https://youtu.be/3aYk1PKmUm4?feature=shared
Diskriminasi guru melalui program guru penggerak. Inilah topik hangat kisah Omjay kali ini.
Pendahuluan
Pagi ini Omjay menonton YouTube tentang diskriminasi guru melalui program guru penggerak yang diselenggarakan oleh Kemdikbud Ristek. Nampak Pak Indra Charismiadji sedang melakukan wawancara dengan ibu Wahyuningsih Rahayu, seorang kepala sekolah dari Demak. Kebetulan Omjay kenal dengan beliau.
Program ini adalah program unggulan mas menteri Nadiem Makarim agar guru Indonesia menjadi lebih baik dan lebih maju. Selama 6 bulan guru yang terpilih dapat mengikuti program pendidikan guru penggerak. Nah, selama 6 bulan itu calon guru penggerak belajar bersama guru dari sekolah lainnya dari jenjang SD, SMP, SMA, dan SMK. Sedangkan guru yang tidak terpilih harus sabar menunggu program pendidikan guru penggerak dibuka di angkatan berikutnya.
Isi tulisan ini hanya ingin menggali lebih dalam. Apakah benar telah terjadi diskriminasi di kalangan guru?
Omjay harus menjawabnya dengan jujur. Telah terjadi diskriminasi guru yang akhirnya guru terbelah menjadi dua. Guru penggerak dan bukan guru penggerak.
Seharusnya ini tak boleh terjadi di sekolah kita sebab sejatinya semua guru adalah guru penggerak.
Mari kita ikuti kisah Omjay berikut ini.
Omjay sudah mengikuti program pendidikan guru penggerak di angkatan 7. Banyak ilmu baru Omjay dapatkan dan Omjay implementasikan dalam kegiatan sehari-hari.
Setiap mendapatkan ilmu baru, Omjay bagikan melalui tulisan di blog, dan Omjay bagikan kepada kawan guru lainnya. Sayangnya, belum semua guru gemar membaca. Sehingga apa yang Omjay tuliskan belum banyak dibaca kawan-kawan guru.
What, apa yang Omjay lakukan setelah lulus menjadi guru penggerak Kemdikbud ristek?
Omjay berusaha menerapkan ilmu yang sudah Omjay pelajari secara teoritis, dan Omjay praktikan dalam keseharian mengajar secara praktis.
Omjay menjadi semakin dekat dengan siswa dan merasakan betapa nikmatnya menjadi guru yang dirindukan siswa. Pembelajaran diferensiasi Omjay lalukan dan ujungnya tidak ada siswa yang tak memahami materi pelajaran yang Omjay sampaikan.
Who, siapa saja guru yang boleh ikut program pendidikan guru penggerak?
Seharusnya semua guru boleh ikut. Sebab materinya bagus dan sangat dibutuhkan semua guru Indonesia. Tapi, Kemdikbud ristek hanya memilih guru yang lulus wawancara saja. Guru yang tidak lulus, dibiarkan belajar secara mandiri.
Hal ini jelas tidak adil. Semua guru adalah pembayar pajak yang setia dan dipotong pajaknya ketika gajian. Uang pajak yang didapat dari rakyat kemudian digunakan oleh negara dipergunakan oleh guru yang lolos seleksi guru penggerak.
Apalagi di PGP ada iming-iming hadiah kalau lulusan pendidikan guru penggerak akan diangkat menjadi kepala sekolah dan pengawas sekolah di sekolah negeri.
Hal ini tentu saja membuat cemburu kawan-kawan guru yang tidak ikut program pendidikan guru penggerak. Khususnya di sekolah-sekolah negeri.
Kalau di sekolah swasta, sertifikat guru penggerak tidak bisa digunakan untuk melamar menjadi kepala sekolah dan pengawas sekolah.
Oleh karena itu, Omjay bersepakat dengan ibu Wahyuningsih Rahayu bahwa lulusan guru penggerak itu masih belum siap untuk menjadi kepala sekolah dan pengawas sekolah.
Perlu proses dan dinilai kinerjanya dulu. Kalau memang bagus, maka layak dicalonkan menjadi kepala sekolah dan pengawas sekolah. Dinas pendidikan harus lebih teliti dan selektif dalam memilih calon kepala sekolah dari lulusan guru penggerak.
When, kapan program pendidikan guru penggerak digulirkan Kemdikbud ristek?
Program pendidikan guru penggerak dibuka oleh Kemdikbud ristek melalui laman guru penggerak. Anda sebagai guru dapat membuka SIM PKB masing-masing.
Ketika mendaftar anda akan diminta mengisi esai dan menjawab setiap pertanyaan dengan benar. Bila lolos, maka anda akan diminta ikut tes wawancara dan simulasi mengajar. Banyak guru yang tak lolos pada tahap ini dan Omjay pernah mengalaminya.
Where, dimana program pendidikan guru penggerak dilaksanakan?
Program pendidikan guru penggerak dilaksanakan secara online selama 6 bulan. Ada kegiatan lokakarya yang dilakukan secara langsung dan semua calon guru penggerak wajib hadir mengikuti lokakarya. Biasanya satu bulan satu kali di hari Sabtu.
Why, mengapa ada program pendidikan guru penggerak di Kemdikbud ristek?
Program pendidikan guru penggerak memang dirancang untuk guru-guru pilihan Kemdikbud ristek. Jadi guru yang tidak terpilih tentu saja merasa sedih. Omjay pernah mengalaminya ketika gagal di angkatan kelima dan baru bisa lulus di angkatan ketujuh.
How, bagaimana program pendidikan guru penggerak berlangsung selama ini?
Kalau melihat proses secara keseluruhan, program pendidikan guru penggerak berjalan dengan baik. Oleh karena itu harus terus dievaluasi oleh lembaga independen supaya evaluasi yang dilakukan benar-benar valid.
Penutup
Demikianlah kisah Omjay tentang diskriminasi guru melalui program pendidikan guru penggerak. Semoga bermanfaat buat kita semua.
Salam blogger persahabatan
Omjay
Guru blogger Indonesia