Mengabaikan perdebatan yang dimulai tanpa sengaja
Mengacuhkan perasaan yang terluka karena kata
Menganggap semua akan segera kembali seperti semula
Adalah kesalahan semata
Tanpa ada upaya untuk memutus kesalahpahaman
Tiada damai sejahtera
Tanpa ada itikad baik saling memaafkan
Syak wasangka mengusik rasa
Kita masih berada dalam satu ruangan
Entah bagaimana saling sibuk sendiri
Biasanya bincang kata kita kerjakan
Namun sunyi teramu menyelimuti hati
Tiada satu kata terucap dari bibirmu
Rasanya sungguh aneh melalui hari-hari
Kucoba mengajakmu bercakap suatu waktu
Hanya anggukan kepala, bukan itu yang kuingini
Banyak hal berubah sejak saat itu…
Tiada lagi desah pedas mie level kala hujan
Pun tiada teguk segar segelas squash lemon
Apalagi senyum dikulum saat memanggil nama-nama asing di telinga
Serta ucap panjang usia saat menemukan hari jadi tanpa sengaja
Warna-warni bianglala yang mempesona
Berganti mendung kelabu yang menggelayut manja
Menawarkan titik-titik air langit di tengah hari
Sungguh bukan sesuatu yang saat ini didamba
Aku sungguh merindu
Diri kita seperti di saat dulu
Menghitung detak jam yang begitu cepat melaju
Sambil melukis syukur di penghujung waktu
“Tuhanku,
Bila hati kawanku terluka oleh tingkah ujarku
Dan kehendakku jadi panduku,
Ampunilah aku.”
# written by Dewi Leyly
# Pare, 21.02.2023
# KMAC-4
Baca puisi ini sambil nyanyi mbak
Puisi indah
Salam hangat
Iya.
Ya baca ya nyanyi…
Terima kaaih apresiasinya ya Ar…
Salam hangat jg utkmu