk dan tidak lupa mengucapkan terimakasih.

“Hallo.. apakah ini Vira..?”, Reihan menelpon Vira.

Terdengar jawaban ditelp. Suara yang lembut yang membuat Reihan sedikit gugup.

“Ya betul… ini siapa yah..?”, jawabnya.

“Ini aku Reihan…. Vira aku minta maaf tidak bisa mengembalikan buku kamu secara langsung”, Reihan berhenti sejenak. Tidak ada jawaban dari sana.

“Hari ini aku tidak bisa ke kampus, tapi kamu tenang saja, buku kamu sudah aku titipkan ke Risma, kamu tinggal ambil di himpunan, nanti aku berikan nomor telp Risma, biar kalian bisa bertemu”, lanjut Reihan.

“Kamu sendiri tidak ke kampus kenapa..?”, terdengar jawaban dari sana.

“Aku di rumah sakit, Ibuku sedang dirawat aku ingin menjaganya”, jawab Reihan.

“Baiklah, nanti aku temui Risma, cepet sembuh yah buat mamah kamu”, Jawabnya.

“Terimakasih…”, jawab Reihan.

Kemudian terdengar suara itupun hilang. Rupanya Vira langsung menutup Hp nya. Reihan menarik napas panjang. Vira sepertinya tidak ingin lama-lama bicara dengannya.

Risma duduk termenung di himpunan. Dia sedang menunggu Vira. Terdengar nada pesan di WA ternyata no baru yang belum dikenalnya. Segera dibacanya, itu nomor Vira. Risma membalasnya dan meminta Vira segera datang ke himpunan.

Vira tiba di himpunan, matanya mulai mencari keberadaan Risma.

“Apakah kamu Vira…?” Tanya Risma sambil mendekat.

“ Ya kak…. Saya Vira”, Jawab Vira.

“Rei.. menitipkan buku ini, katanya tugasnya minta dianterin langsung ke pak Arif”, kata Risma sambil memberikan buku catatan milik Vira.

“Ya kak… nanti saya berikan ke pak Arif”, jawab Vira sambil tersenyum. Nampak lesung pipinya yang menawan.

“Terimakasih..”, kata Risma.

Vira hanya mengangguk dan segera pamit untuk menemui pak arif. Risma memandangi Vira.

“Gadis yang manis..”, gumam Risma.

Ada sesuatu dihatinya, rasa takut kalau Reihan mempunyai hati dengan gadis manis berlesung pipi itu.

Vira membuka buku yang dipinjam Reihan. Ada tulisan tangan Reihan di sana. Vira membaca semua jawaban Reihan. Vira tersenyum.

“Tulisan yang rapih”, gumamnya.Vira memberikan tugas itu ke pak Arif.

Setelah kuliah berkahir Vira segera meninggalkan kampus dan menemui seseorang. Vira tiba ditempat yang sudah dijanjikan. Seorang perempuan muda menyambutnya dengan ramah.

“Ada apa?”, tanya Vira

“Kakak minta anter ke rumah sakit”, kata perempuan itu.

“Siapa yang sakit kak..?” Tanya Vira

“Temen kakak yang sakit, kamu temani kakak ke sana yah..”, Jawabnya.

“Baiklah… tapi sebentar saja kan, aku banyak pekerjaan..!”, jawab Vira.

Sebenarnya Vira malas mengantar kakaknya ke rumah sakit. Tapi kasihan juga kalau kakaknya pergi sendiri. Setelah membeli parsel buah, merekapun segera pergi.

Tiba di rumah sakit mereka segera menanyakan ke resepsionis. Lalu bergegas naik menuju ruangan yang ditunjukan oleh suster.

“Kakak…. Aku ke toilet dulu, nanti aku nyusul”, kata vira sambil berlari menuju Toilet.

Perempuan itu mengetuk pintu. Seseorang membukanya.

“Tante Rani…. Mau apa tante ke sini?”, Reihan bertanya sinis.

“Rey… siapa yang datang”, Tanya mamah.

“Tante Rani mah” , Jawab Reihan.

“Biarkan dia masuk..”, Jawab Mamah

“Tapi Mah…!” , Nada suara Reihan meninggi.

“Suruh saja dia masuk dan tolong tinggalkan kami..”, Pinta mamah.

“Tante… kalau terjadi sesuatu dengan Mamah saya pasti akan menyalahkan Tante…!”, Reihan segera keluar dan meninggalkan mereka berdua.

Mereka pun terlibat obrolan serius. Tiba-tiba Vira mengetuk pintu.

“Ini Vira adik saya…”, Tante Rani memperkenalkan Vira.

“Vira ini ibu Yeni istrinya Pak Farid…”, sambil menunjuk mamahnya Reihan.

Vira menyalami ibu Yeni dan mendo’akan biar segera sembuh.

“Ya ..sudah Bu, saya pamit, saya janji akan melakukan semuanya sesuai permintaan Ibu…”, tante Rani pamit sambil memberikan parsel buah yang dibelinya di jalan.

Bersambung

Penulis,
Yuningsih, S.E
Guru IPS di SMPN 2 Pebayuran kabupaten Bekasi