Artikel Lomba Blog Guru
Hari : Sabtu
Tanggal : 20 Februari 2021
Nama : Juni Hidayati, S.Pd
Unit Sekolah: SMPN 2 Gemuh
LEBIH DEKAT DENGAN AKM DAN AN
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim menerbitkan Permendikbud 43 Tahun 2019 tentang Penyelenggaraan Ujian yang diselenggarakan oleh Satuan Pendidikan dan Ujian Nasional. Permendikbud baru ini memiliki latar belakang pokok yaitu bahwa pertama, sistem pendidikan harus mendorong tumbuhnya praktik pembelajaran yang menumbuhkan daya nalar dan karakter siswa secara utuh. Kedua, satuan pendidikan seharusnya diberikan keleluasaan untuk berinovasi dalam menciptakan lingkungan belajar yang berpihak pada siswa untuk mendorong praktik pembelajaran yang menumbuhkan daya nalar dan karakter siswa secara utuh. Ketiga pengaturan mengenai penilaian hasil belajar oleh satuan pendidikan dan penilaian hasil belajar oleh Pemerintah Pusat belum dapat mengakomodir kebutuhan hukum di masyarakat.
Berdasarkan surat dari Direktoran Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan nomor 6735/BI.B5/GT/2020 tentang Pemberitahuan Peluncuran Program Guru Belajar Seri Asesmen Kompetensi Minimum (AKM) tanggal 21 Desember 2020. Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan telah mengembangkan Program Guru Belajar Seri Asesmen Kompetensi Minimum (AKM) yang dirancang bagi guru dan tenaga kepandidikan untuk dapat meningkatkan kompetensi berdasarkan literasi dan numerasi sehingga mendorong perbaikan mutu pembelajaran.
Komponen AKM adalah literasi membaca dan numerasi. Tidak membahas mata pelajaran secara khusus. AKM seluruhnya menggunakan komputer secara online. Bentuk soal pilihan ganda, pilihan ganda komplek, menjodohkan, isian singkat, dan esai. Level literasi membaca ada 3, konten, kognitif, dan konteks. Literasi membaca tidak sekedar membaca, namun merupakan alat berpikir kritis atau berpikir tingkat tinggi. Guru harus bisa membuat soal yang HOTS. Dengan adanya bimtek AKM guru diharapkan senang menghadapi AKM. Guru-guru diberi kemerdekaan untuk memikirkan yang terbaik bagi siswa dengan tidak adanya target untuk mengejar nilai Ujian yang bagus. AKM supaya digunakan secara maksimal untuk mengembangkan karakter dan kompentensi. Kompetensi yang dikuasai oleh siswa tidak hanya AKM saja, justru banyak kompetensi yang penting dengan pembelajaran kinerja, projek, dan lain sebagainya. Diharapkan semua kemampuan siswa berkembang, baik kognitif, maupun non kognitif. Diharapkan siswa ketika lulus memiliki kompetensi yang siap terjun di masyarakat. Ada tiga kata kunci, berubah, tegakkan, dan bergerak. Berubah, semenjak episode kemerdekaan belajarn diluncurkan, arah baru pendidikan Indonesia adalah untuk berubah menjadi baik. Tegakkan martabat pendidik yang hanya mengejar nilai, jalankan prinsip-prinsip paedagogik. Bergerak mengajak rekan guru, kepala sekolah, pengawas, dan semua orang untuk mengikuti kegitan program guru belajar.
Asesmen Kompetensi Minimum (AKM) merupakan penilaian kompetensi mendasar yang diperlukan oleh semua murid untuk mampu mengembangkan kapasitas diri dan berpartisipasi positif pada masyarakat. Terdapat dua kompetensi mendasar yang diukur AKM: literasi membaca dan literasi matematika (numerasi). Baik pada literasi membaca dan numerasi, kompetensi yang dinilai mencakup ketrampilan berpikir logis-sistematis, ketrampilan bernalar menggunakan konsep serta pengetahuan yang telah dipelajari, serta ketrampilan memilah serta mengolah informasi. AKM menyajikan masalah-masalah dengan beragam konteks yang diharapkan mampu diselesaikan oleh murid menggunakan kompetensi literasi membaca dan numerasi yang dimilikinya. AKM dimaksudkan untuk mengukur kompetensi secara mendalam, tidak sekedar penguasaan konten.
Literasi membaca didefinisikan sebagai kemampuan untuk memahami, menggunakan, mengevaluasi, merefleksikan berbagai berbagai jenis teks tertulis untuk mengembangkan kapasitas individu sebagai warga Indonesia dan wargadunai untuk dapatberkontribusi secara produktif kepada masyarakat.
Numerasi adalah kemampuan berpikir menggunakan konsep, prosedur, fakta, dan alat matematika untuk menyelesaikan masalah sehari-hari pada berbagai jenis konteks yang relevan untuk individu sebagai warga Indonesia dan warga dunia
- Asesmen Nasional (AN)
Asesmen Nasional adalah pemetaan mutu pendidikan pada seluruh sekolah, madrasah, dan program kesetaraan jenjang dasar dan menengah. Ada tiga tujuan utama dari asesmen nasional, yaitu:
- Mendorong guru mengembangkan kompetensi kognitif yang mendasar sekaligus karakter murid secara utuh.
- Menunjukkan apa yang seharusnya menjai tujuan utama sekolah, yakni pengembangan kompetensi dan karakter murid
- Memberi gambaran tentang karakteristik esensial sekolah yang efektif untuk mencapai tujuan tersebut.
Asesmen Nasional (AN) akan menjadi cermin untuk melakukan refleksi dan mempercepat perbaikan mutu pendidikan Indonesia. Peserta dalam pelaksanaan Asesmen Nasional (AN) akan dipilih secara acak dengan jumlah maksimal 30 murid SD/MI. 45 murid SMP/MTs, serta 45 murid SMA/SMK/MA di satuan pendidikan. Sementara responden satuan pendidikan kesetaraan ialah semua warga belajar yang terdaftar sebagai peserta ujian kesetaraan Paket A/Ula-kelas 6, Paket B/Wustha-kelas 9, serta Paket/Ulya-kelas 12.
Ada 3 instrumen yang dinilai dalam Asesmen Nasional, yaitu:
- Asesmen Kompetensi Minimum (AKM)
AKM terdiri dari literasi membaca dan numerasi. Literasi membaa adalah kemampuan untuk memahami, meggunakan, mengevaluasi, merefleksikan berbagai jenis teks untuk menyelesaikan maslaah, mengembangkan kapasitas individu, sebagai warga Indonesia dan warga dunia agar dapat berkontribusi secara produkstif di masyarakat
Numerasi merupakan kemampuan berpikir menggunakan konsep, prosedur, fakta, dan alat matematika untuk menyelesaikan masalah sehari-hari pada berbagai jenis konteks yang relevan untuk individu sebagai warga negara Indonesia dan dunia.
AKM diberikan dalam bentuk soal yang akan dikerjakan oleh murid. Ada lima bentuk soal dalam AKM, yaitu pilihan ganda, pilihan ganda kompleks, menjodohkan, isian singkat, dan uraian.
- Survey Karakter
Survey karakter dikerjakan oleh murid untuk mendapatkan informasi hasil belajar sosial-emosional
Survey karakter ini akan mengikur 6 aspek profil Pancasila, yaitu beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa serta berakhlak mulia, berkebhinekaan global, bergotong royong, mandiri, bernalar kritis, dan kreatif
- Survey Lingkungan Belajar
Survey lingkungan belajar dikerjakan oleh murid, guru, dan kepala sekolah untuk mengukur kualitas berbagai aspek input dan proses belajar mengajar di sekolah.
Survey lingkungan belajar mengumpulkan informasi tentang kualitas prose pembeljaran dan iklim yang menunjang pembelajaran.
Waktu pengerjaan Asesmen Nasional. Setiap peserta asesmen nasional akan mengerjakan dua jenis tes serta dua survey, yaitu tes literasi membaca, tes numerasi, survey karakter, dan survey lingkungan belajar.
Tes survey tersebut akan dikerjakan selama 2 hari dengan rincian sebagai berikut:
- Jenjang SD/MI dan Paket A/ULA
Hari 1: Tes literasi (75 menit) dan survey karakter (20 menit)
Hari 2: Tes Numerasi (75 menit) dan survey lingkungan belajar (20 menit)
- Jenjang SMP/MTs dan Paket B/Wustha serta jenjang SMA/SMK/MA dan Paket C
Ulya
Hari 1: Tes Literasi (90 menit) dan survey karakter (30 menit)
Hari 2: Tes Numerasi (90 menit) dan survey lingkungan belajar (30 menit)
Asesmen Nasional 2021 dilakukan sebagai pemetaan dasar (baseline) dari kualitas pendidikan yang nyata di lapangan, sehingga tidak ada konsekuensi bagi sekolah dan murid.
Kemdikbud juga akan membantu sekolah dan dinas pendidikan dengan cara menyediakan laporan hasil asesmen yang menjelaskan profik kekuatan dan area perbaikan tiap sekolah dan daerah.
Asesmen Nasional tidak memerlukan persiapan khusus, seperti bimbel yang berpotensi membuat siswa menjadi stress dan menjadi beban psikologis tersendiri. Tidak perlu cemas, karena AN itu:
- Tidak menentukan kelulusan
- Tidak diberikan di akhir jenjang
- Hasilnya tidak memuat nilai secara individu
- Hasilnya diharpkan jadi dasar perbaikan pembelajaran
- Hasl AN 2021 akan digunakan sebagai data baseline, tidak untuk menilai kinerja satuan pendidikan ataupun wilayah