Drama di Webinar APKS PGRI

“Siapakah yang siap menjadi moderator malam ini di zoom?” Demikian pertanyaan Omjay di grup WA Tim Solid Omjay.

Saya kemudian melirik tema webinar Asosiasi Profesi dan Keahlian Sejenis (APKS) PGRI :

Pentingnya Penguasaan Bahasa Asing bagi Siswa dan Guru“. Wah, menarik nih!

Mata saya kemudian menelusuri siapa yang akan menjadi narasumber. Wahhh, ternyata seorang profesor!

Prof. Dr. Ilza Mayuni, M.A. beliau yang akan menjadi narasumber. Selain menjadi Guru Besar Pendidikan Bahasa Inggris di Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Jakarta (FBS UNJ), beliau juga pembimbing di Yayasan LIA. Itu loh … salah satu tempat belajar bahasa Inggris yang bisa dibilang high level.

Rasa rindu berbahasa Inggris telah mengalahkan rasa minder saya yang masih anak ingusan ini. Maka bismillah, saya menjawab siap menjadi moderator.

Drama pun terjadi …

Sebelum dimulai, sebetulnya saya sudah sedikit was was. Fatih, anak saya yang berusia 15 bulan biasanya memang sudah tidur selepas magrib. Tapi, Fatih suka terbangun saat adzan isya.

Webinar dimulai pukul 19.00 WIB. Tak ingin mengganggu Fatih yang sudah terlelap, saya memilih ruang tamu untuk meletakkan laptop, membuka aplikasi zoom.

Semua masih aman hingga saat Omjay mulai membuka acara, kemudian terdengar lantunan adzan isya dari masjid di belakang rumah.

Benar saja! Fatih terbangun, menangis kencang karena saya tidak ada di kamar. Segera saya bawa hp, masuk ke kamar dan menggendong Fatih.

Di saat Omjay sudah mempersilakan saya untuk menjadi moderator, saya masih berjalan menuju ruang tamu sambil menggendong Fatih.

Tak ingin membuat lama menunggu, saya aktifkan mikrofon dan …

PRAAAAAK …!

Saya tak sengaja menyenggol gelas plastik tebal berisi air. Gustiiii … Belum juga dimulai sudah ada drama begini 😭

Syukurlah Fatih tidak menangis lagi. Akhirnya dengan tetap menggendong Fatih, saya menyalakan video zoom untuk menyapa peserta dan narasumber.

Tak cukup sampai di situ, saat saya cek sambungan internet ke laptop sudah putus. Masya Allah! Padahal saya mau share screen CV narasumber.

Masih dengan nafas ngos-ngosan, saya memperkenalkan diri, membuka sesi materi dan membacakan CV Prof. Ilza.

Prof. Dr. Ilza Mayuni, M.A.

Ya, dengan hati yang merasa berdosa tentunya, saya pun akhirnya hanya membacakan CV beliau tanpa share screen. Buka di HP bisa saja, tapi jika harus membuka file terlebih dahulu tentu tidak profesional dan akan menyita waktu. Ini kan live streaming.

Dalam hati saya terus berdoa semoga Prof. Ilza berkenan memaafkan moderator amatir ini.

Usai mempersilakan Prof. Ilza memulai materinya, saya diam-diam pergi ke kamar sambil tetap menyimak melalui hp. Apalagi jika bukan menidurkan Fatih? Hehe.

Saya sungguh bersyukur karena Fatih anak yang baik. Cukup semenit dua menit menemani, ia kembali terlelap tidur.

Maka, saya pun kembali ke tempat semula : ruang tamu.

Sesi materi dan diskusi

Alhamdulillah, sesi berikutnya berlangsung dengan lancar. Banyak peserta yang bertanya terkait tips agar mudah belajar bahasa Inggris, bagaimana agar anak suka belajar bahasa asing, antara vocab dan grammar mana yang harus didahulukan, serta berbagai pertanyaan lainnya.

Lebih lengkap bisa Anda simak pada video berikut :

Beberapa poin unik yang saya catat dari pemaparan Prof Ilza antara lain Prof Ilza membalik tema ” Pentingnya … bagi Siswa dan Guru” menjadi “Pentingnya … bagi Guru dan Siswa”. Menurut beliau, tentu sebelum para murid menguasai bahasa asing, guru yang harus terlebih dahulu menguasainya.

Bahasa asing itu banyak, tapi setidaknya kita harus mampu menguasai bahasa Inggris. Mengapa?

  1. Sumber informasi
  2. Bahasa ilmu pengetahuan
  3. Digunakan sebagian besar penduduk dunia (lebih dari 70% penduduk dunia menggunakan bahasa Inggris baik secara aktif maupun pasif)
  4. Kebutuhan era abad 21

Beliau juga memaparkan tentang trend pengembangan profesi guru atau teacher professional development (TPD), yaitu :

  • Glocalization, bagaimana seorang guru mampu memiliki perspektif global, melihat dunia dengan bahasa, namun tetap bertindak lokal.
  • Mentoring/coaching baik independen, bersama asosiasi profesi atau kerja sama dengan pemerintah maupun berbagai pihak.
  • Belajar mandiri, this is the most important. Sebagaimana sedari awal Prof Ilza selalu menekankan bahwa seorang guru harus mau untuk terus belajar, menjadi pembelajar seumur hidup. Karena guru yang melakukan pengembangan karir akan berdampak positif pada praktik pengajaran dan hasil belajar siswa.

Dengan menguasai bahasa asing, baik guru maupun siswa mampu membuka cakrawala wawasan mereka. Kita bisa membaca jurnal dari berbagai negara, bahkan belajar ke berbagai belahan dunia.

Belajar bahasa Inggris tuh nggak bisa cuma jago nulis doang. Nggak bisa cuma jago listening doang. Harus terintegrasi, reading, listening and writing.

Agar siswa tertarik belajar bahasa asing, kita bisa gunakan lagu, film, permainan bahkan medsos untuk mengaktifkan mereka.

Wah … It’s already 5 years I do not use English in my daily activities. Miss a lot when I have to speak in english anywhere anytime. 

What i write maybe there’re still mistakes. But as long as you can understand what i mean, it’s still good. That’s communication.

Hahaha, is it good enough? 😂😁

Thank you Prof, thank you Omjay and team. Really happy tonight.

 

By ditta widya utami

Tinggalkan Balasan

2 komentar