Sebetulnya puisi untuk bahan pembelajaran bukan barang baru. Pantun misalnya, bentuk puisi lama yang mengandung nilai-nilai luhur, biasa selain untuk hiburan juga untuk pembelajaran. Pantun yang berisikan nilai-nilai ajaran moral, untuk hormat kepada orangtua, hormat kepada guru, saling berkasih sayang dsb. Ada juga yang mengistilahkan dengan pantun pendidikan karena kental dengan nilai-nilai moral dan karakter di dalamnya.
Darik adalah sebuah genre puisi baru istilah akronim dari Dasa Larik. Dasa artinya sepuluh, Larik adalah deretan 10 baris dalam satu bait puisi dan kelipatannya. Kreasi baru Darik ini dicetuskan oleh Sudomo atau sering dipanggil Mazmo, seorang guru kreatif kelahiran Sukoharjo dan bertugas di Lombok. Karena kesehariannya sebagai guru karya dariknya banyak bermuatan pembelajaran. Tentang berbagai nilai karakter, keadilan, religius, prestasi, kreatif, kerjakeras dsb.
Darik ini sebetulnya mengadopsi patidusa, sebuah genre puisi baru yang berpolakan 4 – 3 – 3– 1 dan segala variasinya. Puisi ini lahir dari sebuah kesulitan saat mencoba sebuah genre yang telah lebih dulu lahir, yaitu Patidusa. Kesulitan yang dialami terkait aturan jumlah kata. Ada semacam rasa tidak tuntas setelah selesai menuliskannya. Bukan perihal genre puisi yang sulit untuk dituliskan. Namun, perkara keterbatasan dalam mengeksekusi ide menjadi puisi ‘singkat’ yang sarat makna. Demikian Sudomo atau panggilan Mazmo penemu formula ini menggambarkannya.
Melangkah dari keputusasaan, akhirnya membuat beliau mencoba formula baru yang lebih nyaman bagi diri pribadi. Formula ini lahir dengan memodifikasi format Patidusa. Bisa dikatakan, Darik adalah pengembangan dari Patidusa karena memiliki kunci yang sama 4-3-2-1. Selanjutnya dari perenungan beliau memutuskan memberi nama Darik. Tepatnya tanggal 19 Desember 2020, beliau pun membuat Darik untuk pertama kalinya seperti di bawah ini :
Kepada Senja Aku Bertanya
Kepada senja aku bertanya
Tentang makna kata sementara
Namun senja diam saja
Membisu hingga gulita tiba
Kembali aku bertanya
Jawabannya masih sama
Bergeming dalam hening
Senja berlari
Menuju pekat
Sunyi
Sepi
Senja berlalu
Tinggalkan cerita
Tentang keindahan sekejap
Pun kebahagiaan sesaat
Serupa kehidupan dunia
Hadir sesaat dalam keindahan
Singgah sejenak dalam kesementaraan
Perlahan pergi meninggalkan kenangan
Pun segala bernama kebaikan
Diktum Puisi Darik
Berikut ini adalah aturan yang bisa digunakan sebagai acuan dalam penulisan puisi darik.
- Puisi Darik terdiri dari sepuluh baris atau kelipatannya yang terbagi menjadi empat bait atau kelipatannya;
- Setiap bait memiliki jumlah kata dan baris yang sama dengan berpedoman pada format kunci yang telah ditentukan;
- Format kunci jumlah kata setiap bait adalah 4444 – 333 – 22 – 1. Merujuk pada format tersebut artinya bait pertama terdiri dari empat baris yang masing-masing terdiri dari empat kata. Demikian seterusnya hingga bait keempat terdiri dari satu baris yang terdiri dari satu kata;
- Format kunci bisa dimodifikasi menyesuaikan jumlah larik atau baris dalam puisi dengan tetap memperhatikan estetika penulisan dan format kunci Puisi Darik. Penulis bebas memodifikasinya menjadi 4444 – 333 – 22 – 1 – 1 – 22 – 333 – 4444. Bisa juga memodifikasi menjadi 1 – 22 – 333 – 4444 – 1 – 22 – 333 – 4444. Atau bisa juga mencoba memodifikasi bentuk lain dengan tetap memegang teguh format kunci;
- Puisi Darik memberikan kebebasan kepada penulis untuk mengeksplorasi berbagai tema puisi.
Setelah membaca beberapa karyanya saya pun mencoba membuat beberapa darik. Walau mungkin banyak kesalahan, namun saya merasakan ada kemudahan menuangkan ide misalnya sehabis ikut webinar tentang AKM kemarin. Saya pun menuangkannya dalam bentuk darik seperti berikut :
Oleh . Hariyanto. 6 Februari 2021
AKM
.
Malam ini
Belajar AKM
.
Semangat Guru Nusantara
Mereguk Ilmu semua
Webinar Ajang bersama
.
Tidak diragukan semangat Guru
Sabtu malam-malam tetap belajar
Demi kemajuan siswa tersayang
Agar merdeka belajar berkreasi
.
AKM sungguh strategi hebat
Mengantar siswa dalam bakatnya
Dalam nalarnya berbudi mulia
Belajar berkreasi sepanjang hayatnya
.
Berharap siswa kritis
Berharap siswa kreatif
Berliterasi dan numerasi
.
Sambutlah Zamannya
Pembelajaran terkini
.
AKM
Kini saya mencoba meyakini Darik media pembawa pesan moral yang praktis untuk pembelajaran. Karena begitu ada nilai yang bisa disampaikan ternyata mudah dialirkan dalam bait dan baris puisi yang terpola. Sehingga kelihatan bangunan fisiknya jadi indah.
Inilah coretan terbaru saya pada Senin, 15 Februari 2021
Literasi
#
Literasi
Bukan Bacatulisnya
Lebih manfaatnya
Membaca selalu biasa
Membaca masih mengeja
Karena masih luarnya
Aliterasi itu masalah intinya
Orang yang bisa membaca
Malas suntuk minat membacanya
@
Literasi
Seribu Tantangan
Seribu Bebannya
Budaya lesan dulunya
Budaya baca ditinggalkan
Membaca jadi sekedar
Semangat berburu ilmu dikejar
Bukan inti hanya judulnya
Tinggalkan fakta berwujud hoax
Sisakan api sekam perpecahan
#
Literasi
Harus dieja
Minta diwujud
Agar melindas kebodohan
Mengembang pecahkan pikiran
Meyakinkan martabat literasi
Haruslah literasi itu diwajibkan
Merajut baca tulis menyatukan
Mengikat erat ilmu peradaban
Menulisnya berantas akal jumud.
Demikian Puisi Darik pun hadir sebagai salah satu hasil kreativitas, yang tentu akan bebas berjalan sesuai alurnya. Apakah darik akan diterima oleh khalayak ramai nantinya, yang jelas dengan model baru akan menemukan jalannya. Intinya adalah karya ini menurut pendapat pribadi adalah sebuah karya puisi yang mudah untuk dijadikan media pembelajaran berisi moral bahkan materi tertentu. Seperti bentuk patidusa, pola kalimat dengan susunan tertentu akan membuat puisi ini indah dilihat. Indah dilihat dan bisa dijadikan untuk pembelajaran itulah membuat darik menemukan jati dirinya. Semoga bermafaat.
Untulk mengenal darik dan profil penemunya dapat dilihat di webnya : https://eigendomo.com/tentang-bianglala/
Blitar, 15 Februari 2021
Oleh Hariyanto-Blitar
NPA PGRI 13170300445
Wuidih! Mantap sekali, Pak Hariyanto. Terima kasih turut bergabung mengenalkan dan mengembangkan Darik.