KEBAIKAN BERBUAH KEBAIKAN

Foto bersama Juminah, Penulis Novel Seindah Takdir Cinta

“Dan berbuat baiklah, karena sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik”. QS. Al-Baqarah: 195

Kutipan ayat di atas seakan memberi kekuatan dan makna yang berarti. Bagaimana hidup ini bisa bermanfaat untuk orang lain adalah sesuatu yang sangat membahagiakan. Kasus pertama yang saya hadapi, ketika mendapat permintaan dari seorang murid saya, untuk membantunya mewujudkan novel perdananya. Judul novel Seindah Takdir Cinta adalah judul novel yang dipilih Juminah untuk mewakili cerita hidupnya yang bersejarah selama membanting tulang di negeri Arab Saudi.

Juminah yang harus melepaskan masa remajanya dan menjadi Tenaga Kerja Indonesia (TKI) selama 5 tahun adalah waktu yang tidak sebentar. Juminah menjadi tulang punggung keluarga untuk membantu biaya sekolah adik-adiknya. Rumahnya hampir roboh dan kondisi perekonomian keluarganya memaksa Juminah harus bekerja di negeri orang.

Lika-liku hidup termasuk perjalanan mencari cinta sejati yang sedikit rumit, ia tuliskan ke dalam pesan WhatsApp sehingga lahirlah novel Juminah dengan judul Seindah Takdir Cinta. Novel ini berjumlah 300 halaman dan dicetak sebanyak 50 eksemplar.

Sejak ia pulang ke Indonesia, Juminah pernah memberikan oleh-oleh berupa cokelat dan kali ini dia datang bersama suami tercinta dengan membawa beberapa hasil kebun suaminya antara lain;  jengkol, daun pucuk mede, singkong, kacang panjang,  lengkuas, sereh, kencur (di Lebak, kami menyebutnya cikur), dan pisang tanduk (pisang galek).

Berkah silaturahmi di malam minggu (Kiriman Juminah)

Tidak hanya itu, kemarin saat saya home visit ke salah satu murid yang sakit yang rumahnya terletak di Kp. Hegar Manah, Desa Pasir Madang, Kecamatan Sukajaya, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat. Perjalanan menggunakan sepeda motor hampir 2 jam lamanya.

Murid tersebut memiliki nama panggilan Uut yang merupakan warga Gunung kembang yang rumahnya direlokasi pasca longsor 2012 yang lalu. Longsor terparah terjadi pada hari Rabu, tanggal 1 Januari tahun 2020.

Bencana longsor Gunung Kembar, 1 Januari 2020

Setelah menempuh perjalanan yang melelahkan, kami tiba di rumah Uut sebelum azan Jumat berkumandang. Kami disambut dengan hangat dan suasana di sana cukup indah sehingga sayang kalau tidak diabadikan.

Saat pamit setelah menengok Uut, saya diberi oleh-oleh pisang ambon, uli, dan ranginang. Uli dan ranginang merupakan makanan khas sunda yang terbuat dari beras ketan.

Foto Ranginang dan Uli Ketan salah satu makanan tradisional.

Jika kita berbuah baik, yakinlah kebaikan akan kembali kepadamu. Teruslah berbuat baik dan bermanfaat untuk banyak orang. Tetap berbagi literasi dan menginpirasi negeri.

Salam blogger inpsiratif

Aam Nurhasanah, S.Pd.

#KarenaMenulisAkuAda(KMAA)

#Day18KMAAYPTDChallenge

Tinggalkan Balasan