Harry Kane pencetak gol kemenangan Tottenham 3-2 atas City di Etihad (Foto Skysports).
Pep Guardiola harus kembali membenahi tim asuhannya ketika The Citizen harus mengakui keunggulan tamu mereka dari London dalam drama 5 gol di Etihad, Minggu (20/2/22) dini hari WIB. Manchester City kalah 2-3 dari Tottenham Hotspur.
BACA JUGA : Mohamed Salah Kandidat Peraih Sepatu Emas Liga Premier, Kemana Cristiano Ronaldo?
Dengan kekalahan dramatis ini posisi Manchester City dalam klasemen sementara hanya berjarak 6 poin saja dari Liverpool yang pada laga mereka ke-25 berhasil menang 3-1 atas Norwich City di Anfield.
Manchester City masih dipuncak klasemen memiliki 63 poin dengan 26 laga sudah dimainkan. Posisi kedua adalah Liverpool memiliki 57 poin dengan 25 laga, menyisakan satu laga tunda.
Jarak pengumpulan poin mereka semakin tipis hanya 3 poin jika Liverpool memenangkan laga tunda sehingga sama-sama telah menjalani 26 laga.
Sungguh kekalahan di Etihad malam itu membuat City harus kehilangan 3 poin penting. Bagi Pep Guardiola harus menjadi catatan untuk melakukan rotasi skuadnya menghadapi laga-laga di depan.
Ini juga adalah momen Manchester City mengalami kekalahan liga pertama mereka sejak Oktober 2021 lalu, ketika mereka kalah 2-0 dari Crystal Palace.
BACA JUGA : Manchester City Percaya Diri dan Liverpool Mengintip Peluang.
Pada laga malam itu sosok yang menjadi malapetaka bagi tuan rumah Manchester City adalah Harry Kane. Striker Timnas England ini menunjukkan kepada Manchester City apa yang mereka lewatkan dengan dua gol sensasionalnya.
Tottenham telah mengejutkan pemuncak klasemen Liga Premier dengan skor dramatis 3-2 dalam duel yang sangat mendebarkan dimana gol demi gol terjadi saling susul menyusul.
Selain Kane, pemain Spurs yang luar biasa malam itu adalah Dejan Kulusevski. Dialah yang membuka gol untuk Spurs ketika laga baru saja berlangsung 4 menit memanfaatkan umpan Son Heung min. Gol cepat ini sangat berharga dalam kemenangan Spurs.
Catatan penting untuk penampilan Son Heung min pada semua kompetisi untuk Tottenham. Son sejauh ini terlibat langsung dalam 10 gol dalam 15 penampilan melawan City yaitu tujuh gol dan tiga assist.
Ilkay Gundogan berhasil menyamakan kedudukan dengan golnya yang dicetak 29 menit kemudian. Gundogan mencetak gol ketika Hugo Lloris gagal menahan umpan Raheem Sterling saat mendapat tekanan dari Kevin De Bruyne.
Namun kembali Spurs unggul melalui kaki Kane ketika babak kedua baru berlangsung 14 menit. Memanfaatkan asis Son Heung min, Kane mencetak gol keunggulan 2-1 untuk skuadnya.
Terjadilah drama pada injury time ketika Riyad Mahrez berhasil menyamakan kedudukan 2-2 melalui tendangan penalti pada menit 90+2. Hampir semua orang menyangkan laga ini akan berakhir imbang. Penalti diberikan wasit akibat Romero hands ball.
Namun hanya 3 menit kemudian setelah gol Mahres, sundulan Harry Kane membungkam semua pendukung City di Etihad. Memanfaatkan bola silang dari Dejan Kulusevski, Harry Kane menyundul bola menembus gawang Ederson.
Gol pada injury time ini adalah gol kemenangan Kane untuk Tottenham pada menit ke-94, adalah gol kemenangan terakhir yang dicetak melawan City di Liga Inggris sejak Michael Owen untuk Manchester United pada September 2009 terjadi pada menit ke-95.
Usai laga tersebut, manajer Tottenham, Antonio Conte terlihat gembira dengan hasil ini, mengatakan kepada Skysports (20/2/22) :
“Itu pasti pertandingan yang emosional, itu adalah pertandingan yang mengasyikkan,” kata Conte. “Kami memainkan permainan yang bagus. Kami mengikuti sebuah rencana.
“Manchester City akan mempertahankan penguasaan bola selama 65 hingga 70 menit untuk pertandingan jadi kami harus bagus secara taktik. Tetapi bahkan ketika bertahan, pikiran pertama kami harus menyerang.
“Kami menciptakan peluang dan mencetak gol bagus melawan tim yang fantastis. Kemenangan ini akan memberi kami lebih banyak kepercayaan diri. Tidak mudah bermain melawan Manchester City setelah tiga kekalahan berturut-turut.”
Manchester City memang menguasai bola hingga 71,5 persen, 21 peluang tembakan walaupun hanya 4 tembakan tepat sasaran. Bandingkan Tottenham hanya memiliki 6 peluang tembakan dan 5 tembakan diantaranya tepat sasaran. Sangat efektif dan cerdas.
Conte telah menerapkan taktik menunggu dengan memperkokoh lini pertahanan mereka dengan formasi 3 bek tengah. Jika diserang maka dua full back mereka turun memperkuat pertahanan dengan formasi 5 bek.
Serangan balik dilakukan dengan memanfaatkan kecepatan Son Heung min dari sisi sayap dan ketajaman Harry Kane di area penalti lawan. Selamat kepada Antonio Conte dan Tottenham, tapi perjalanan masih jauh sudah menunggu laga-laga di depan.
Salam bola @hensa.