Puisi Darik sebuah Genre Puisi Baru untuk Pembelajaran

Terbaru17 Dilihat

Sebetulnya puisi untuk bahan pembelajaran bukan barang baru. Pantun misalnya, bentuk puisi lama yang mengandung nilai-nilai luhur, biasa selain untuk hiburan juga untuk pembelajaran. Pantun yang berisikan nilai-nilai ajaran moral, untuk hormat kepada orangtua, hormat kepada guru, saling berkasih sayang dsb. Ada juga yang mengistilahkan dengan pantun pendidikan karena kental dengan nilai-nilai moral dan karakter di dalamnya.

Darik adalah sebuah genre puisi baru istilah akronim dari  Dasa Larik. Dasa artinya sepuluh, Larik adalah deretan 10 baris dalam satu bait puisi dan kelipatannya. Kreasi baru Darik ini dicetuskan oleh Sudomo atau sering dipanggil Mazmo, seorang guru kreatif kelahiran Sukoharjo dan bertugas  di  Lombok. Karena kesehariannya sebagai guru  karya dariknya banyak  bermuatan pembelajaran. Tentang  berbagai nilai karakter, keadilan, religius, prestasi, kreatif, kerjakeras dsb.

Darik ini sebetulnya mengadopsi patidusa, sebuah genre puisi baru yang berpolakan 4 – 3 – 3– 1 dan  segala variasinya.  Puisi ini lahir dari sebuah kesulitan saat mencoba sebuah genre yang telah lebih dulu lahir, yaitu Patidusa. Kesulitan yang dialami terkait aturan jumlah kata. Ada semacam rasa tidak tuntas setelah selesai menuliskannya. Bukan perihal genre puisi yang sulit untuk dituliskan. Namun, perkara keterbatasan dalam mengeksekusi ide menjadi puisi ‘singkat’ yang sarat makna. Demikian Sudomo atau panggilan Mazmo penemu formula ini menggambarkannya.

Melangkah dari keputusasaan, akhirnya membuat beliau  mencoba formula baru yang lebih nyaman bagi diri pribadi. Formula ini lahir dengan memodifikasi format Patidusa. Bisa dikatakan, Darik adalah pengembangan dari Patidusa karena memiliki kunci yang sama 4-3-2-1. Selanjutnya dari perenungan beliau  memutuskan memberi nama Darik. Tepatnya tanggal 19 Desember 2020, beliau pun membuat Darik untuk pertama kalinya seperti di bawah ini :

Kepada Senja Aku Bertanya

Kepada senja aku bertanya
Tentang makna kata sementara
Namun senja diam saja
Membisu hingga gulita tiba

Kembali aku bertanya
Jawabannya masih sama
Bergeming dalam hening

Senja berlari
Menuju pekat

Sunyi

Sepi

Senja berlalu
Tinggalkan cerita

Tentang keindahan sekejap
Pun kebahagiaan sesaat
Serupa kehidupan dunia

Hadir sesaat dalam keindahan
Singgah sejenak dalam kesementaraan
Perlahan pergi meninggalkan kenangan
Pun segala bernama kebaikan

Diktum Puisi Darik

Berikut ini adalah aturan yang bisa digunakan sebagai acuan dalam penulisan puisi darik.

  • Puisi Darik terdiri dari sepuluh baris atau kelipatannya yang terbagi menjadi empat bait atau kelipatannya;
  • Setiap bait memiliki jumlah kata dan baris yang sama dengan berpedoman pada format kunci yang telah ditentukan;
  • Format kunci jumlah kata setiap bait adalah 4444 – 333 – 22 – 1. Merujuk pada format tersebut artinya bait pertama terdiri dari empat baris yang masing-masing terdiri dari empat kata. Demikian seterusnya hingga bait keempat terdiri dari satu baris yang terdiri dari satu kata;
  • Format kunci bisa dimodifikasi menyesuaikan jumlah larik atau baris dalam puisi dengan tetap memperhatikan estetika penulisan dan format kunci Puisi Darik. Penulis bebas memodifikasinya menjadi 4444 – 333 – 22 – 1 – 1 – 22 – 333 – 4444. Bisa juga memodifikasi menjadi 1 – 22 – 333 – 4444 – 1 – 22 – 333 – 4444. Atau bisa juga mencoba memodifikasi bentuk lain dengan tetap memegang teguh format kunci;
  • Puisi Darik memberikan kebebasan kepada penulis untuk mengeksplorasi berbagai tema puisi.

Setelah membaca beberapa karyanya saya pun mencoba membuat beberapa darik. Walau mungkin banyak kesalahan, namun saya merasakan ada kemudahan menuangkan ide misalnya sehabis ikut webinar tentang AKM kemarin. Saya pun menuangkannya dalam bentuk darik seperti berikut :

Oleh . Hariyanto.  6 Februari 2021

AKM

.

Malam ini

Belajar AKM

.

Semangat Guru Nusantara

Mereguk Ilmu semua

Webinar Ajang bersama

.

Tidak diragukan semangat Guru

Sabtu malam-malam tetap belajar

Demi kemajuan siswa tersayang

Agar merdeka belajar berkreasi

.

AKM sungguh strategi hebat

Mengantar siswa dalam bakatnya

Dalam nalarnya berbudi mulia

Belajar berkreasi sepanjang hayatnya

.

Berharap siswa kritis

Berharap siswa kreatif

Berliterasi dan numerasi

.

Sambutlah Zamannya

Pembelajaran terkini

.

AKM

Kini saya mencoba meyakini Darik media pembawa pesan moral yang praktis untuk pembelajaran. Karena begitu ada nilai yang bisa disampaikan ternyata mudah dialirkan dalam bait dan baris puisi yang terpola. Sehingga kelihatan bangunan fisiknya jadi indah.

Inilah coretan terbaru saya pada Senin, 15 Februari 2021

Literasi

#

Literasi

Bukan Bacatulisnya

Lebih manfaatnya

Membaca selalu biasa

Membaca  masih mengeja

Karena masih  luarnya

Aliterasi itu masalah intinya

Orang yang bisa membaca

Malas suntuk minat membacanya

@

Literasi

Seribu Tantangan

Seribu Bebannya

Budaya lesan dulunya

Budaya baca ditinggalkan

Membaca jadi sekedar

Semangat berburu ilmu dikejar

Bukan  inti hanya judulnya

Tinggalkan fakta berwujud hoax

Sisakan api sekam perpecahan

#

Literasi

Harus dieja

Minta diwujud

Agar melindas kebodohan

Mengembang  pecahkan pikiran

Meyakinkan martabat literasi

Haruslah literasi itu diwajibkan

Merajut baca tulis menyatukan

Mengikat erat ilmu peradaban

Menulisnya berantas akal jumud.

 

Demikian Puisi Darik pun hadir sebagai salah satu hasil kreativitas, yang tentu akan bebas berjalan sesuai alurnya. Apakah darik akan diterima oleh khalayak ramai nantinya, yang jelas dengan model baru akan menemukan jalannya. Intinya adalah karya ini menurut pendapat pribadi adalah sebuah karya puisi yang mudah untuk dijadikan media pembelajaran berisi moral bahkan materi tertentu. Seperti bentuk patidusa, pola kalimat dengan susunan tertentu akan membuat puisi ini indah dilihat. Indah dilihat dan bisa dijadikan untuk pembelajaran itulah membuat darik menemukan jati dirinya. Semoga bermafaat.

Untulk mengenal darik dan profil penemunya dapat dilihat di webnya : https://eigendomo.com/tentang-bianglala/

 

 

Blitar, 15 Februari 2021

Oleh Hariyanto-Blitar

NPA PGRI 13170300445

Tinggalkan Balasan

1 komentar