Pengaruh Konten Porno terhadap Lansia
Oleh: Sri Sugiastuti
“Seiring bertambahnya usia kita menjadi lebih bodoh dan lebih bijaksana pada saat yang sama.”
– Francois de la Rochefoucauld-
Mengacu pada kutipan di atas, apakah Anda setuju? Yang jelas menjadi tua itu pasti. Mari dinikmati sisa usia yang kita miliki. Lalu ada apa antara konten porno dan lansia? Jawabannya ada di tulisan ini.
Mengamati berbagai kejadian gugatan cerai yang ada di Pengadilan saat sidang berlangsung, membuat hati kita miris. Apa yang dicari oleh pasangan lansia yang sudah bau tanah sampai ke kantor Pengadilan. Meminta dan memperjuangkan sepucuk surat Cerai. Ternyata kisahnya lumayan menarik untuk pembelajaran kita.
Berawal dari terbongkarnya kasus perselingkuhan seorang suami yang usia sudah kepala 7. Sang istri sebut saja Bu Linda yang sudah lama curiga dengan ulah suaminya, setelah menemukan barang bukti segera mengambil sikap tanpa emosi tetapi cukup tegas. Mengajukan cerai.
Perselingkuhan ini tentu saja tidak terjadi tiba-tiba. Ada komunitas senam kebugaran yang diikuti sang suami yang pernah pasca stroke. Ternyata di komunitas itu juga menjadi ajang sharing konten porno. Entah bagaimana awalnya sebut saja Pak Frans tertarik dengan salah satu anggota WAG kebugaran yang statusnya masih istri orang tetapi hidup terpisah.
Karena Pak Frans punya WIL yang satu frekuensi dengannya, kegiatan senam kebugaran bisa berlangsung dari pukul 7.00 hingga pukul 16.00 petang. Karena si WIL ini sangat aktif, bisa dikatakan banyak makan kuota. Selesai mandi foto lalu dikirim, sedang galau foto, apa pun kegiatannya selama 24 jam tidak pernah lepas dari Pak Frans termasuk bertukar konten porno. Anehnya semua chat yang ada di hape Pak Frans tidak ada yang dihapus.
Saat Pak Frans tidur siang sang istri berhasil menyita hape Pak Frans. Semua isi chat ingin diteruskan ke hapenya.Bu Linda gugup. Bu Linda menemui anaknya agar memindahkan semua bukti yang ada di hape Pak Frans. Terbongkar semua. Selain selingkuh Pak Frans juga kecanduan konten porno, karena di hapenya ada grup khusus penggemar konten porno. Itu sebabnya anak- anak mendukung saat ibunya mengajukan gugat cerai.
“Silakan keluar dari rumah ini, bawa semua barang- barang yang merasa jadi hakmu! Selama 25 tahun nafkah materi juga tidak aku dapat. Tidak ada pensiun, hidupmu hanya dari belas kasihan anak, berbagi pekerjaan juga tidak. Selama ini aku bertahan karena rezeki ada di tanganku. Barang bukti ini sudah menunjukkan siapa kamu sesungguhnya. Jalan terbaik, cerai.”
Dua anaknya yang belum menikah juga mendukung keputusan ibunya yang minta cerai. Gugatan cerai pun dibuat. Mereka bolak-balik ke kantor pengadilan dari mulai mediasi agar ditemukan solusi terbaik selain cerai, hingga mengikuti beberapa kali persidangan.
Di persidangan terjadi perdebatan. Tentu saja hal ini sangat melelahkan bagi pasangan lansia yang ingin masalahnya selesai. Kenyataannya prosesnya sangat menggerus kesabaran. Karena tidak bisa didamaikan. Maka pekan berikutnya Bu Hakim yang menangani akan segera ketuk palu.
Sejak diusir istrinya Pak Frans berpindah- pindah kos. Hubungan dengan anak-anak tetap terjalin. Ketika acara 17 an, agar tidak mengundang pertanyaan tetangga Pak Frans tetap hadir, bahkan pagi harinya saat mau kembali ke tempat kos sang istri pun memberikan makanan yang ada di rumah.
Singkat cerita 5 hari menjelang sidang keputusan terakhir Pak Frans hilang kontak dengan anaknya. Pencarian pun dilakukan. Sang anak sangat mengkhawatirkan bapaknya. Setelah mengumpulkan banyak informasi, keberadaan Pak Frans pun bisa dilacak. Ternyata kondisi Pak Frans tidak sedang baik- baik saja. Terlihat badannya yang semakin kurus, ketika berjalan pun agak pincang. Melihat kondisi Pak Frans seperti itu, sang anak tidak tega.
Ia segera pulang dan menemui ibunya. Sambil berlutut di bawah kaki sang ibu dan menangis tersedu.
“Mama tolong cabut gugatan cerainya Ma! Kalau terjadi sesuatu sama Papa, pasti kita yang dihujat dan disalahkan, dianggap jahat atau sebagai penyebab kematiannya. Papa sudah tua. Pasti dia sudah sadar bahwa dia salah. Demi anak- anak dan cucu mama, tolong cabut gugatan cerai itu ya Ma!”
“Bagaimana sih, sebelumnya menggebu supaya mama segera cerai, sekarang minta mama mencabut gugatan. Padahal waktunya mepet, harus ada surat yang dibuat untuk menyabut berkas gugatan.” Sebenarnya sangat berat permintaan anaknya. Tidak ada waktu untuk berandai- andai. Bu Linda harus segera memutuskan.
“Aku siap bantu Ma, buatkan surat permohonan pencabutan berkasnya,” bujuk anaknya.
“Ya Mama bersedia, tetapi sikap Mama terhadap Papa apa adanya. Sudah tidak ada cinta, benci, atau dendam. Dia sudah tidak ada dalam kehidupan Mama walaupun tinggal satu rumah.”
Alhamdulillah surat permohonan pencabutan diterima. Sidang keputusan akhir ditiadakan. Bu Hakim yang melayani pun tersenyum bahagia. Hari ini telah terselamatkan satu mahligai rumah tangga yang sebentar lagi mencapai peringatan perkawinan emas. Ujian hidup memang tak bisa dihindari, namun harus dihadapi dan diselesaikan.
Surakarta Hadiningrat, 15 Desember 2023