Kakek tadi yang ternyata adalah kakek buyutku, memberikan isyarat dengan perintah dia berkata.
“anakku tunjukkan siapa dirimu,kamu adalah seorang laki-laki,maka haram bagimu untuk mundur dari medan pertempuran,tidak usah takut dan ragu gunakan semua yang kami titipkan sejak kau lahir,saat inilah kau bisa mengetahuinya dan di duniamu nanti pertarungan-pertarungan yang lebih dahsyat akan banyak kau temui, kau cukup berniat minta lah semua senjata, ilmu,ajian dengan yang maha kuasa insyaAllah yang kau inginkan akan kau dapatkan. Karena di dalam dirimu sudah ada semua inti mustika,inti ajian,inti senjata,maka gunakanlah”
Di seberang meja sana aku melihat 7 orang lelaki berbadan kekar dan berpakaian hitam dalam hati aku bertanya mereka kah yang akan menjadi lawanku” hmmmmm rasa gentar itu pasti ada”
Satu di antara 7 lelaki tersebut berdiri dan berjalan ketengah gelanggang aku pun bergerak maju pula,laki-laki ini tidak memakai senjata apapun jadi aku merasa agak tenang.
“yah paling nanti aku bonyok dipukulin dia”.
Sampai di tengah gelanggang kami bertemu dan bersalaman lalu kami mundur 3 langkah ke belakang,aku melihat laki-laki itu sudah memasang kuda-kuda dengan gaya silat melayu,sesuai kata kakekku tadi mintalah semua kepada Allah, aku pun memejamkan mata berdoa agar di berikan karomah kemampuan ilmu yang sama dengan lawanku.
Sontak tangan dan badan ku bergerak sendiri pertarunganpun terjadi yang semula aku tidak bisa apa di sini aku menjadi seorang pendekar dunia persilatan,pertarungan dengan tangan kosong ini berlangsung lama jurus demi jurus sudah dikeluarkan sampai pada akhirnya aku mendapatkan sebuah celah untuk membuang serangan dan langsung memfokuskan pukulan tangan kananku kedada lawan ku,dan benarlah laki-laki itu langsung berteriak dan tiba-tiba melompat keluar dari gelanggang anehnya yang kulihat kenapa orang itu dari belakang terlihat seperti seeokor harimau belang sumatera dan langsung menghilang ke belakang rumah masuk ke hutan.
Belum sempat aku berfikir panjang tiba-tiba dua lelaki yang masih duduk di kursi tadi sudah bearada di hadapanku,tanpa banyak bicara mereka langsung menyerangku,keduanya memakai senjata berupa tombak dan cemeti,ada niat untuk berlari dari gelanggang tersebut tapi aku teringat pesan kakekku tadi, haram hukumnya berlari dari medan pertempuran.
Tanpa sempat berdoa aku langsung di serang bertubi-tubi tapi anehnya semua serangan itu bisa aku tepis dan sesekali melemparkan tendangan kearah mereka,aku berfikir tidak mungkin menang jika aku tidak mempunyai senjata,dan tiba-tiba kakiku menginjak sebuah benda keras,sempat kulihat ternyata itu adalah sebuah tongkat yang kepalanya berbentuk kepala burung garuda.
Tanpa pikir aku langsung mengambil tongkat itu,setelah tongkat itu ada ditangan aku merasakan hawa aneh dingin menyelubungi tangan sampai kebahuku, dan gerakanku seperti gerakan seekor burung elang yang sedang menari,loncat sana sini sambil mengelakkan serangan lawanku,benar saja satu lawan ku telak terkena pukulan tongkatku langsung berteriak dan lari keluar gelanggang.
Belum lama aku juga mendapatkan sela untuk menyapu kaki lawan yang satunya lagi,ia terjatuh dan belakangnya kupukul dengan tongkatku kejadian serupapun terjadi dia langsung berubah wujud menjadi seekor harimau sumatera dan melompat keluar gelanggang atau arena.
Belum lagi sempat aku mengambil nafas tiba-tiba keempat lelaki yang tersisa sudah mengepungku dengan posisi 2-1-2 berubi-tubi mereka menyerangku kali ini mereka semua bergerak seperti mengeluarkan jurus masing-masing ada yang bertingkah seperti macan,ada yang seperti monyet,ada yang seperti ular,dan satu lagi bertingkah seperti seekor belalang concorang.
Dalam hati aku menggerutu ini adalah pertarungan yang tidak adil 4 lawan 1,aku melihat ke arah kakekku dan dia hanya tersenyum,hanya dengan satu senjata tongkat mungkinkah aku bisa mengalahkan mereka? ya Allah berilah hamba tambahan kekuatan untuk bertarung disini ya Allah,itu do’aku dalam hati.
Dan tiba-tiba belakangku seperti menyentuh bersandar pada seseorang,wangi ya..bau wangi bunga yang tercium di hidungku aku sempat menoleh tapi wajah yang bersandar padaku tidak bisa aku lihat karena wajah kami saling membelakangi,tapi dengan aroma wangi tersebut dia adalah seorang wanita,dan dalam fikiranku siapa dia dan dari warna pakaianya aku berharap itu wanita yang tadi mengikuti kami kesungai,agh….nantilah yang penting ini adalah jawaban do’a ku untuk memenangkan pertarungan ini.
Lama pertarungan terjadi sekarang 2 lawan 4 ya lumayan pikirku ada tambahan kekuatan,dengan senjata tongkatku dan wanita tadi bersenjatakan sebuah selendang,selendang itu menari kesana kemari memecut lawannya,dan akhirnya kamipun memenagkan pertarungan ini, hal yang sama pun terjadi dengan lawan kami.
Aku baru bisa melihat wajah perempuan yang bertarung bersamaku,ternyata benarlah dia yang ada di dalam fikiranku. setelah saling tatap sebentar perempuan itu langsung menarik tanganku kearah depan rumah,dan diikuti kakekku dari belakang.
Kemudian kami dipersilahkan naik kerumah tinggi tersebut,semua yang ada di situ tersenyum,berbisik sesama mereka ntah apa yang mereka bisikan akupun tak tahu, sampai di dalam rumah aku disuruh kakekku masuk kesebuah ruangan,dan anehnya hanya aku dan perempuan tadi yang namanyapun aku belum tahu di suruh masuk,sedikit terbayang “ hmmm….. jangan-jangan ada tempat tidur di ruangan itu”
Setelah masuk ternyata di ruangan itu jauh dari yang kubayangkan di sana ada seperangkat sesajen tumpeng nasi kuning,bertutupkan seekor ayam,ada mangkuk pembakaran kemenyan,sarana makan sirih lengkap,kain putih dan lainnya. Tiba-tiba perempuan tadi membuka suara
“duduk di depan jambar (sejenis tumpeng) dang”
” busyeet…. suaranya merdu dan manja sekali”
Aku turuti saja kata-kanya dan duduk bersila di depan tumpeng itu,aku menoleh ke belakang ternyata perempuan tadi pun sudah melakukan hal yang sama,dia bersilah dan matanya terpejam seperti sedang bersemedi “hmmm…cantik sekali dia ini,siapakah dia?”
“agh….aku jadi bingung mau ngapain,dari tadi hanya ada perintah doang”..tidak ada kesempatan untuk bertanya, baiklah…aku juga melakukan hal yang sama yaitu bersemedi….!
Aku tak tahu apa yang mesti aku baca waktu bersemedi,jadi aku berdoa saja agar minta di beri petunjuk kepada Tuhan Maha Esa.
“ya Allah mohon diberikan petunjuk apa bila ini adalah kehendak Engkau maka aku terima karena Engkau,tapi jika ini bukan hal yang benar aku tidak terima karena Engkau”
Belum lama habis kulafaskan do’a tiba-tiba badanku terasa dingin sekali,tubuhku bergetar berbagai fenomena yang kualami.
Aku beristighfar berulang-ulang,aku teringat dengan semua dosa-dosa yang pernah aku lakukan mulai dosa yang paling kecil sampai yang paling besar,saat mencuri mangga tetangga waktu kecil sampai dosa menzolimi orang lain waktu dewasa.
Tak kuasa menahan tangis penyesalan, air mata mengucur deras tanpa kuasa kutahan, sungguh pemandangan yang menakutkan laksana melihat sebuah film layar tancap,dan pemeran antagonisnya adalah aku.
“Yaa..Allah begitu banyak dosa yang telah aku lakukan,begitu banyak orang yang telah aku zholimi”
Kalbuku terus beristigfar seiring dengan gejolak pengakuan dosaku malu,takut,menyesal,merasa hina dan durhaka kepada sang Penciptaku rasa ini membuat dada sesak entah bagaimana aku menebus semua dosa ini.
Kurasakan suasana hening, pandanganku gelap berputar-putar,perut terasa mual dan tiba-tiba buaarrrr….hoaaakkk..aku memuntahkan isi perutku,kulihat yang keluar cairan hitam bercampur darah,berbau yang sangat tidak sedap,berkali-kali muntahan cairan itu keluar sampai terasa semua isi perutku sudah benar-habis dan kosong.
Aku kembali memperbaiki duduk sila ku,kali ini terasa sangat tenang,tubuhku terasa ringan,sesaat aku melihat titik cahaya di kejauahan,semakin lama semakin dekat kepada mataku cahaya putih di depanku,cahaya itu bulat sebesar bola pingpong semakin lama semakin besar dan akhirnya menjadi sebesar bola kasti. setelah jarak kira-kira satu jengkal dengan mataku cahaya itu berhenti dan membelah menjadi dua bagian cahaya berdampingan.
Tanpa kedipan mata kupandangi cahaya itu,anehnya di dalam cahaya itu muncul tulisan beraksara arab yang berlafaskan Allah dan yang satu berlafaskan Muhammad cahaya itu mulai bergerak mengelilingi kepalaku,berputar perlahan sehingga suasana menjadi terang di kamar itu,dua cahaya itu kemudian menyatu lagi menjadi satu pas di atas kepalaku,kemudian muncullah lafas-lafas ”
Bismillahirrahmanirrahim,Laailahailallaah,muhamammad rasul Allah,lalu berterbangan lafas-lafas Asmaulhusnah” lafas-lafas itu bergerak menjauhiku sambil berputar-putar di sekelilingku.
Lafas-lafas itu satu persatu bergerak menuju ke arahku dengan sangat cepat dan satu persatu menghantam kearah tubuhku,hantaman demi hantaman menerjangku,seolah ada sesuatu yang masuk menembus badanku,berbagai warna cahaya kuning,biru,putih,merah semua masuk kedalam badanku sampai jantung ku terasa sangat sesak,tapi aku tidak berdiri dan tidak berani membuka mataku,lama hal itu terjadi sampai akhirnya semua lafas Asmaulhusnah itu habis dan sudah masuk ketubuhku smuanya,cahaya di kamar itupun sudah kembali remang dan gelap. sudah selesaikah pikirku… hantaman ke tubuhku sudah berhenti yang terasa hanya hawa sejuk di sekitarku.
Aku membuka mataku karena ku anggap semediku sudah selesai,aku ingat ada wanita di belakangku tadi aku langsung menoleh ternyata wanita itu sudah tidak ada di belakangku, yang ada di bekas tempat duduknya hanya sebuah cupu seperti guci kecil dan setangkai bunga mawar berwarna pink,di dalam gucinya ada sebuah batu yang berwarna pink juga. Lalu ku ambil cupu dan bunga mawar itu dan aku langsung keluar dari kamar sendirian.
Kulihat kakeku sedang mengobrol di ruangan depan rumah,aku langsung menghampirinya aku menunjukkan apa yang aku bawa dari kamar tadi,kakekku pun tersenyum,semua yang ada disitu tersenyum,lalu aku dan kakekku berpamitan kepada semua yang ada di sana,kami menuruni tangga rumah dan semua orang yang ada dihalaman tadi menyalamiku,laki dan perempuan tua muda,semua menyalamiku,tapi tetap tidak ada kata-kata yang keluar dari mulut mereka.
Kami melangkah keluar kampung itu, sesekali aku menoleh kebelakang,sempat kakek menegurku.
“tidak usah kawatir dia ikut bersama kamu nanti dia yang akan terus mendampingi pada setiap kegiatan kamu setelah ini”
“tjiaaahhh…ternyata kakekku tau kalau aku masih mengingat perempuan tadi”
Kuberanikan bertanya pada kakekku”kek dia namanya siapa kek?,”tanya aja sendiri” kata kakekku,gimana caranya kek dia kan ga ada disini,kata siapa dia ada di dalam cupu yang kamu pegang itu,sekarang kamu coba panggil dan tanya, kata kakek ku,terus aku coba panggil dan bertanya.
“assalamualaikum maaf mau nanya kamu namanya siapa? terdengar seperti berbisik di telingaku “Seruni” kek namanya seruni kataku, la iya jawabnya. Nanti seperti itulah cara kamu memanggil dia kata kakek, insyaAllah dia akan muncul di depanmu,iya kek jawabku.
Lama kami berjalan dan berbagai pertanyaan yang kutanyakan pada kakek,aku cukup puas dengan jawaban kakekku, sampai di tepi desa kakek berkata.
“Anakku kakek hanya sampai di sini mengantarmu,gunakan semua yang ada didiri kamu untuk kebajikan dan hanya tujuan untuk beribadah kepada yang maha pencipta,dan hindari pertempuran dengan orang yang memakai senjata yang terbuat dari bambu kuning.
“Baik kek” jawabku. Setelah itu aku berjalan sendiri ketengah hutan keluar dari kampung tadi,hutan ini terasa gelap,semakin kedalam semakin gelap,dan tiba-tiba ada yang menabrak ku braaak…aku terjatuh dan terduduk terasa pingsan,dan setelah sadar aku membuka mataku kudapati aku masih dalam keadaan duduk berzikir sambil memegang tasbih di tangan kananku,aku langsung berdiri menyalakan lampu listrik kamar,kulihat di tangan kiriku ternyata ada sebuah cupu dari perjalanku tadi.
Salam rahayu