Cerpe 6 Bagian 1

Terbaru7 Dilihat

Menulis PGRI

 

February 12, 2021

Menunggumu Bersama Burung Bangau

Oleh: Lili Suriade, S.Pd

 Pak Tardi menyapaku dengan senyum khasnya ketika kami baru saja hendak pulang dari sekolah.

“Apa bu Linda sudah siap berangkat?” tanyanya kemudian.

“Insya Allah, siap pak.” Jawabku mantap.

“Jangan lupa bawa jaket dan masker ya.” Ungkapnya kemudian sambil berlalu meninggalkanku yang masih menghidupkan sepeda motorku.

Aku merasa tersanjung dengan pesan pak Tardi barusan. Seorang kepala sekolah muda yang sangat tampan tiba-tiba memberikan perhatian kepadaku. Namun aku pun tak ingin terlalu baper, aku tahu itu bukanlah perhatian khusus, mungkin saja itu hanya sekedar ungkapan basa-basi.

Sebagai guru mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti,  aku sangat menjunjung tinggi nilai-nilai islam. Mulai dari penampilan, tutur kata hingga pergaulan sangat ku perhatikan. Aku sangat berhati-hati dalam segala hal. Apalagi aku mengajar di SMA, tentulah siswaku sudah lebih dewasa, makanya aku harus bisa jadi tauladan bagi mereka. Dan diantara teman-teman sesama guru, aku menyadari bahwa seharusnya aku juga memiliki karakter yang lebih baik terutama di bidang agama.

Namun, akhir-akhir ini aku sering terbawa perasaan ketika pak Tardi, kepala sekolah ku  seringkali memberikan kepercayaan untuk memegang jabatan ini dan itu kepadaku. Padahal menurutku banyak kok guru lain yang lebih pantas mendapatkannya.

Beberapa hari yang lalu kami mengadakan rapat dinas. Dalam rapat tersebut terselip pembicaraan tentang agenda sekolah yang tertunda karena situasi Covid 19, salah satunya kegiatan Study Tour majelis guru ke pulau Mande. Akhirnya diputuskan bahwa kami akan berangkat nanti malam ke Pulau Mande,  salah satu destinasi wisata yang tengah viral di Sumatera Barat saat ini.

Mobil Pariwisata berhenti tepat di depan rumahku. Aku yang dari tadi menunggu, langsung bergegas masuk ke dalam bus tersebut. Beberapa teman kulihat sudah berada di sana, ada yang asik bernyanyi, berselvie dan ada pula yang asik bercerita.

Aku melihat ke kursi bagian depan, ternyata masih kosong. Aku berharap bisa duduk di kursi bagian depan berdampingan dengan pak Tardi, kepala sekolah kami.

Sejak awal kami sudah sepakat untuk pergi study tour tanpa membawa keluarga. “Masing-masing guru hanya dapat satu jatah kursi. Dilarang membawa keluarga kali ini karna kita lebih memfokuskan kekeluargaan di sekolah.” Ungkap miss Tirta, sebagai ketua panitia dalam kegiatan kali ini.

Entah kenapa, hatiku begitu bahagia mendengar peraturan ini. Aku benar-benar mengagumi kepala sekolahku yang masih muda dan kharismatik itu. Pak Tardi terkenal sangat baik, ia ramah pada siapa saja. Meski begitu di saat-saat tertentu dia juga bersikap tegas, terutama kepada siswa laki-laki. Meski aku tahu pak Tardi sudah memiliki istri dan satu anak laki-laki yang masih 5 tahun, tapi aku tetap mengaguminya. Aku rasa tidak salah jika kita mengagumi seseorang, asalkan kita tahu dengan batas.

Makanya dalam kegitan study tour kali ini aku lebih bersemangat. Aku berharap lebih banyak menghabiskan waktu bersama pak Tardi nantinya.

Ketika aku hendak memejamkan mata untuk tidur, tiba-tiba bus berhenti. Aku menoleh ke luar, ternyata kami sedang berada di depan rumah pak Tardi. Aku pun bersiap-siap untuk menyambut kedatangan pak Tardi. Aku benar-benar berharap, pak Tardi akan duduk di sebelahku. (Bersambung)

Sumpur kudus, 12 Februari 2021

 

Comments

 

 Powered by Blogger

Theme images by Michael Elkan

LILI SURIADE LOMBA PGRIVISIT PROFILE

Archive

Report Abuse

Tinggalkan Balasan