Kabar Belajarnya Anak kecil kini

Terbaru102 Dilihat

Komputer kid

Lembaga Pendidikan Komputer kini

Apa kabarnya LPK dan sanggar seni Drama musikal ? Rupanya pengembangan  kurikulum model TABA Yaitu grass-root yang dirancang oleh guru dengan proses kreatif, dengan pendekatan induktif, dari spesifik menuju yang umum, kini mengalami penurunan. Lembaga pendidikan oleh guru telah dirancang senyaman mungkin. Pada zamannya justru sangat digemari generasi millenial. Belajar dengan media komputer dengan kurikulum yang terintegritas dengan silabus yang pas. Ternyata prinsif psikologi yang mendiagnosa tentang ketahanan mental dan kesulitan belajar pada tahap perkembangan anak, asalkan siswa mendapat bantuan yang tepat, tentu sistem belajar anak menjadi terbantu. Kabar belajarnya anak-anak kini mengalami banyak gaya belajar. Berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya yang target dan tujuannya saat itu sudah tepat karena memuat

– Disain kurikulum

– Implementasi kurikulum

– Evaluasi kurikulum

Sekilas tak banyak berdampak mengingat sekarang banyak gadget canggih yang membantu proses belajar anak, tapi sangat berdampak bagi pelaku ekonomi kreatif dan instruktur English kid atau instruktur komputer kids. Kini anak-anak dicerdaskan secara instan. Saya mencoba belajar menulis bersama Bapak Wijaya Kusumah atau yang kita kenal Om Jay, mencari jiwa teacherpreneurshif dengan berjualan online, ya..intinya masih internetan juga. Tapi komputer-komputer itu kini sunyi. Tak ada neon light, tak ada bercerita dengan guru-guru dengan tema how to teach, tak ada lagi ruang belajar yang dulu bergerak karena kawani (keberanian, dalam bahasa sunda). Maka, mungkin bukan karena tidak berbakat berjiwa kreatif ketika seseorang mengungkapkan kabar anak-anak saat belajar daring, Pembelajaran Jarak Jauh ( PJJ ) atau Belajar Dari Rumah (BDR ) tapi semata karena menginisiasi keadaan. Orang tua hebat tentu orang tua yang terlibat dalam pembelajaran.  Apa kabar jiwa yang lama masih dimiliki ? Semoga saja keadaan sekarang ini hanyalah  prank.Rumah belajar kawani

Rumah Belajar Anak

Kini LPK menjadi tempat penyimpanan buku-buku yang bagus-bagus. Rumah Belajar versi Belajar Dari Rumah ( BDR ) sudah banyak berdiri, membantu orang tua hebat yang ingin terlibat langsung dalam proses belajar anak. Saya menerapkan strategi, metode,teknik peminatan anak. Saat siswa-siswa SD banyak memiliki penugasan yang kata orang tuanya dirasa sangat susah pelajarannya, maka saya mengidentifikasi peminatan anak saat mengerjakan tugas BDR.  Ada beberapa hal yang merupakan masalah pada bidang pembelajaran yaitu :

– Anak mengganggu temannya

– Anak terlalu santai mengerjakan tugas

– Tidak mencapai tugas     perkembangannya.

Di rumah belajar kelompok inilah saya menerapkan metode RDS ( Read , Dare to Ask and Share). Setelah anak membaca sekilas, anak berani bertanya kemudian belajar dari yang mereka tidak mengerti, setelah semuanya selesai kemudian diShare kepada gurunya untuk dievaluasi.

Sejauh ini pembelajaran epektif dan efisien, karena zaman telah berubah, biarlah LPK menjadi tempat berliterasi saja. Selamat beradaptif pada perubahan zaman. Bagaimana kini kabar anak-anak kecil dengan proses bermainnya ? Tentu semua akan baik-baik saja. Justru anak-anak semakin tanggap dan kritis. Saat tindakan yang tepat melalui jaringan tematik dengan indikator-indikator yang tepat, menyentuh ranah kognitif anak, spiritualnya semakin membaik saat berdo’a bersama keluarga dan tentu semuanya mengikuti intruksi dan perkembangan metode, media dan strategi pembelajaran yang menyenangkan dan ramah anak.

BELAJAR KELOMPOK

Saat belajar bersama kelompok yang dibatasi, semua bekerja sama bersungguh-sungguh ingin mengubah pola belajar dengan baik. Berbincang-bincang saat praktek ibadah terpimpin, berkapita selekta  sehingga anak menjadi pelaksana. Projek belajar tentu berbeda juga dengan tahun-tahun sebelumnya. Kita belajar mendengarkan bagaimana perasaan anak-anak kecil. Bukan manusia mini tapi justru kebutuhannya harus disesuaikan dengan anak kecil. Berikut merupakan tahapan-tahapan pra menulis yang tentu anak-anak senang melakukannya dari pada langsung menuliskan serangkaian kata. Kegiatan belajar sambil bermain tersebut diantaranya :

– Merobek

– Menggenggam

– Memilin

– Menghempas

– Memindahkan

Saat memberi penugasan BDR melalui media motorik halus anak-anak ternyata juga menyukai beberapa kegiatan seperti :

– Membuat titik

– Menebalkan garis tegak

– Menebalkan garis lurus, lengkung, miring

–  Menebalkan bentuk zigzag, silang, lingkaran dan lain-lain.

Pendidikan Agama yang merupakan muatan lokal yang sangat penting juga membuat anak gemar bermain sambil belajar seperti pada metode belajar Pendidikan Agama Islam (PAI) dengan nama “My Games PAI. Tentunya saat masuk ke labolatorium PAI, anak belum akan dikenalkan pada materi belajar yang berat seperti kegiatan pemandian jenazah hingga mengkafaninya. Anak-anak bisa histeris bahkan mungkin menangis atau kabur.

Naaahh inilah malaikat kecil yang penakut. Tak usah ada lagi anak yang ogah-ogahan belajar hafalan tahfidz, surat pendek Alqur’an. Tak akan ada anak yang cemberut menghafal hadis-hadis pilihan. Pada buku saya sebelumnya sudah dipaparkan metode belajar My Games PAI. Dapat dikomunikasikan dengan baik kepada orang tua siswa sehingga anak-anak melaksanakannya dengan senang hati. (Program pelengkap)

 

Tinggalkan Balasan