Thamrin Dahlan Sang Pekerja Peradapan yang Konsisten dan Menginspirasi

Berita, BUKU, Literasi, Tokoh, YPTD794 Dilihat

Tulisan ini saya persembahkan sebagai hadiah ultah untuk Thamrin Dahlan yang ke- 70 tahun, Sang pekerja peradapan yang telah menorehkan sejarah emas untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas literasi di tanah air.

Sebelum menguraikan tema tulisan, penulis akan bercerita awal pertemuan yang mengesankan dengan beliau. Pertemuan pertama dengan Pak Thamrin di sebuah Bank BRI, ternyata membawa cerita masa depan dan kebaikan yang tak terbayangkan. Saat itu kami sedang menunggu antrian dan akhirnya terjadi percakapan yang seru dan menarik. Pak Thamrin bertanya,”Kerja di mana Pak Andy?” saya pun bilang bekerja sebagai guru di Kafila Islamic School Jakarta. Lalu saya pun balik bertanya,”Bapak kerja di mana?” ia pun menjawab sudah pensiun sebagai perwira polisi dan sekarang bekerja sebagai dosen, penulis Kompasiana, menulis artikel dan buku di Yayasan Pusaka Thamrin Dahlan atau yang dikenal dengan sebutan YPTD.

Selanjutnya, saya pun bercerita bahwa saya pun hobi menulis buku dan sudah beberapa buku berhasil diterbitkan dan saya juga sampaikan bahwa ada 2 pekerja peradapan yakni guru dan penulis, semoga kita ini termasuk pekerja peradapan tersebut. Pak Thamrin pun makin tertarik dengan obrolan kami yang sudah berlangsung dan tak terasa sekitar 30 menit, dan ia pun takjub mendengar tentang 2 pekerja peradapan. Gayung pun bersambut, lalu penulis berdarah Minang itu pun memberikan kartu nama dan menawarkan agar saya bisa menulis artikel di website dan menerbitkan buku gratis di YPTD.

Saya dengan Purnawirawan Kombes Polri yang kini telah berusia 70 tahun tersebut ternyata memiliki visi dan misi yang sama yakni ingin meningkatkan kualitas dan kuantitas literasi di tanah air. Sebagaimana  ungkapan bijak seseorang akan bertemu dengan orang lain sesuai dengan hobi dan kecintaannya, itulah yang terjadi pada kami tak disangka kami bisa bertemu ditempat tersebut. Selanjutnya kami selalu intensif berkomunikasi dengan beliau dan bergabung di group penulis YPTD. Alhamdulillah buku perdana saya di YPTD bisa terbit dengan judul “How to Be Remaja Muslim Smart Muslim.”

Sebelum mendirikan YPTD bermotto “Menerbitkan buku ber ISBN bayar seikhlasnya.” Thamrin yang berhobi tenis meja adalah seorang penulis aktif di Kompasiana salah satu surat kabar bergengsi di Indonesia. Hampir setiap hari ia konsisten menulis, tiap peristiwa yang dialaminya baik suka maupun duka, bisa menjadi sebuah tulisan yang menarik dan inspiratif. Dengan demikian dapat dikatakan beliau adalah pekerja peradapan sejati. Itulah latar belakang penulis ingin menulis judul “Thamrin Dahlan Sang Pekerja Peradapan yang Konsisten Menginspirasi.”

Sedangkan dalam kancah literasi nasional, kehadiran Penerbit YPTD memang baru genap hampir 2 tahun tepatnya didirikan pada tanggal 19 Agustus 2020 ini. Namun jejak literasi dan manfaatnya bisa kita rasakan bukan hanya di  tingkat lokal (Jakarta) dan tingkat nasional, tapi juga hingga mendunia.

Apa buktinya hingga mendunia? hal itu terbukti dengan info kolom jejak literasi digital pembaca artikel di laman  https://terbitkanbukugratis.id, banyak pengunjung yang berasal dari luar negeri. Pada kolom visitors dan gambar bendera negara tersebut kita bisa melihat seberapa banyak pengunjung yang telah membuka atau membaca website tersebut.

Kontribusi dan konsistensi, Thamrin, sebagai perintis YPTD perlu kita acungi jempol. Karya artikel beliau sudah ratusan bahkan ribuan yang dimuat di kompasiana. Sejarah berdirinya YPTD pada tanggal 19 Agustus 2020 di komplek perumahan BHP Jakarta, ketika itu telah dihiasi dengan terbitnya 10 buku dari para penulis yang terdiri dari dosen, pengusaha, karyawan dan jurnalis.

Kiprah YPTD selanjutnya, tepat pada Rabu 16 September 2020, H. Thamrin bersama Uda Dian Kelana dan Sohib Taufikuiek telah berhasil pula menuntaskan tugas mencetak buku berjudul, “Jejak Langkah Baitullah dan buku Mengapa Orang Arab Tidak Suka Sendok.”

Hingga detik ini sudah ratusan buku penulis YPTD telah menghiasi Perpustakaan Nasional (Perpusnas). Penerbit YPTD yang dikomandani Thamrin selaku konsisten mengirimkan karya buku penulis ke Perpusnas, sebagai bentuk kewajiban penerbit. Untuk selanjutnya YPTD akan berupaya mengembangkan jenis buku digital/elektronik agar lebih memudahkan para penulis tanah air menerbitkan bukunya.

Sebagaimana kita ketahui, konteks buku ber-ISBN  ada 2 jenis yakni pertama ISBN untuk buku cetak dan E-ISBN untuk buku digital. Dalam konteks serah simpan karya cetak dan karya rekam untuk buku cetak dapat menyerahkan langsung melalui ekspedisi ke Direktorat Deposit dan Pengembangan Bahan Perpustakaan. Sedangkan untuk buku digital, jurnal, majalah, musik, dan peta dalam bentuk digital dapat menyerahkan langsung melalui portal  edeposit.perpusnas.go.id.

Sejarah membuktikan, media literasi di zaman teknologi saat ini sudah bergeser, dari yang menggunakan serba kertas menjadi serba teknologi atau yang dikenal dengan literasi digital. Revolusi literasi digital tersebut merupakan perubahan dari teknologi mekanik dan elektronik analog ke teknologi digital yang terjadi sejak tahun 1980 dan berlanjut sampai hari ini.

Kini YTPD, juga sudah bekerja sama dengan komunitas penulis dari PGRI. Sudah beberapa kali Asosiasi Profesi dan Keahlian Sejenis (APKS) PGRI tersebut mengundang Thamrin untuk menjadi narasumber pelatihan belajar menulis secara gratis baik secara online maupun offline. Di komunitas literasi tersebut beliau berbagi ilmu dan pengalamannya yang segudang. Banyak kawan-kawan guru yang akhirnya tertarik dan bisa menerbitkan bukunya di Yayasan Pusaka Thamrin Dahlan (YPTD).

Itulah sosok pekerja peradapan Thamrin Dahlan, di usianya yang sudah menginjak 70 tahun bukan makin melemah tak berdaya, namun justru telah berhasil menorehkan sejarah emas dalam meningkatkan kualitas dan kuantitas literasi di Indonesia. Meski batang usianya sudang meninggi ia tak pernah puas belajar, tak pernah puas berbagi ilmu dan pengalaman, tak pernah puas menulis dan berkarya mengikuti perkembangan zaman dan peradapan.

Beliau berprinsip dan meyakini bahwa “Buku adalah Mahkota Seorang Penulis. Buku adalah Investasi Dunia Akhirat.” Sebab buku menebarkan ilmu yang bermanfaat serta nilai-nilai kebaikan dalam bingkai sedekah/amal jariyah yang pahalanya akan mengalir terus menerus meskipun kita telah tiada. Tentunya jika kita diniatkan ikhlas karena Allah Swt.

Hal tersebut sebagaimana hadits dari Nabi saw yang berbunyi,

إذَا مَاتَ الإِنْسَانُ انْقَطَعَ عَمَلُهُ إلاَّ مِنْ ثَلاَثٍ : صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ ، أَوْ عِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ ، أَوْ وَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُولَهُ

Artinya : ”Jika manusia mati, maka terputuslah amalnya kecuali tiga perkara, sedekah jariyah, ilmu yang diambil manfaatnya, dan anak shalih yang selalu mendo`akan orang tuanya.” (H.R. Muslim).

Semoga Allah memberkahi dan merahmati Thamrin Dahlan di usianya yang ke 70 tahun ini, juga untuk keluarga, founding fathers dan tim YPTD, serta penulisnya yang telah berjuang membangun YPTD hingga seperti ini. Dan semoga Thamrin Dahlan diberi umur panjang, kesehatan dan bisa terus meningkatkan dan mengembangkan YPTD di penjuru tanah air. Aamiin.

 

 

Tinggalkan Balasan