Suaka Margakata-Penanggahan

Literasi25 Dilihat

Suaka Margakata

Penanggahan

Oleh: Erry Yulia Siahaan

Sumber: https://www.canstockphoto.com/

Mungkin banyak yang baru kali ini mendengar atau membaca istilah penanggahan. Kata ini memang termasuk kata yang tidak lazim dipakai. Ia termasuk kata klasik, yang lumrah dipakai pada kesusastraan Melayu kuno.

Penanggahan adalah sinonim untuk dapur atau tempat memasak. Padanan lain untuk dapur adalah anglo, batu tungku,, kompor, pendiangan, perapian, tanur, tungku. Tampak sedikit membingungkan karena pengertian kita selama ini untuk dapur adalah ruang dalam rumah atau bangunan yang dipakai khusus untuk memasak. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) dapur diartikan sebagai  ruang tempat memasak, tempat membakar batu bata, batu kapur, dan sebagainya, tungku; perapian (pada lokomotif dan sebagainya).

Tulisan ini mencoba menemukan peristilahan yang sudah jarang dipakai dalam konteks dapur. Sumber pencarian adalah sejumlah situs online, termasuk situs sinonimkata.com dan KBBI, yang diperkaya dengan temuan di lapangan. Dari definisi-definisi yang diperoleh, tampak bahwa pengertian dapur tidak terbatas pada ruangan fisik dibatasi dinding sebagai pemisah. Tetapi lebih kepada tempat di mana suatu proses masak-memasak terjadi.

Anglo sebenarnya berarti perapian (dapur) kecil dengan arang sebagai bahan bakarnya. Pada masa sekarang, dapur di rumah-rumah sudah jarang yang menggunakan anglo, kecuali untuk keperluan tertentu seperti membakar daging (untuk membuat sate), dan lainnya. Menjadi maklum jika kemunculan kata anglo juga relatif lebih jarang.

Kata batu tungku memiliki arti batu dan sebagainya yang dipasang untuk perapian (dapur) atau tempat tumpuan periuk dan sebagainya waktu memasak atau dapur (perapian) terbuat dari baja dan sebagainya untuk menjerang atau memasak sesuatu.

Kompor merupakan alat untuk menyediakan panas yang diperlukan dalam proses memasak. Pengertian kompor dimaknai sebagai perapian untuk memasak yang menggunakan bahan bakar tertentu, seperti minyak tanah (kompor minyak), gas (kompor gas), dan listrik (kompor listrik). Sekarang ini sudah ada istilah-istilah baru dengan bermunculannya teknologi pengembangan bahan bakar. Misalnya, kompor biogas yang berarti kompor berbahanbakar gas yang berasal dari hasil penguraian biologis kotoran ternak (bahan organik).

Tanur bisa berarti kompor atau keran, sementara tungku bisa berarti batu perapian, tempat tumpuan alat masak sewaktu memasak, atau dapur (perapian) yang terbuat dari baja atau bahan lain untuk memasak sesuatu. Sedangkan pendiangan merupakan tempat untuk beriang atau perapian.

Ada pula genahar yang berarti keran. Keran di sini bukan tempat keluarnya air, tetapi perapian besar yang dibuat dari tanah.

Sumber: https://www.alamy.com/

Manci-Bajan

Ada dua alat yang dekat dengan konteks dapur, yakni panci dan kuali. Panci bersinonim dengan kuali besi atau manci. Panci merupakan alat untuk memasak, terbuat dari logam (alumunium, baja, dan sebagainya), bertelinga pada kedua sisinya, berbentuk silinder atau mengecil pada bagian bawahnya, biasanya digunakan untuk memasak air, sayur berkuah, dan sebagainya.

Kuali bersinonim dengan bajan, belanga, kendil, periuk, kancah, kawah, rawah, penggorengan, wajan. Istilah wajan dan penggorengan masih sering kita dengar. Tetapi bajan, kendil, kancah, kawah, dan rawah sebagai sinonim kuali termasuk kosakata yang jarang kita dengar.

Bajan adalah wajan atau sebutan untuk tempat seperti kuali. Rawah adalah sebutan untuk kuali berukuran besar. Sementara belanga memiliki arti lebih luas. Ia bisa berarti bajan atau wajan, tetapi bisa juga untuk sebutan alat serupa dandang, jambangan, pasu, dan periuk. Pasu merupakan bejana atau jambangan besar, dibuat dari tanah untuk tempat air dan lain-lain. Kendil bisa berarti belanga, kuali, atau periuk. Namun, banyak orang yang mengenalnya sebagai periuk.

Sumber: https://www.dreamstime.com/

Dulang-Teko

Alat lain yang dekat dengan dapur adalah dulang dan teko. Dulang adalah nampan yg biasanya berbibir pada tepinya, untuk mengangkat piring, gelas, dan lain-lain. Dulang bisa juga berkaki. Dulu, dulang banyak terbuat dari kayu. Sekarang pun masih ada, namun kini sudah banyak dulang dari bahan nonkayu, misalnya dari logam.

Dulang berpadanan kata dengan baki, nampan, panai, penampan, tabak, talam, tampan, tetampan. Yang agak jarang kita dengar adalah panai dan tabak. Talam merupakan dulang tidak berkaki. Tetampan sama dengan talam dan tampan. Sedangkan panai adalah nampan dari kayu. Tabak adalah talam (tetampan) besar.

Teko adalah cerek dari tembikar dan sebagainya untuk tempat air minum. Ada juga yang menyebutnya kendi, ketel, poci,  dan morong. Poci, misalnya, adalah sebutan untuk tempat air minum bercerat dibuat dari tembikar untuk menyeduh kopi, teh, dan sebagainya. Namun sekarang poci ada yang terbuat dari bahan selain tembikar. Yang jarang kita dengar dari sinonim teko adalah morong. Morong adalah cerek tempat air teh.

Sumber: https://www.dreamstime.com/

Cangkir-Sendok

Cangkir merupakan mangkuk kecil bertelinga (tempat air teh atau kopi yang hendak diminum) atau barang tembikar (porselen). Orang suka keliru menyebut cangkir dengan gelas. Gelas adalah alat minum yang terbuat dari beling atau kaca, tidak bertelinga. Namun, sekarang ini, cangkir ada juga yang terbuat dari beling. Karena modelnya bertelinga, ia tetap disebut cangkir untuk membedakannya dengan gelas.

Kosakata pasif untuk cangkir lebih pada bagian tatakan atau alas yang biasanya menyertai kehadiran cangkir. Alas ini disebut tadah atau tapak cangkir.

Untuk sendok, ada padanan kata yakni cikok, sudip, sudu, tanjur, Istilah-istilah ini, selain relatif jarang kita dengar, juga memiliki perbedaan dalam beberapa hal. Cikok adalah sendok. Sudip merupakan sendok seperti sudu, bertangkai panjang (biasanya untuk mengarau nasi, membalik-balikkan gorengan, dan lain-lain). Tanjur merupakan tempurung kelapa yang diberi tangkai untuk mengambil air, atau sibur atau gayung. ***

#Lomba Blog PGRI Bulan Februari 2021

#Hari ke-15, Senin 15 Februari 2021

Tinggalkan Balasan