Menghargai Kehidupan
Sabtu ini mengajakku menjadi melankolis
Bukan karena aku sendirian tanpa kawan
Lalu tetiba aku terisak menangis
Merenungkan lakon di panggung kehidupan
Engkau…
Bukanlah kekasih
Tetapi kau kukasihi karena menjadi bagian puzzle kehidupan yang menyerpih
Berbagi ruang di sela rima dan diksi
Dan untaian kata yang keluar dari hati
Hari demi hari tak henti
Seperti hadirnya surya pagi di jalan sunyi
Hingga ketiadaan menyeretmu tiba-tiba
Merenggutmu dengan paksa mengikutinya
Menyisakan rinai air mata
Yang melukis goresan kata sebagai tanda mata
Sekian waktu yang berlalu
Menjajarkan tabah dan ikhlas merelakanmu
Tak semudah itu mengubur rindu
Yang terkadang hadir bertamu
Kemudian…
Simpang siur kisah berhamburan
Menyemburkan kembalimu bukan saja dalam bayangan dan angan
Mencoba menghapus jejak kehilangan di ingatan
Menumbuhkan terputusnya harapan
Tetapi, mengapa semua sekarang tak lagi sama
Hatiku hampa, kesal dan kecewa
Sakit tak tertahankan yang kini terasa
Mematikan bulir-bulir asa di jiwa
Segalanya menjadi berbeda
Baiklah…
Kulampiaskan segala amarah di dada
Agar hatiku kembali pulih dan lega
Lalu mengambil pelajaran arti kehidupan
Dari dirimu yang tak menghargai dan pernah menyia-nyiakan kesempatan
# Written by Dewi Leyly
(Puisi ini terinspirasi dari Ari Budiyanti)