Menulis PGRI
BUNGA TERAKHIR (Bagian 2)
Oleh: Lili Suriade, S.Pd
Tiba-tiba bu Suta memanggil namanya.
“Reva..ayo kesini.”
“Baik Bu.” Revani berlari ke arah bu Seta.
“Ini dompet siapa?” Tanya bu Seta sambil memperlihatkan sebuah dompet kulit berwarna hitam pada Revani.
“Sepertinya ini dompet mas pembeli bunga tadi bu. Ibu ketemu dimana?”
“ di sini, di bawah bunga mawar ini.” Jawab bu Seta sambil menunjuk kea rah serumpun bunga mawar.
Revani mengamati dompet tersebut dengan seksama. Ia kemudian teringat pada pesan si pemilik dompet. Ia pun cepat-cepat menghubungi nomor HP yang tertera di kartu nama itu. Namun, beberapa kali di telpon, nomor tersebut tidak aktif.
Beberapa hari Revani bingung, tak tahu kemana akan mengembalikan dompet tersebut. Ia sudah mencoba bertanya kepada beberapa orang yang datang ke taman bunganya namun tak ada yang kenal dengan nama yang tertera di dalam beberapa kartu yang ada di dalam dompet tersebut. Revani makin bingung, apalagi saat ia memeriksa isi dompet tersebut, ternyata di sana tersimpan uang 3 juta rupiah, ditambah 1 ATM BANK BCA lengkap dengan nomor PIN yang tertulis di sudut ATM. Reva makin was-was menyimpan dompetnya.
Setahun kemudian, seorang cowok berpakaian agak kumal datang ke taman bunga Revani.
“Permisi..apa boleh saya minta bunga dik?” Tanya cowok tersebut.
“boleh, bapak mau yang mana?”
“saya mau mencari setangkai bunga yang harum, tidak berduri dan cantik warnanya.”
Mendengar jawaban laki-laki tersebut, Revani teringat pada kata-kata yang pernah dilontarkan lelaki pemilik dompet yang masih utuh disimpannya.
“Boleh saya tahu, ini bunga untuk siapa pak?” Tanya Revani lagi.
“Bunga ini untuk istri saya yang telah pergi menigngalkan saya.” Lelaki itu tampak sedih, lalu ia pun menceritakan kisah hidupnya kepada Revani.
“Semua bermula dari dompet saya yang hilang setahun yang lalu.” Ucapnya memulai cerita.
Revani makin terbelalak mendengarkan kisah sedih lelaki itu. Ternyata di dalam dompet yang disimpannya selama ini, tersimpan milyaran uang, kekayaan lelaki ini.
Ternyata lelaki ini pernah kehilangan dompetnya setahun yang lalu. Setelah itu, hidupnya jatuh miskin. Segala ATM dan surat-surat pentingnya ada di dalam dompet itu. Tak sanggup bertahan, akhirnya istrinya pun pergi meninggalkannya. Ia sempat stress, namun kemudian kembali mencoba bangkit dengan bekerja sebagai kuli bangunan. Revani merasa bersalah di dalam hatinya. Selama ini, ia telah menyimpan dompet itu. Dompet yang bukan milikknya, dompet yang tidak dia sangka akan memberi dampak yang sangat buruk pada pemiliknya. (Bersambung)
Comments
Theme images by Michael Elkan
LILI SURIADE LOMBA PGRIVISIT PROFILE