KMAB 27
Perjalanan Hidup
Mendampingi FLS2N
Oleh Lusia Wijiatun
Sumber:seekologo.com
Sejak peritiwa itu, Bu Tami semakin dipercaya untuk mendampingi siswa di berbagai ajang lomba. Seperti kali ini, Bu Tami beralih mendaping siswa dalam festival seni siswa sekolah. Bu Tami tidak lagi mendampingi mata pelajaran Matematika.
Ini kesempatan bu Tami mendampingi siswa di bidang seni. Dengan tekun Bu Tami melatih, siswa tersebut. Bu Tami berharap anak yang didampinginya memperoleh kesempatan untuk maju ke tingkat selanjutnya.
Meskipun Bu Tami tidak begitu pandai menyanyi, ia mengerti sedikit-sedikit teori tentang menyanyi. Karena Bu Tami sering ikut paduan suara di komunitasnya, maka rekan-rekan kerjanya menganggap bahwa bu Tami dapat melatih anak yang akan diikutkan untuk kegiatan lomba.
Nah, tanggung jawab harus dilaksanakan dengan baik, maka bu Tami membuat jadwal latihan khusus untuk persiapan lomba.
Karena ketekunan siswa yang dilatihnya dan kerjasama yang baik antar guru disekolah, Siswa yang didampingi oleh bu Tami mendapat peringkat hingga mencapai tingkat nasional.
Bu Tami mengantar, namun tidak mendampingi langsung karena ada petugas khusus yang ditunjuk dari provinsi. Meskipun begitu bu Tami tetap berangkat dengan biaya yang ditanggung dari sekolah.
Namun karena bu Tami baru saja mengalami musibah, maka bu Tami pulang lebih dulu. Sedangkan anak asuhnya bersama orang tuanya dan pendamping khusus.
Ya, saat itu Bu Tami baru saja kehilangan ibunya, Ibu yang sangat dicintainya baru satu minggu dipanggil Tuhan. Bu Tami masih merasa sedih, masih terngiang-ngiang seolah mendengarkan suara ibunya. Hal ini membuat Bu Tami kurang berkosentrasi dalam mendampingi siswanya.
Ibu yang sangat dikasihinya menginggal dalam usia 84 tahun. Kala itu ibunya mengalami sakit yang tidak begitu lama. Selama ini Bu Tami selau mengurus ibunya dengan baik. Tidak ada tanda-tanda akan pergi meninggalnya.
Walupun ibunya meninggal dihadapannya, ada rasa menyesal dihati Bu Tami. Karena sebelum ibunya meninggal Bu Tami sempat meninggalkanya selama tiga hari untuk melaksanakan tugas pelatihan di provinsi. Bu Tami mencari orang untuk menemani dan mengurus ibunya selam tiga hari itu.
Ketika bu Tami pulang ibunya masih sehat, dan sempat bercerita dengan baik. Dan ibunya yang biasanya tidak mau makan, hari itu makan dengan lahapnya. Bu Tami sangat senang. Ia mengira bahwa ibunya akan segera sembuh.
Namun dua hari kemudian, tanpa disangka dan diduga ibunya meninggalkannya untuk selama-lamanya. Semua adalah rencana Tuhan, Ibunya telah kembali ke pangkuan Bapa di Surga. Namun sebagai manusia yang lemah, wajar jugalah kalu bu Tami merasa sedih.
Hal itulah yang membuat Bu Tami pulang terlebih dahulu dengan persetujuan pihak pendamping khusus dari provinsi dan orang tua siswa. Maafkan Bu Tami ya anak-anak, Amel dan Edo, semoga kalian sukses.