Bermimpi tentang dunia yang penuh kedamaian
Hidup dengan nyaman, tenang dan aman
Apakah itu semata harapan yang berhenti di angan ?
Tak bisakah dimana kita tinggal itu terwujudkan ?
Kenyataannya begitu banyak pencedera perdamaian
Ini bukan sekedar kisah Mahabarata ataupun peperangan
Tanpa sadar kita memupuk kebencian
Kala terbakar emosi mengalirkan cacian, makian dan hujatan
Kala iri memandang kesuksesan kawan maupun lawan
Melahirkan kata-kata sinis ketimbang pujian
Merindukan tatanan hidup yang damai dan ramah
Memerlukan dasar kesejatian kasih
Tak ada tempat bagi si iri hati, si pendendam dan si pemarah
Karena kasih itu sabar, tidak pemarah dan tidak menyimpan salah
Kasih juga tidak memegahkan diri, tidak sombong dan memiliki hati yang pemurah
Sungguh indah bila mimpi damai dalam hidup menjadi kenyataan
Menjaga hati kita tetap berkenan di hadapan Tuhan
Senantiasa mengingat kebaikan dan berkat yang Dia berikan
Serta mengucap syukur dalam gita pujian
Masihkah kebimbangan meminta maaf menyelimuti ?
Ataukah kebingungan bagaimana memulai ?
Berhenti berharap dari orang lain, mulailah dari diri sendiri
Niatkan ‘tuk meminta maaf setulus hati
Perkara diterima atau ditolak itu masalah nanti
“Karena, sedapat-dapatnya, kalau hal itu bergantung pada dirimu,
Hiduplah dalam perdamaian dengan semua orang !”
# written by Dewi Leyly
# Pare, 22.02.2023
# KMAC-05