Hari Guru Nasional : Guru Tetap Bersinar, Walau Diterpa Badai Pandemi

Berita, YPTD45 Dilihat

Sebuah ungkapan bijak mengatakan, “Amal yang paling hebat bagi seorang guru adalah mendidik. Rekreasi yang paling indah adalah mengajar, ketika melihat murid-murid yang menjengkelkan dan melelahkan, terkadang hati teruji kesabarannya, namun hadirkanlah gambaran bahwa diantara satu dari mereka kelak akan menarik tangan kita menuju Surga. Selamat berjuang wahai guru..! Kebahagiaan kita adalah menyadari murid kita adalah butiran tasbih pengabdian kepada-Nya.

Guru sejati akan tetap bersinar, walau diterpa badai pandemi. Hari ini, hari rabu bertepatan dengan tanggal 25 November 2020 adalah Hari Guru Nasional. Hari yang selalu dikenang dihati, meskipun dalam kondisi  wabah corona yang belum pasti kapan berakhir, namun pengabdian dan amal sholeh guru tetap dibutuhkan demi mencerdaskan putra dan putri bangsa Indonesia. Berbagai strategi pengajaran baik materi dan metode  pun  siap dihadapi dan ditempuh melalui KBM media online. Sebab, guru sejati hakikatnya bukan sekedar mengajar tapi juga membimbing dan mendidik budi pekerti, inilah hal yang sulit dilakukan ketika mengajar secara online.

Hari Guru Nasional bukan hari libur resmi, biasanya dirayakan dalam bentuk upacara peringatan di sekolah-sekolah dan pemberian tanda jasa bagi guru, kepala sekolah, dan pengawas sekolah, namun saat pandemi ini tidak bisa dilakukan lebih berkesan seperti tahun lalu karena terhadang oleh rambu-rambu protokol covid-19.

Guru adalah pahlawan tanpa tanda jasa. Hari Guru Nasional ditetapkan sejak 26 tahun lalu oleh Presiden Soeharto tepatnya pada tanggal 25 November 1994, dengan sebuah Keputusan Presiden, yaitu Kepres Nomor 78 tahun 1994 tentang Hari Guru Nasional.

Guru engkau adalah pekerja peradaban yang tak pudar digilas waktu dan zaman, ilmu, amal dan karya-karyamu akan selalu dikenang sepanjang sejarah. Setiap orang yang membagikan ilmu baik di lingkungan pendidikan formal atau yang nonformal maka dia adalah seorang guru. Pepatah bijak mengatakan, “Everyone is teacher, everywhere is school,” setiap orang adalah guru, setiap tempat adalah sekolah.

Guru atau ulama adalah pewaris para nabi. Ia mengemban tugas untuk mendidik, membimbing dan mengajarkan budi pekerti.  Al-Quran menjelaskan guru memiliki kedudukan istimewa yang digolongkan sebagai orang yang beruntung baik di dunia maupun di akhirat. Salah satu ayat yang menerangkan tentang keutamaan menjadi seorang guru adalah dalam surat Al-Mujadilah ayat 11. Artinya: “Hai orang-orang beriman, apabila dikatakan kepadamu, ‘Berlapang-lapanglah dalam majlis’, maka lapangkanlah, niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan, ‘Berdirilah kamu’, maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antara kamu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.”

Derajat, yang dimaksud dalam ayat di atas menurut Ibnu Abbas adalah bahwa orang-orang yang berilmu memiliki kedudukan 700  derajat di atas orang-orang mukmin. Keutamaan di dalam surah lainnya adalah seperti yang tercantum dalam Surah  Al-Qashash ayat 80 yang artinya, “Berkatalah orang-orang yang dikaruniai ilmu, ‘Kecelakaan yang besarlah bagimu, pahala Allah adalah lebih baik bagi orang-orang yang beriman dan beramal shaleh, dan tidak diperoleh pahala itu kecuali oleh orang-orang yang sabar.”

Ayat di atas menunjukkan bahwa sebagai guru tentu memiliki sifat penyabar dimana mereka akan mendapat pahala yang besar dari Allah Swt. Selain dari berbagai ayat Al-Quran, keutamaan menjadi seorang guru juga terdapat dalam hadis Nabi saw, “Jika seorang insan meninggal, maka terputuslah amalnya kecuali tiga amal: sedekah yang mengalir, ilmu yang bermanfaat, dan anak yang selalu mendoakan orang tua.” (HR. Al-Tirmidzi).

Bahkan di akhirat kelak, mereka yang berilmu dan mengajarkan ilmunya juga akan memperoleh perlakuan istimewa dibanding yang lain. Salah satunya masuk surga tanpa hisab. Sebagaimana hadis yang diriwayatkan oleh Ibnu ‘Abdil Barr yang menyatakan, “Pada hari kiamat, tinta orang-orang yang berilmu ditimbang dengan darah para syuhada”. Sedangkan dalam hadis diriwayatkan Ibnu Majah dikatakan bahwa golongan yang diberi kesempatan memberikan syafaat, di samping para nabi dan para syuhada adalah orang-orang yang berilmu.

Berbahagialah engkai wahai guru, jasamu akan selalu dikenang, amalmu akan terus mengalir hingga jarum jam tak berputar lagi, hingga matahari tak terbit lagi. Berbahagialah engkau wahai guru, doa-doa akan selalui menyertaimu dan surga akan selalu merindukanmu. Selamat hari guru nasional semoga engkau tetap bersinar dan tegar walau diterpa badai pandemi!

 

 

Tinggalkan Balasan